Berita Banjarbaru

Pasien ODGJ Sembuh Banyak Tak Dijemput, RSJ Sambang Lihum Minta Kabupaten Punya Rumah Singgah

Pasien gangguan jiwa yang sudah sembuh di RSJ Sambang Lihum banyak tak dijemput. RSJ meminta Pemerintah Kabupaten punya rumah singgah

Penulis: Milna Sari | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/milna sari
Salah satu pasien gangguan jiwa RSJ Sambang Lihum yang sudah sembuh memamerkan hasil karyanya gelang plastik, Selasa (26/7/2022). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Penanganan pasien gangguan jiwa yang sudah sembuh di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum dianggap sudah terlalu membebani APBD provinsi Kalsel.

Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dirujuk ke RSJ Sambang Lihum oleh kabupaten banyak yang tak tertangani pemerintah kabupaten hingga selesai. Akibatnya banyak pasien yang sudah sembuh tak dijemput oleh si pengantar.

"Yang sudah sembuh, di ruang transit atau ruang bagi pasien yang sudah sembuh ada sekitar 50 orang, mereka ini sudah ada di RSJ berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun," ungkap Direktur RSJ Sambang Lihum, Anna Martiana Selasa (26/7/2022) usai forum konsultasi publik kemitraan RSJ dengan pemerintah kabupaten kota di Kalsel di RSJ Sambang Lihum.

Sementara BPJS dan jaminan pengobatan dari Kemenkes kata Anna hanya hingga pasien dinyatakan sembuh oleh dokter.

Baca juga: Diamankan Saat Berkeliaran di Sekitar SDN Batulicin 1, Sidik Jari ODGJ Ini Tidak Terlacak Sistem  

Baca juga: Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tangani 78 ODGJ di Sejumlah Kecamatan

Akibatnya pasien harus terus diirawat oleh RSJ hingga pasien benar-benar mandiri untuk dilepas di masyarakat.

"Pasien yang ada di sini, ada yang tidak punya keluarga, ada yang keluarganya tidak mau menerima lagi, ada juga yang memang keluarga tidak mampu, pengobatan biasanya melalui BPJS, atau kami usahakan dapat diganti oleh Kemenkes, jika tidak terpaksa dari anggaran RSJ, tapi untuk konsumsi pasien dan penanganan rehabilitasi setelah sembuh harus dari kami," jelasnya.

Akibatnya beberapa rencana rehabilitasi bangunan dan sarana lain di RSJ terpaksa ditunda dikerjakan dengan prioritas untuk kebutuhan sehari-hari pasien.

Anna meminta agar pemerintah kabupaten bisa menyiapkan rumah singgah atau melakukan kerjasama dan pengganggaran untuk penanganan ODGJ yang sudah dirujuk ke RSJ Sambang Lihum.

"Bukan setelah di antar ke RSJ, lepas tanggung jawab begitu saja, karena kita perlu bantuan dari pemerintah kabupaten untuk data-data pasien," katanya.

Saat ini daerah yang sudah melakukan kerjasama dengan penganggaran untuk penanganan ODGJ jelas Anna masih dari Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Tanahbumbu sementara daerah lainnya belum.

"Kami berharap ada sinergitas antara kabupaten dengan kami di RSJ dan Pemprov Kalsel sehingga anggaran pemeliharaan pasien tak selalu dibebankan ke Pemprov Kalsel," tambahnya.

Satu orang pasien gangguan jiwa yang sudah sembuh ujar Anna dalam sehari bisa menghabiskan anggaran sekitar Rp 100 ribu untuk makan dan lain-lain. Angka tersebut dikalikan dengan jumlah pasien yang sembuh yang belum dijemput ke daerah asalnya ada 50 orang.

Mengurangi besarnya biaya pemeliharaan pasien yang sudah sembuh ujar Anna pihaknya memberikan pelatihan kerajinan tangan dan keterampilan usaha bagi pasien yang sudah sembuh. Dengan itu pasien bisa mendapatkan uang dari usahanya sendiri.

"Barang hasil karya mereka biasanya kami pamerkan dan dijual di berbagai acara di kawasan RSJ Sambang Lihum," tambah Anna.

Baca juga: Pemuda Diduga ODGJ Tusuk Ipar Hingga Tewas di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Salah satu pasien yang sudah sembuh (S) asal Hulu Sungai Tengah mengatakan sudah bertahun-tahun tinggal di RSJ Sambang Lihum. Ia sendiri masih memiliki keluarga namun keluarganya tak lagi menerimanya.

"Saya ingin bisa kembali ke masyarakat, berwirausaha sendiri berjualan hasil kerajinan," ujar S yang kini jadi perajin gelang plastik ini. (Banjarmasinpost.co.id / Milna Sari)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved