Religi

Ritual Cegah Bala di Bulan Safar, Buya Yahya Tegaskan Tak Bersumber dari Hadist Nabi Muhammad SAW

Buya Yahya beri klarifikasi ritual khusus di Bulan Safar mencegah bala atau musibah tidak bersumber dari hadist Nabi Muhammad SAW

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
capture kanal youtube Al-Bahjah TV
Buya Yahya beri klarifikasi bahwa ritual khusus Bulan Safar mencegah bala bukan dari hadist Nabi Muhammad SAW 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Buya Yahya menjelaskan atau mengklarifikasi ritual khusus di Bulan Safar untuk mencegah bala atau musibah.

Buya Yahya menegaskan amalan atau ritual itu tidak bersumber dari hadist Nabi Muhammad SAW.

Meski demikian, Buya Yahya yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah tak memungkiri adanya amalan yang beredar di kalangan masyarakat terkait Bulan Safar.

Karena itu Buya Yahya menyebut amalan semacam itu tidak wajib untuk dipercayai sebab tidak dianjurkan dalam Islam.

Baca juga: Berwudhu Bisa Jadi Amalan Penghapus Dosa, Buya Yahya Ingatkan Harus Sesuai Rukun dan Sunnahnya

Baca juga: Menikah di Bulan Safar Dianggap Bikin Sengsara, Buya Yahya Tegaskan Hal Ini

Diketahui, kini telah berada di Bulan Safar 1444 Hijriyah atau bulan kedua dalam sistem kalender Islam.

Pada tahun ini, jadwal 1 Safar bertepatan pada hari Senin (29/8/2022) kemarin.

Buya Yahya menegaskan ritual khusus yang kerapkali tersebar di bulan Safar adalah rebo wekasan bukan bersumber dari hadist Nabi SAW.

"Tidak boleh mengatakan itu dari Nabi SAW sama artinya dengan dusta, kalau memang ada seorang yang shaleh, alim, tidak tampak pada dirinya kemaksiatan kemudian mengucapkan amalan itu, mungkin bisa benar, tapi itu berupa ilham," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Ia menambahkan Allah memberikan ilham kepada seseorang yang kemudian diketahui dan diamalkan oleh orang tersebut.

Meski demikian, ilham yang dimaksud tidak wajib dipercayai. Kendati ilham wali sekalipun tak wajib diyakini.

"Namun bagi orang yang ingin mempercayai boleh, misalnya anjuran banyak membaca doa karena diyakini bakal ada musibah yang datang di suatu tempat," terangnya.

Baca juga: Niat danTata Cara Shalat Hajat, Ustadz Adi Hidayat Memohon Petunjuk Kepala Allah SWT

Baca juga: Bacaan Doa Memohon Keselamatan, Ustadz Khalid Basalamah Jelaskan Ampunan dan Rahmat Allah SWT

Terkait hal demikian hendaknya berhusnudzon atau berprasangka baik yang mana hal itu adalah ilham dari para ulama di waktu tertentu bakal banyak musibah. Soal ini boleh dipercayai ataupun tidak.

Mengingkari hal demikian adalah tidak berbahaya bagi kaum muslim, yang berbahaya itu su'ul adzab kepada orang shaleh atau alim ulama.

"Kalau ada amalan lainnya misal baca Yassin, baca doa, sedekah, agar ditolak dari bencana, itu amalan yang sah, tak hanya dibaca saat rebo wekasan, tapi setiap saat boleh dilakukan," urainya.

Selain itu, saat membaca surah Yassin boleh mengulang-ulang beberapa ayat, misalnya "Salaamun qoulam mirrobbirrohim" sebanyak tiga kali.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved