Berita HSU

Warga Kabupaten Hulu Sungai Utara Sugianor Membuat Kapal Pencacah Eceng Gondok

Warga Desa Jingah Bujur, Kecamatan Haur Gading, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Sugianor, membuat perahu pencacah eceng gondok di rawa-rawa.

Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/RENI KURNIAWATI
Perahu pencacah eceng gondok di rawa-rawa dan pembuatnya, Sugianor, warga Desa Jingah Bujur, Kecamatan Haur Gading, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (16/6/2022). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), memiliki kawasan rawa-rawa yang sangat luas dan seringkali dipenuhi oleh tanaman eceng gondok.

Eceng gondong memang juga menjadi bahan dasar untuk pembuatan kerajinan, warga biasa menyebutnya dengan ilung. 

Namun jika jumlahnya terlalu banyak maka bisa mengganggu warga yang ingin melakukan tanam atau mencari ikan di rawa-rawa tersebut.

Seperti yang terjadi di Desa Jingah Bujur, Kecamatan Haur Gading, Kabupaten HSU, rawa-rawa sudah sekitar tiga tahun tidak bisa dimanfaatkan karena lahan rawa tertutup eceng gondok. 

Aparat desa sempat berupaya mengurangi jumlah eceng gondok menggunakan pestisida namun tidak maksimal.

Baca juga: Desa Jingah Bujur dan Haur Gading HSU Kerjasama Permodalan untuk Kapal Pencacah Eceng Gondok

Baca juga: Seorang Calon Haji dari Kabupaten Hulu Sungai Utara Tertunda Berangkat

Dan akhirnya, salah satu warga Desa Jingah Bujur, yakni Sugianor, memiliki inovasi dengan membuat kapal penghancur eceng gondok. 

Dia memiliki inovasi merancang pembuatan kapal terbuat dari plat besi yang dilengkapi dengan mesin dan baling-baling besi tajam untuk pencacah eceng gondok.

Cara kerjanya, saat mesin dinyalakan, baling-baling yang berada di depan kapal akan menambrak eceng gondok dan mencacahnya. 

Cacahan eceng gondok akan mengambang di permukaan rawa-rawa dan beberapa hari kemudian akan tenggelam karena membusuk.

"Eceng gondok atau iling yang membusuk akan tertumpuk di dasar rawa dan menjadi pupuk," ujarnya. 

Baca juga: Narkoba Kalsel, Kades Pekacangan Amuntai Utara HSU Kedapatan Nyabu di Kantor Bareng Seorang Honorer

Baca juga: Majelis Hakim PTUN Banjarmasin Tolak Permohonan Penundaan Eksekusi Pasar Batuah

Ide pembuatan kapal pencacah ini didapatnya saat melihat rawa-rawa yang tak bisa dimanfaatkan dan perlu ada upaya agar bisa dimanfaatkan kembali.

Diketahui, Sugianor yang bekerja sebagai tukang kayu dan tukang bangunan ini meniru konsep kerja mesin pemotong rumput. 

"Melihat cara kerja mesin pemotong rumput namun dibuat dengan skala yang lebih besar, baling balingnya membuat sendiri dengan modifikasi agar bisa kuat sehingga saat menabrak kayu tidak patah, terdapat dua baling baling besar di depan kapal," ungkapnya. 

Untuk pembuatan kapal, Sugianor merancang sendiri. Bahkan melakukan pengelasan sendiri. Hanya mesin yang beli. Selain itu, dirancang dan dibuat sendiri. 

"Dalam satu hari bisa membersihkan daerah rawa 1,5 hektar rawa-rawa yang tertutup eceng gondok," ujarnya. Memerlukan 25 liter solar dalam satu hari pemakaian. 

Baca juga: Penutupan MTQ di Mataraman Kabupaten Banjar Diwarnai House Music Menuai Kecaman

Baca juga: Beberapa Hari Sempat Nihil, Warga di Kabupaten Tanahlaut Kembali Terpapar Covid-19

Inovasi Sugianor ini juga menjadi pemenang lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) di tingkat Kabupaten HSU dan diikutkan menjadi peserta dalam lomba TTG tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.

(Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved