Berita HST
Harga LPG 3 Kg Melambung, Komisi II DPRD HST Temukan Harga Berbeda dari Agen ke Pangkalan
Komisi II DPRD Hulu Sungai Tengah (HST) langsung turun ke lapangan menyikapi melambungnya harga elpiji 3 kilogram
Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Menyikapi melambungnya harga elpiji 3 kilogram bersubsidi yang membuat masyarakat kesulitan mendapat harga wajar, Komsi II DPRD Hulu Sungai Tengah (HST) langsung turun ke lapangan, Jumat (7/10/2022).
Tiga orang, yaitu Johar Arifin (Ketua Komisi), M Yazid Fahmi dan Supriadi dari Komisi 2 mendatangi pangkalan dan salah satu agen di Barabai.
Komisi 2 menggali informasi terkait penyebab mahalnya harga gas bersubsidi yang sampai ke masyarakat.
Juru bicara Komisi 2 Yazid Fahmi mengatakan, informasi beredar saat ini, kelangkaan dan mahalnya harga gas 3 kg tersebut akibat pasokan kurang dan sempat terjadi kekosongan.
“Itu informasi yang kami peroleh dari salah satu pangkalan secaratak sengaja saat membeli BBM di eceran,”kata Yazid.
Baca juga: Kedapatan Jual Gas Melon Lebihi HET, Pemilik Pangkalan Elpiji di Tabalong Jalani Proses Hukum
Baca juga: Harga Elpiji 3 KG Alami Lonjakan di Eceran, Disdag Tapin Sebut Ada Pengurangan Pasokan di Pangkalan
Baca juga: Harga LPG 3 Kilogram di HST Melambung, Wiwin Sempat Ditawari Harga Rp 50 ribu di Pangkalan
Konfirmasi pun dilakukan ke salah satu agen, yaitu PT Famindo Jaya Abadi di Jalan Muis Redhani Barabai.
Di agen tersebut, Komisi 2 mendapat penjelasan dari Purwadi, petugas setempat bahwa pasokan dari Pertamina selama ini lancar saja.
“Kami dipasok 560 tabung per bulan, 20 kali pengambilan. Jumlah pangkalan yang bekerjasama dengan kami 29 unit, tersebar di 8 kecamatan. Pendistribusian lancar saja,”kata Purwadi.
Sementara, saat mengunjungi Agen Antony di desa Banua Budi, tak ditemukan ada aktivitas, Bahkan kantornya di tumbuhi rumput liar.
Meski demikian diperoleh keterangan dari salah satu pangkalan di Jalan Sarigading, bahwa mereka mendapat pasokan dari agen tersebut, sehingga dipastikan agen tersebut masih aktif.
Yadiz Fahmi pun mengatakan, dari hasil penggalian informasi di lapangan, informasi adanya kekosongan pasokan di agen besar tak terjadi.
Dinamika ada opini kepanikan di situasi dimana saat ini masyarakat banyak yang menyelenggarakan maulid, kata Yazid memang membuat kebutuhan elpiji meningkat.
“Dinas Perdagangan pada situasi dimana ada moment seperti Maulid Nabi, bulan Ramadhan, Idul Fitri mestinya mengupayakan ada kouta lebih, sehingga kepanikan teratasi,”katanya.
Temuan lainnya saat di lapangan, jelas Yazid adanya harga berbeda dari agen ke pangkalan. Mestinya Rp 15.250 pertabung, faktanya pengakuan dari pihak pangkalan ada yang menerapkan harga Rp 15.500, Rp 16.000, Rp 18.500 hingga Rp 22.000.
Untuk itu, Komisi 2 menyatakan akan menelusuri mata rantai penyebab masyarakat kesulitan mendapatkan elpiji dengan harga wajar.
Baca juga: Harga LPG 3 KG di Banjarmasin Rp35 Ribu per Tabung, Warga Sorot Pembagian Kartu Kendali
