Berita Tabalong
Gunakan HP Sebagai Bahan Ajar, Guru di Haruai Tabalong Kalsel Bawa Kebun Binatang 3 Dimensi di Kelas
Deni Ranoptri Guru kelas 4 di SDN 1 Nawin Hilir menggunakan HP sebagai bahan ajar bagi siswanya
Penulis: Milna Sari | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, TABALONG - Handphone dan internet sudah tak bisa lagi dihindari, termasuk pada anak-anak.
Meski sering dianggap memberi dampak negatif bagi anak, namun di tangan guru peraih penghargaan tingkat nasional ini, media gadget dijadikan sebagai bahan ajar yang menyenangkan bagi murid dan membahagiakan bagi orangtua.
Ya, Deni Ranoptri, guru inovatif di bidang Informasi Teknologi (IT). Bukan datang dari kawasan pusat perkotaan atau pusat kabupaten, ia adalah guru dari daerah terpencil di Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan.
Guru kelas 4 di SDN 1 Nawin Hilir Kecamatan Haruai ini sudah memiliki puluhan media aplikasi pembelajaran bagi siswanya.
Baca juga: Pantau Pelaksanaan di Tiga Sekolah, Bupati Tabalong Sebut ANBK Mengukur Efektivitas Pembelajaran
Baca juga: Mahasiswi FISIP ULM Hasilkan Aplikasi Belajar untuk Murid PAUD
Mulai dari media aplikasi game berbasis website hingga teknologi informasi tiga dimensi.
Ia bahkan sudah pernah membawa kebun binatang tiga dimensi di kelasnya demi pembelajaran yang lebih maksimal.
Lulusan S2 Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Surabaya Jawa Timur ini hampir di setiap mata pelajarannya memiliki media pembelajaran berbasis IT.
"Handphone itu sudah tidak bisa dihindarkan lagi kan, saya bahkan sudah pernah melakukan survei ke orang tua siswa, berapa lama penggunaan hp oleh anak, ternyata rata-rata anak memakai hp empat hingga lima jam sehari," katanya Minggu (9/10/2022).
Karena hp adalah barang yang disukai anak-anak, maka dari itu ujar Deni ia berinisiatif untuk mengambil hal positif dari hp dengan memberikan media pembelajaran dari hp.
Mulai dari belajar berhitung dari aplikasi game menembak antariksa, belajar bahasa Indonesia dengan game memancing, belajar menjaga kebersihan dan memilah sampah dengan aplikasi pengumpul sampah dan banyak lagi.
Selain game, peraih penghargaan Duta Rumah Belajar ini juga membuat video pembelajaran di websitenya. Siswa nantinya akan menonton materi video pembelajaran untuk dapat memahami mata pelajaran tertentu.
"Pada thesis saya, saya pernah melakukan penelitian pembelajaran yang menggunakan media dengan tidak sangat jauh perbedaannya, kalau menggunakan media pemahaman siswa bisa di atas 90 persen bahkan siswa bisa lebih kreatif dengan mengembangkan pemahamannya, sedangkan yang tidak menggunakan media hanya 50 persen," papar warga Jalan Pahlawan Desa Halong RT Kecamatan Haruai ini.
Melalui media pembelajaran berbasis IT ujar Deni juga direspon baik oleh orangtua siswa.
Dimana kini anak-anak lebih banyak bermain game pembelajaran dan menonton video pembelajaran dibandingkan hanya main game murni.