Idul Adha 2022

Panduan dan Niat Sholat Idul Adha 2022, Ustadz Abdul Somad Beberkan Beda dengan Idul Fitri

Simak panduan dan Niat Sholat Idul Adha menjelang Hari Raya Kurban 2022. Simak juga penjelasan Ustadz Abdul Somad soal beda dengan Shalat Idul Fitri.

Penulis: Mariana | Editor: Murhan
tribunjakarta.com
Pelaksanaan Sholat Idul Adha di Tangerang, 21 Agustus 2018. Simak Panduan dan Niat Sholat Idul Adha 2022. Ustadz Abdul Somad juga beberkan bedanya dengan Sholat Idul Fitri. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Simak panduan dan Niat Sholat Idul Adha menjelang Hari Raya Kurban 2022. Simak juga penjelasan Ustadz Abdul Somad soal beda dengan Shalat Idul Fitri.

Sebentar lagi, Hari Raya Idul Adha 1443 H tiba. Berdasarkan keputusan pemerintah, Idul Adha 2022 jatuh pada 10 Juli 2022.

Sebelumnya, simak dulu panduan untuk melaksanakan Shalat Ied menjelang Idul Adha 2022 itu.

Diketahui, Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban disebut pula Hari Raya Haji dirayakan setiap tanggal 10 Zulhijah dalam kalender hijriyah.

Baca juga: Ada Jadwal dan Niat Puasa Arafah, Simak Ustadz Adi Hidayat Soal Shaum Jelang Idul Adha 2022

Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Idul Adha 1443 H, Kirim Kata Mutiara Hari Raya Kurban 2022

Berdasarkan penetapan pemerintah melalui sidang isbat, Hari Raya Idul Adha 2022 jatuh pada Minggu (10/7/2022).

Shalat Idul Adha adalah salat sunnah dua rakaat yang dianjurkan untuk dikerjakan umat Islam saat Idul Adha.

Merujuk pada tradisi atau kebiasaan orang Indonesia, shalat Idul Adha digelar pada saat matahari terbit atau sekitar pukul 07.00 waktu setempat.

Salat Idul Adha disyariatkan dilakukan secara berjamaah. Tempat yang lebih afdhol untuk melaksanakan shalat Idul Adha adalah di tanah lapang, kecuali jika ada uzur seperti hujan.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan saat memasuki malam Idul Adha, maka sejak adzan subuh hingga khotib naik mimbar disunnahkan untuk tidak makan terlebih dahulu.

"Inilah perbedaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, dimana ketika ingin shalat Idul Fitri disunnahkan makan terlebih dahulu baru shalat ied, sedangkan Idul Adha tak makan apa-apa, balik shalat barulah makan," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ninda Fazriah.

Hal tersebut bermakna kesempurnaan puasa sunnah 1-10 Zulhijah, yang mana di hari kesepuluh hanya menahan hingga selesai shalat ied.

Pendakwah yang karab disapa UAS turut menerangkan pentingnya mengetahui ilmu fiqih dalam melakukan kurban, yang mana menjadi salah satu sunnah di Hari Raya Idul Adha.

Pada 10 Zulhijah bertepatan Hari Raya Idul Adha, amalan yang bagus adalah menumpahkan darah hewan kurban, yakni darah hewan ternak yang dijadikan kurban untuk disembelih.

"Jangan diperturutkan hawa nafsu kita, tak pandai motong, latihan tak mau, ilmu tak ada, mau sembelih juga karena mau ikut sunnah, rupanya tak tahan melihat darah, mata berkunang, sapi tak mati, orangnya pingsan. Inilah pentingnya belajar agama, meskipun hal kecil tapi bisa berdampak luar biasa," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube WANCANX.

Sunnah lainnya yakni setelah menyembelih, maka ambil hatinya dan dimakan. Inilah yang paling afdhol.

Banyak yang ragu ketika ingin memakan daging hewan kurban sembelihan sendiri, hal inin justru diperintahkan Allah SWT.

Ia menambahkan, itulah yang makanan pertama yang afdhol dimakan di tanggal 10 Zulhijah. Namun, makan tersebut dilakukan setelah selesai shalat Idul Adha.

Di Hari Raya Idul Adha, selepas subuh disunnahkan tak makan, pergi ke mesjid shalat ied, selepas shalat pulang dan menyembelih hewan kurban, makanan pertama yang dimakan adalah hati hewan kurban tersebut.

Sunnah-sunnah lainnya berdasarkan ajaran Nabi Muhammad SAW, bagi yang ingin berkurban dilarang untuk mencukur bulu atau rambut yang ada di badan dan menggunting kuku.

Larangan tersebut berlaku pada 1-10 Zulhijah dan dihukumi sunnah atau tidak wajib.

"Hal tersebut bertujuan semacam terapi yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, dari tanggal 1-0 Zulhijah semua rambut dan kuku panjang, pada pagi harinya tanggal 10 semua dicukur dan digunting, maka akan memunculkan semangat baru," paparnya.

Hal ini adalah semacam terapi yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, sunnah-sunnah hendaknya dilakukan karena untuk membangkitkan semangat hidup.

UAS menyerukan pentingnya mengetahui ilmu dan sunnah-sunnah dalam berkurban agar mendapat pahala berlipat an dosa-dosa diampuni.

Dalam memotong hewan kurban, harus tahu ilmu dan dasarnya, jika merasa tak kompeten maka sebaiknya dilakukan orang lain yang mahir.

"Sebelum darah hewan kurban jatuh menetes ke tanah, meski hanya dua detik, ampunan Allah lebih cepat dari itu. Karena saat memotong itu kita sedang menumpahkan dosa-dosa kita," tukas Ustadz Abdul Somad.

Berikut tata cara shalat Idul Adha dikutip Banjarmasinpost.co.id dari Tribunnews.com:

1. Sebelum salat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.

2. Salat dimulai dengan menyeru "ash-shalâta jâmi‘ah", tanpa azan dan iqamah.

3. Memulai dengan niat shalat Idul Adha

Niat Shalat Idul Adha Sendiri

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta’aalaa

Artinya:

"Aku berniat salat sunah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala."

Niat Shalat Idul Adha Berjemaah

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati (makmuman/imaaman) lillaahi ta’aalaa

Artinya:

"Aku berniat salat sunah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala."

4. Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan.

Lalu membaca doa iftitah

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .

“Allaahu akbaru Kabiraa Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin.

Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.”

Artinya: Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang.

Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.

5. Membaca takbir sebanyak tujuh kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ

SubhanalLah wal-hamdu lil-Lah wa la ilaha ilal-Lahu wal-lahu Akbar

Artinya: Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya. Tiada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar.

6. Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

7. Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti sholat biasa.

8. Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak lima kali sambil mengangkat tangan.

Di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam) dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ

SubhanalLah wal-hamdu lil-Lah wa la ilaha ilal-Lahu wal-lahu Akbar

Artinya: Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya. Tiada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar.

9. Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

10. Ruku, sujud, dan seterusnya hingga salam.

11. Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Adha.

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved