Rusuh di Stadion Kanjuruhan Malang
Sebelum Tragedi Arema vs Persebaya, Panpel Arema FC Sudah Minta Ini Tapi Ditolak PT LIB
Tragedi Arema vs Persebaya kerusuhan Kanjuruhan, sebelumnya Panpel Arema FC mengajukan perubahan jam kick off mengirim surat ke PT LIB namun ditolak
BANJARMASINPOST.CO.ID - Antusias penonton yang bakal datang untuk menyaksikan laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya Pekan 11 Liga 1 2022 pada Sabtu (1/10/2022) jauh hari sudah bisa di prediksi.
Oleh sebab itu pihak penyelenggara sempat meminta untuk perubahan waktu kick off.
Tapi rupanya pengajuan perubahan jam kick off pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang itu tak disetujui oleh PT LIB.
Tragedi Arema vs Persebaya, Kerusuhan Kanjuruhan pun terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, setelah peluit panjang mengakhiri laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Baca juga: Reaksi Ketua Umum PSSI Usai Rusuh Dilaga Arema FC vs Persebaya, 125 Aremania & 2 Polisi Meningggal
Baca juga: Awal Mula dan Pemicu Kerusuhan Laga Arema vs Persebaya, Aturan FIFA Soal Gas Air Mata Disorot
Suporter turun, mobil polisi terbakar, 127 orang meninggal dunia
Setelah para suporter yang kecewa turun ke lapangan, kericuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Laga Arema FC vs Persebaya yang termasuk dalam pekan ke-11 Liga 1 musim 2022-2023 itu berlangsung di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
Arema FC selaku tim tuan rumah mengakhiri laga bertajuk derbi Jawa Timur tersebut dengan kekalahan. Mereka takluk 2-3 dari Persebaya Surabaya.
Hasil ini menjadi sejarah bagi tim tamu, Persebaya Surabaya, yang untuk kali pertama menang atas Arema di Stadion Kanjuruhan setelah penantian 23 tahun.
Akibat kejadian ini, akun Twitter PSSI dihujat warganet pasca kejadian kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya
"Ya ini akibat kick off terlalu malam!
banyak aspek di rugikan ketika pertandingan di selenggarakan terlalu larut, apalagi pertandingan derby semoga PSSI dan sepakbola indonesia di sanksi FIFA atas kejadian ini," kata @padapenasaran_
Sebelumnya, Panpel Arema FC mengajukan perubahan jam kick off laga lawan Persebaya dengan mengirim surat pengajuan perubahan kepada PT LIB.
Baca juga: Tragedi Arema vs Persebaya Terancam Sanksi FIFA, Nasib Timnas Indonesia Tuan Rumah Event Dunia?
Baca juga: Jenazah Berjejer di IGD RS Wava Husada, Aremania Penuhi Rumah Sakit Cari Info Rekan Mereka
Panpel Arema meminta ada perubahan waktu kick off dari yang semula malam hari pukul 20.00 WIB agar bisa diganti ke sore hari pukul 15.30 WIB.
Namun menurut Ketua Panpel Arema, Abdul Haris pengajuan itu ditolak PT LIB.
“Iya kami mengajukan perubahan jam kick off, tapi tidak disetujui oleh PT LIB,” kata Abdul Haris Kepada SURYAMALANG.COM, Senin (26/9/2022) malam.
Haris mengatakan pihaknya mengajukan perubahan jam pertandingan dari malam hari ke sore hari karena atas dasar saran dari pihak kepolisian dan juga usulan dari Aremania, karena faktor keamanan.
Apalagi seperti diketahui rivalitas Arema dan juga Persebaya sangat tinggi, meskipun suporter Persebaya sudah dilarang datang ke Malang.
"Jawaban PT LIB kick off laga Arema vs Persebaya tetap pukul 20.00 WIB," jelasnya.
Di sisi lain, kekalahan terasa menyakitkan bagi kubu tuan rumah Arema FC.
Kekalahan dari Persebaya Surabaya juga menghadirkan rasa kecewa di tengah para pendukung Arema FC, Aremania.
Berdasarkan laporan jurnalis KOMPAS.com, ungkapan kekecewaan dari Aremania terdengar di sepanjang pertandingan.
Lalu, rasa kecewa itu memuncak setelah peluit panjang dibunyikan.
Setelah wasit meniup peluit panjang, para pemain tak punya banyak waktu untuk saling bersalaman sebagai bentuk penghormatan.
Pemain Persebaya Surabaya dilaporkan langsung berlari ke ruang ganti.
Sementara, para pemain Arema FC yang didampingi manajemen mendekati tribune Stadion Kanjuruhan untuk meminta maaf kepada suporter.
Namun, tak lama setelah itu, salah satu suporter menaiki pagar, masuk ke lapangan, kemudian disusul suporter lain.
Pada saat bersamaan, para pemain Arema FC bergegas masuk ke dalam ruang ganti.
Suporter turun, mobil polisi terbakar, 127 orang meninggal dunia
Setelah para suporter yang kecewa turun ke lapangan, kericuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Sejumlah kerusakan pun terjadi. Salah satu pegawai Dinas Kepemudaan dan Olahraga yang enggan disebutnya namanya, merinci kerusakan akibat kericuhan itu.
Beberapa kelengkapan stadion yang disebut mengalami kerusakan adalah videotron, pagar stadion, dan beberapa kursi.
"Ada banyak juga kerusakan yang lain, tapi belum tahu apa saja pastinya," ujarnya kepada jurnalis KOMPAS.com di lapangan.
Selain kelengkapan stadion, mobil milik kepolisian juga menjadi sasaran amuk suporter.
Menurut jurnalis Kompas TV, Hilda Nusantara, empat mobil kepolisian di area Stadion Kanjuruhan terbakar akibat kericuhan laga Arema FC vs Persebaya.
"Dapat dikonfirmasi bahwa mobil yang dibakar milik kepolisian. Ada empat mobil yang terbakar di area stadion," kata Hilda melaporkan dari Polres Malang seusai laga.
"Jumlah pasti belum bisa kami pastikan. Namun, informasi yang saya terima empat mobil polisi di lingkungan stadion terbakar," ujar Hilda pada pukul Minggu dini hari pukul 00.46 WIB.
Mobil K-9 dibalik oleh supporter Aremania dalam kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Dalam banyak video yang beredar, terlihat dua mobil kepolisian memang sudah terbakar dan terguling di area sentle ban Stadion Kanjuruhan.
Terdapat pula video yang menggambarkan mobil patroli polisi yang terparkir di luar Stadion Kanjuruhan juga dirusak oleh massa.
Adapun skuad Persebaya yang meninggalkan Stadion Kanjuruhan dengan kendaraan rantis juga menjadi sasaran lemparan suporter.
Situasi di dalam Stadion Kanjuruhan semakin kacau saat kericuhan terjadi. Terlebih lagi, setelah pihak keamanan menembak gas air mata ke bagian bawah pagar pembatas.
Nahasnya, asap gas air mata yang mereka lontarkan mengarah ke tribune dan mengepul di sisi selatan.
Asap tersebut disinyalir menjadi penyebab suporter sesak napas dan pingsan, bahkan memakan korban jiwa.
Adapun jumlah korban jiwa dari tragedi di Stadion Kanjuruhan ini mencapai 127 orang.
Ini diketahi berdasarkan laporan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam konferensi pers di Malang, Minggu (2/10/2022).
Pemain Arema FC ikut evakuasi korban
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, anggota tim Arema FC yang masih tertahan di dalam stadion ikut turun tangan membantu jalannya evakuasi.
Para pemain dan manajer tim, M Ali Rifki, ikut membopong para korban ke pinggir lapangan setelah suporter keluar dari stadion.
Beberapa pemain juga dilaporkan terlihat menggendong korban.
PSSI Hentikan Liga 1
PSSI selaku induk sepak bola Indonesia langsung mengambil sikap terkait insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Melalui Ketua Umum Mochamad Iriawan, PSSI menyatakan bahwa kompetisi Liga 1 2022-2023 dihentikan sementara.
Selain itu, PSSI juga memastikan Arema FC tidak akan lagi menjadi tuan rumah pada sisa kompetisi Liga 1 musim ini.
"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan," kata Mochamad Iriawan, dikutip dari laman resmi PSSI, Minggu (2/10/2022) dini hari WIB.
"Tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi ini," ujar Mochamad Iriawan.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tragedi Kanjuruhan Arema FC: 127 Korban Jiwa, Mobil Terbakar, Liga 1 Berhenti",
