Idul Fitri 2022
Tutorial Shalat Idul Fitri 2022 Sesuai Ajaran Nabi Muhammad SAW, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Ustadz Adi Hidayat menjabarkan tutorial shalat Idul Fitri sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
BANJARMASINPOST.CO.ID - Hari Raya Idul Fitri 2022 segera tiba, umat muslim dianjurkan melaksanakan shalat Idul Fitri. Ustadz Adi Hidayat menjabarkan tutorial shalat Idul Fitri sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW.
Shalat Idul Fitri adalah shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan saat Idul Fitri.
Umumnya pelaksanaan shalat Idul Fitri dilakukan di mesjid atau lapangan terbuka.
Bagaimana cara shalat Idul Fitri?
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, terdapat takbir tambahan dalam melakukan shalat ied fitri selain Takbiratul Ihram.
Baca juga: Jauh Berkurang, Estimasi Kuota Jemaah Haji 2022 untuk Kabupaten Batola Hanya 77 Orang
Baca juga: Resep Menu Sahur Ramadhan 2022, Aneka Pepes Ikan dan Ayam Menggugah Selera
"Takbir tambahan ini disebut Takbir zawaid, takbir tambahan ini di rakaat pertama jumlahnya tujuh, dan di rakaat kedua jumlahnya lima," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Ketika Takbiratul Ihram, tangan diangkat sejajar bahu bisa juga sejajar dengan daun telinga. Kemudian meletakkan tangan di dada, telapak tangan dilarang menyentuh siku karena dianggap sombong oleh Rasulullah SAW.
Setelah melakukan Takbiratul Ihram sebagai pembuka, dilanjutkan takbir tambahan sebanyak tujuh kali disertai menyebut Allahu Akbar.
Terdapat perbedaan pendapat para Mazhab tentang bacaan di sela-sela takbir tambahan. Imam Maliki menyatakan tak ada bacaan yang dilafalkan di sela takbir zawaid.
Tak senada, Imam Syafi'i mengajarkan bacaan takbir, tahmid, dan tasbih yang dapat dibaca di sela takbir tambahan.
"Boleh juga digabung langsung menjadi satu kalimat bacaan اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً, (Allahu AKbar Kabira walhamdulillahi katsira wasubhanallahi bukrataw waashila)," urainya.
Namun, dibaca atau tidak bacaan tersebut Ustadz Adi Hidayat menegaskan tak terpengaruh pada sah atau tidaknya shalat. Tanpa bacaan ataupun membaca kalimat takbir, tahmid, dan tasbih keduanya adalah benar.
Selanjutnya membaca doa iftitah, dan dilanjutkan taawudz dan membaca Surah Al-Fatihah.
"Kemudian membaca surah, surahnya bisa dipilih, namun kebiasaan Nabi SAW di rakaat pertama asalah surah KAAF atau Al-A'la. Adapun di rakaat keduakebiasaan Nabi SAW memilih satu di antara surah Al-Qamar atau Al-Ghosyiyah," terangnya.
Namun pembacaan surah ini dapat disesuaikan kondisi imam dan makmum, misalnya makmum sepuh tidak kuat menahan lama shalat atau imam tidak hafal bacaan surah yang panjang maka bisa diganti dengan alternatif surah lain yang lebih pendek.
Di antaranya surah Ad-Dhuha di rakaat pertama dan surah Al-Insyirah di rakaat kedua.
"Jika masih sulit surah Ad-Dhuha dan surah Al-Insyirah, bukan aib Anda memimpin dengan Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau An-Naas tidak ada masalah, namun kita pernah jadi kebanggan dengan memfungsikan keimaman untuk konteks spiritual dan akhirat," terangnya.
Selanjutnya dilakukan ruku' dan i'tidal secara tumaninah, namun tidak membaca doa qunut sesuai kesepakatan untuk shalat Idul Fitri.
"Rakaat kedua juga demikian sampai dengan salam. Bagi yang di lapangan atau mesjid dilanjutkan dengan khutbah sunnahnya untuk menyampaikan kegembiraan singkat dan padat. Nabi SAW memuji Allah, menyampaikan nasihat, mengingatkan orang-orang untuk meningkatkatkan taqwa kepada Allah, memotivasi orang-orang yang mau sedekah," pungkasnya.
Niat Shalat Idul Fitri
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا/مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan liidil fitri rok’ataini mustaqbilal qiblati adaan (imaman/makmuman) lillahi ta’ala
Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Fitri dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)