Selebrita
Dianggap Bulan Sial dan Kemalangan, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Keutamaan dan Hikmah Safar
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan keutamaan dan hikmah bulan safar. Bulan ini dipenuhui banyak mitos terkait kesialan dan kemalangan.
إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيْلِ هِىَ أَشَدُّ وَطْـًٔا وَأَقْوَمُ قِيلًا
Arab-Latin: Inna nāsyi`atal-laili hiya asyaddu waṭ`aw wa aqwamu qīlā
Artinya: Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
Berikutnya yang dapat diamalkan yakni memperbanyak puasa. Di antara fungsi puasa adalah memperbaiki perilaku yang tidak baik, dan membersihkan penyakit jiwa yang buruk.
Lalu memperbanyak istighfar dan bertaqorub kepada Allah SWT, khusunya di pnghujung malam menjelang waktu fajar atau disebut sahar.
Dan yang terakhir, memilih teman yang baik dan berkumpul dengan orang-orang shaleh.
Simak video selengkapnya: KLIK
Mitos Bulan Safar dalam Islam
Dalam khazanah Islam, bulan yang termasuk banyak peristiwa bersejarah terjadi adalah Safar. Safar adalah bulan kedua setelah bulan Muharram pada sistem penanggalan Hijriyah.
Meskipun Safar dikenal sebagai bulan keislaman, namun tak jarang terdapat berbagai kalangan yang salah dalam memaknai bulan tersebut. Bahkan terdapat anggapan bahwa Safar, dapat mendatangkan suatu kesialan.
Masyarakat Arab jahiliyyah dulu, mempercayai Safar sebagai bulan penuh kesialan, kemalangan dan hal-hal buruk lainnya.
Mereka percaya bahwa pada bulan tersebut, akan datang berbagai kemalangan yang dapat menimpa siapa saja. Kepercayaan tersebut bahkan tetap ada sampai masa Rasulullah SAW.
Safar sendiri dalam bahasa Arab berarti “kosong”, makna ini merujuk pada kebiasaan masyarakat Arab dulu yang terbiasa berpergian meninggalkan rumah untuk mengumpulkan makanan ataupun untuk keperluan perang.
Akan tetapi sebagian orang Arab dulu mengartikan Safar juga sebagai sejenis penyakit dalam perut, berbentuk ulat besar yang mematikan. Karena kepercayaan itu pulalah orang Arab dulu menganggap Safar sebagai bulan sial atau bulan nahas.
Melansir situs MUI yang mengutip dari buku karangan H A Zahri berjudul “Pokok-Pokok Akidah yang Benar”, kepercayaan bahwa Safar mendatangkan kesialan dapat disebut juga sebagai jenis khurafat atau mitos.