Berita HST
VRI Kalsel Gelar Sharing Session Jurnalisme Kebencanaan dan Filantropi Sosial di Barabai
Jajaran VRI Kalsel adakan sharring seassion jurnalisme kebencanaan dan filantropi sosial di Balai Rakyat Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Penulis: Hanani | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Jajaran Vertical Rescue Indonesia (VRI) Regional Kalimantan Selatan menggelar sharing session kemanusiaan terkait wawasan jurnalisme kebencanaan dan filantropi sosial.
Berlangsungnya di Balai Rakyat Barabai, Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalsel, Sabtu (21/5/2022) sore.
Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kapasitas personel sebagai penyelamat di medan berbahaya agar memiliki berbagai keterampilan terkait hal tersebut.
Panitia menghadirkan dua narasumber, yaitu Rusmanadi, Pimred TABIRkota.com dengan berbagi wawasan jurnalisme kebencanaan, dan Retno Sulisetiyani, Manager Yayasan Ruang Pelita Kalimantan dengan filantropi sosial.
Koordinator VRI Kalsel, Eddy Supriatna, menjelaskan, ada 30 orang yang menjadi peserta. Mereka dari berbagai latar belakang, baik dari personel VRI maupun instansi, relawan dan masyarakat umum.
Baca juga: Aspirasi Warga Dusun Danau Canting HST Direalisasi, Mensos Kirim 79 Unit Solar Cell
Baca juga: BTalk - Ajarkan Pentingnya Toleransi Sejak Dini, Ini Saran Psikolog Kalsel Sukma Noor Akbar
"Kami membuka diri kepada siapapun untuk bergabung menambah wawasan penanganan kebencanaan," ucapnya.
Kemudian, Eddy menyebut, wawasan ini sangat penting dimiliki para personel Vertical Rescue Indonesia agar ketika bertugas di lapangan dapat memahami rambu-rambu yang boleh dilakukan. Serta, bisa mengembangkan gerakan sosial yang kebermanfaatannya lebih meluas.
Sementara itu, Rusmanadi menyampaikan, selain keterampilan penyelamatan, keterampilan jurnalistik tak kalah penting dimiliki para personel, yakni tulisan, foto, serta kaidah-kaidahnya.
"Pengetahuan kami bagikan dengan harapan para personel Vertical Rescue Indonesia bisa menjadi mata dan telinga masyarakat agar respon yang diberikan bisa lebih terarah. Juga bisa memberikan data dan fakta di lapangan agar kelanjutan penanganan sama-sama bisa dikawal, " katanya.
Dia mencontohkan, saat bencana banjir, banyak orang terjebak pada kejadian banjirnya saja. Sedangkan pemulihannya, justru tak terekspose. "Ini pekerjaan rumah kita bersama untuk mengevaluasinya," ungkapnya.
Baca juga: 10 SMA Terbaik di Kalsel Versi LTMPT, SMAN Banua Masuk Peringkat 22 dari 1.000 Sekolah di Indonesia
Baca juga: Banjir Rob di Banjarmasin, Pengamat Tata Kota Sarankan Pembangunan Berkonsep Water Front City
Baca juga: Kronologis Tewasnya Pengendara dalam Tabrakan di Banjarbaru yang Libatkan Sigra dan Xenia
Dengan pengawasan, penanganan bencana dapat lebih terarah dan mitigasi bencana dapat berjalan lebih maksimal, sehingga diharapkan bencana serupa tidak terjadi lagi.
Sementara itu, Retno Sulisetiyani mengingatkan tentang pentingnya memiliki wawasan filantropi sosial, yakni agar gerakan kepedulian dapat lebih meluas.
Dia pun membagikan terkait cara menyampaikan galang dana online dengan isu sosial yang patut diekspose dan perlu dibantu lebih lanjut.
Sedangkan hal yang terkait dengan gerakan Ekspedisi 1.000 jembatan gantung yang pernah dilakukan VRI Kalsel di Desa Alat Kabupaten HST pasca banjir besar Januari 2021, menurutnya, gerakan tersebut salah satu modal pendukung.
(Banjarmasinpost.co.id/Hanani)
