KLB Polio
Kemenkes RI Tetapkan Kejadian Luar Biasa Polio, Empat Daerah Mendapatkan Pengecualian
Kemenkes RI telah menetapkan status KLB Polio di Indonesia. Sebanyak 30 wilayah masuk kategori risiko tinggi kasus Polio.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kemenkes RI telah menetapkan status KLB Polio di Indonesia. Sebanyak 30 wilayah masuk kategori risiko tinggi kasus Polio.
Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio ditetapkan seiring temuan kasus di Pidie Aceh.
Anak berusia 7 tahun tersebut diketahui belakangan memang tak mendapat imunisasi Polio.
Kementerian Kesehatan melaporkan 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota masuk kriteria beresiko tinggi KLB Polio.
Baca juga: Kuatkan Kualitas Pengawasan Partisipatif, Bawaslu Tanahlaut Gencar Sentuh Berbagai Kalangan
Baca juga: Kombes Turun Tangan Hubungi Ortu Korban Pemukulan di Parkiran PTIK, Yusna Kesal Dianggap Candaan
Ada empat provinsi dikecualikan dari kategori tersebut. Yaitu, Sumatera Selatan, Banten, Bali, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Indonesia Bebas Polio 2014
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, meski ditemukan hanya satu kasus, penetapan KLB dilakukan karena Indonesia sudah mendapatkan sertifikat eradikasi polio (Indonesia bebas Polio) tahun 2014.
"Karena Indonesia sudah nyatakan eradikasi tapi ternyata ada (muncul) virus polio liar apalagi virus (polio) tipe 2 yang dianggap sudah enggak ada lagi," kata Maxi dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Sabtu (19/11/2022).
Ia kemudian menjelaskan soal temuan di Pidie Aceh yang menimpa anak berusia 7 tahun.
Menurutnya, penderita polio tersebut belum menerima vaksinasi apapun sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tidak terpenuhi.
Baca juga: Agenda Hari Ini Muktamar Muhammadiyah 2022, Catat Jadwal Pemilihan Ketua Umum
Ia mengatakan, ada sejumlah alasan mengapa orangtua tidak memberikan anaknya vaksinasi Polio. Pertama, karena takut.
Selain itu, belum paham pentingnya vaksinasi polio untuk anak-anak.
"Ada juga karena adat di sana suaminya enggak mau kasih sebelum turun tanah atau (anak tersebut bisa) jalan, enggak boleh. Ada masalah keyakinan yang mengasuh juga belum paham tentang vaksinasi dan imunisasi," jelas Maxi.
Maxi juga menyebutkan, terjadi penurunan tingkat imunisasi dasar lengkap sejak dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan survei cepat yang dilakukan Kemenkes kepada 30 rumah tangga, sebanyak 30 anak dari 25 rumah tangga tidak mendapat vaksinasi IPV (inactive polio vaccine) untuk polio.
