KalselPedia : Fungsi Jembatan Putih Kuin Selatan Dahulu, Penunjang Mobilitas Ekonomi hingga Religi

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Jembatan Putih yang menghubungkan Kuin Selatan dengan Kuin Utara sudah berdiri sejak 200 tahun silam. 

Semasa penjajahan Belanda, jembatan Putih dibangun tidak hanya untuk menunjang akses mereka, namun juga untuk memperlancar mobilitas masyarakat sekitar. 

Dikatakan Mansyah Fadlun (72), tetua kampung Kuin Selatan, kawasan itu dulunya adalah wilayah kerajaan yang dipimipin Sultan Suriansyah. 

Perdagangan salah satunya berpusat di sana. Lantaran terpisah sungai, warga harus menyeberang menggunakan getek/jukung.

Baca juga: KalselPedia : Tertua di Banjarmasin, Ini Sejarah Jembatan Putih di Kuin Selatan

Baca juga: Kalselpedia : Nasi Itik Khas Gambut Haur Kuning, Ternyata Ini Menu Yang Paling Favorit 

Baca juga: KalselPedia - Penamaan Gedung Saraba Kawa Diambil dari Moto Kabupaten Tabalong, Ini Artinya

Dengan dibangunnya jembatan Putih ini, lanjut Mansyah, tentu sangat membantu masyarakat untuk beraktivitas, mulai dari berdagang, mengangkut hasil bumi, sampai melakukan kegiatan keagamaan.

"Dahulu di Kuin Selatan ini tidak ada masjid, satu-satunya yang ada adalah di Kuin Utara, Masjid Sultan Suriansyah itu. Semua kegiatan keagamaan Islam berpusat di sana, jadi dengan adanya jembatan Putih ini, sangat berguna bagi warga, yakni memangkas jarak tempuh mau ke masjid," jelas Mansyah. 

Jembatan Putih ini pun tetap bertahan hingga sekarang walau sudah ada jembatan baru yang menghubungkan kawasan Kuin Utara dan Kuin Selatan seperti jembatan Patih Masih (jembatan HKUN) dan Jembatan Pangeran (jembatan S Parman). (Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida)