Berita HSU
Pemilik Keramba di Pangkalaan Kabupaten HSU Waspada Jika Debit Air Sungai Naik
Warga di Panangkalaan, Kabupaten HSU, akan geser kerambanya jika debit air sungai naik karena bisa rusak terkena sampah terbawa arus.
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Saat debit air sungai naik hingga meluap, membuat pemelihara ikan berjaga-jaga agar keramba tidak rusak terkena sampah.
Hal itu yang diutarakan Salman, warga Desa Panangkalaan, Kecamatna Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa (6/12/2022).
Dia sudah bertahun tahun memelihara ikan menggunakan aliran air sungai. Selama banjir, pemelihara ikan menggeser keramba di tepi sungai agar tidak terkena sampah.
Keramba digeser ke pinggir sungai dan hal ini sering dilakukan saat debit air sungai naik terlalu tinggi.
Baca juga: Cerita Korban Penipuan Bermodus Chat Kurir di Banjarmasin, 35 Juta Raib dalam Sejam
Baca juga: Ditangkap Cabuli Anak Tiri, Ayah di Tanbu Kalsel Mengaku Lima Kali Beraksi Lakukan ini
Baca juga: Gegara Terus Menangis, Bocah 3 Tahun di Tanbu Kalsel Dianiaya Ibu Kandung hingga Meninggal
Biasanya, saat debit air sungai tinggi, sampah rumah tangga terseret arus dan kemudian menumpuk.
Lebih mengkhawatirkan, jika sampah batang pohon kayu atau bambu karena bisa merusak keramba.
"Sampah batang dan bambu yang terbawa arus sungai bisa merusak keramba. Apalagi jika sampah dalam ukuran besar dan banyak," ujar Salman, warga Panangkalaan, Kabupaten HSU, ini.
Namun saat ini, debit air sudah kembali normal sehingga bisa kembali memelihara ikan. Aliran sungai yang deras tidak membuat keramba tersumbat.
Baca juga: Gelapkan Uang Nasabah, Mantan Karyawan Bank BTPN Syariah Cabang Binuang Diamankan Polisi
Baca juga: Aksi Pencurian Mobil Dilaporkan, Polisi Selidiki Modus Gadai Rental Mobil
Baca juga: Robek Tas Pengunjung Tapin Expo 2022, Residivis Kasus Pencabulan Ini Beraksi Mencopet Handphone
Pernah beberapa waktu lalu, saat debit air sungai naik dan banjir, bercampur dengan lumpur, membuat keramba tertutup sehingga ikan kekurangan oksigen.
"Saat ini memelihara ikan jelawat. Perkiraan panen, enam bulan ke depan. Dijual ke Kalteng dan Kaltim, sudah memiliki langganan untuk membeli setiap kali panen ikan," pungkas Salman.
(Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)