Selebrita
Akhirnya Maria Ozawa Buka Suara Soal Ditolak Datang ke Jakarta, Miyabi Putuskan Batalkan Gala Dinner
Heboh gegara Vicky Prasetyo, kini ramai jadi sorotan acara gala dinner dan meet & greet eks bintang film panas asal Jepang yakni Maria Ozawa Miyabi.
Penulis: Kristin Juli Saputri | Editor: Murhan
Rencana kedatangannya kali ini justru mendapat penolakan dari sejumlah pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
MUI menyebut acara 'Gala Dinner' bareng Miyabi tidak bermanfaat.
Karena itu MUI akan meminta kepada Pemprov DKI Jakarta untuk meninjau ulang acara tersebut.
"Gala dinner itu tidak akan meningkatkan pariwisatanya apalagi pendidikan. Enggak bermanfaat," ujar Ketua Bidang Infokom MUI DKI Jakarta Faiz Rafdi.
Status Maria Ozawa atau Miyabi yang masih menyandang gelar bintang film dewasa kata Faiz menjadi masalahnya.
Kata dia andai gelar artis film dewasa sudah dicabut atau dihilangkan kedatangan Miyabi ke Jakarta sah-sah saja.
"Kecuali misalnya dia menunjukkan taubatnya dan perubahannya. Dia mengecam apa yang pernah dia lakukan," kata dia.
Setali tiga uang dengan MUI, Novel Bakmumin juga menolak keras acara Gala Dinner tersebut.
Baca juga: Isyarat Nia Ramadhani Bakal Balik Dunia Hiburan Usai Rehabilitasi, Istri Ardi Bakrie Ucap Bismillah
Baca juga: Perbandingan Celine Evangelista Soal Ketampanan Marshel Widianto dengan Stefan William, Tak Percaya
Wasekjen Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) itu mengatakan mengundang Miyabi sama saja dengan mempromosikan kemaksiatan.
Tak cuma itu, gala dinner tersebut dinilainya sangat bertolak belakang dengan agama dan Pancasila.
"Mengundang Miyabi mengadakan acara khusus dengan mengundang untuk khalayak umum adalah promosi kemaksiatan dan kebejatan yang sangat jauh dari nilai-nilai agama dan Pancasila, serta budaya dan adat manapun," kata Novel melansir dari Tribunnews, Kamis (20/5/2022).
Selain menolak, Novel mengutuk keras atas eksploitasi bintang film dewasa melalui acara gala dinner tersebut.
Dia menilai, mengundang artis film dewasa seperti Miyabi dapat menimbulkan kegaduhan.
"Ini bisa menghancurkan nilai-nilai agama dan Pancasila, dan itu jelas tujuan liberalisme gaya baru," katanya.
Novel menilai mempertontonkan bintang film dewasa pada anak bangsa dapat menggeser akhlak dan moral anak muda.