Tahun Baru 2023
Doa Akhir dan Awal Tahun Sambut Tahun Baru 2023, Ceramah Buya Yahya dan Adi Hidayat soal Hukumnya
Tahun Baru 2023 tiba. Ada yang berdoa. Adakah Doa Awal Tahun dan Doa Akhir Tahun menurut Islam? Ini kata Buya Yahya dan Ustadz Adi Hidayat.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Tahun Baru 2023 akan tiba. Ada yang berdoa agar tahun depan lebih baik. Adakah Doa Awal Tahun dan Doa Akhir Tahun menurut Islam?
Terkait ini, ceramah Buya Yahya dan Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan termasuk renungan ketika akhir tahun.
Diketahui, sesaat lagi berganti tahun dari 2022 memasuki Tahun Baru 2023.
Umumnya beredar bacaan-bacaan doa akhir tahun dan awal tahun untuk dibaca sesuai dengan waktunya.
Baca juga: Link Twibbon Tahun Baru 2023, Referensi Bingkai Foto Terbaru Untuk Sambut Pergantian Tahun
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
"Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik.
Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm."
Artinya : Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu.
Sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu.
Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku.
Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu.
Janganlah pupuskan harapanku. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ
اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
"Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam."
Artinya : Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau. Ya Allah, Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan MU yang agung dan kedermawanan MU yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba. Kami mohon kepada MU pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, Serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada MU dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih.
Menanggapi adanya doa tersebut, Buya Yahya menjelaskan inovasi ibadah yang sudah ditentukan bentuknya tidak boleh dilakukan.
"Biarpun Anda jago senam, tidak boleh rukuk ditambah dengan gerakan yang ada senamnya, karena sudah ditentukan," papar Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Namun ada ibadah yang dari Allah dibebaskan mutlak tidak diikat, boleh pilih dari yang diperkenankan misalnya perbanyak dzikir.
Allah tidak membatasi waktu dzikir, sepanjang napasmu masih berhembus maka perbanyaklah dzikir, shalawat, ini yang termasuk jihad memperbanyak atau melakukan perintah Nabi SAW. Adapun waktunya tidak terbatas, bisa pagi, siang, dan malam.
"Kata Allah mintalah kepadaku akan aku kasih, ada dzikir yang diajarkan Nabi SAW baca, tapi Anda bisa berdzikir sesuai yang Anda ingin, untuk benahi sandal pun Anda boleh minta kepada Allah," jelas Buya Yahya.
Macam-macam doa yang dipanjatkan kepada Allah adalah bebas sesuai hajat, yang tidak boleh adalah doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW namun diganti atau diubah sesuai keinginan.
Misalnya Anda minta anak enam, atau ingin punya rumah, tidak ada larangan untuk berdoa apapun, karena doa bebas, segala kebaikan boleh Anda minta.
"Jadi berdoa sendiri tidak bid'ah, tidak semua doa harus dari lafadz Nabi SAW, memang sudah disepakati umat muslim yang berdoa sesuai lafadz Nabi SAW lebih bagus," terang Buya Yahya.
Umat muslim yang berdoa dengan makna yang benar maka tidak dilarang. Dari masa ke masa ulama membuat doa. Para sahabat Nabi SAW, Sayyidina Abubakar Ash-Shidiq, Sayyidina Umar Bin Khattab pernah berdoa yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Soal doa akhir tahun dan awal tahun, Buya Yahya menjelaskan boleh dibaca dan mengimbau jangan mudah menyebut bid'ah.
"Jika berbeda pendapat jangan mudah untuk mencaci sesama muslim, itu adalah permasalahan di dalam hatinya, yang membid'ahkan doa itu kami jamin tak terlepas dari doa tambahan di dalam hidupnya," ucap Buya Yahya.
Makna dari doa akhir dan awal tahun juga sah dan baik, boleh dibaca dan boleh juga dipanjatkan doa yang lainnya.
Doa-doa tersebut bukan dari Nabi Muhammad SAW, melainkan ditulis para ulama. Kaum muslimin pun boleh membuat doa asal maknanya benar.
"Tidak ada larangan membuat doa atau menyusun doa dari diri sendiri, yang tidak boleh adalah mengatakan doaku lebih bagus dari doa Nabi Muhammad SAW," pungkas Buya Yahya.
Hal yang Dilakukan di Akhir Tahun Menurut UAH
Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan amalan menjelang akhir tahun.
Sebagaimana awal dan pertengahan tahun, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan pentingnya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah dengan cara mengerjakan amal shaleh.
Hal ini dikatakan Ustadz Adi Hidayat juga telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dikala hari lahirnya atau pergantian tahun.
Sebagaimana diketahui, kalender masehi segera berganti memasuki tahun yang baru diawali masuk bulan Januari.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan kebiasaan Nabi Muhammad SAW melaksanakan amalan puasa pada saat hari lahir dan di akhir atau pergantian tahun.
"Kesan yang tertangkap agar umat muslim senantiasa bermuhasabah untuk mengoreksi diri sejauh mana dapat meningkatkan amal shaleh, sejauhmana membangun ketaatan dan bertaubat dari setiap maksiat yang dikerjakan," jelas Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Karena itulah sahabat Nabi Muhammad SAW membaca kesan ini dan menghadirkan doa-doa setiap berganti bulan bahkan tahun dikonfirmasi oleh sahabat Abdullah bin Hisyam.
Doa tersebut berbunyi:
اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ، وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ، وَالْإِسْلَامِ، وَرِضْوَانٍ مِنَ الرَّحْمَنِ، وَجَوَازٍ مِنَ الشَّيْطَانِ
Artinya: “Ya Allah, masukan kami ke dalamnya dengan aman, iman, selamat dan Islam. Mendapatkan ridho Allah dan dijauhkan dari gangguan syetan” (HR Thabrani, Al Hafizh Al Haitsamiy menilai Hasan).
Saat Allah menciptakan manusia dan memberikan misi khusus untuk memakmurkan bumi setiap tempat yang dipijak untuk beraktivitas, secara bersamaan Allah memerintahkan setiap aktivitas itu untuk kepentingan ibadah kepada Allah SWT.
Hal ini sebagaimana penegasan tercantum dalam Alquran Surah Az-Zariyat Ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya'budụn
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
"Dalam rangka menyukseskan misi dimaksud, Allah SWT memberikan waktu, kesempatan, kepada setiap hamba yang mengiringi aktivitas untuk mengkreasikannya menjadi perbuatan mulia, perilaku baik, dalam rangka beribadah kepada Allah SWT," terang Ustadz Adi Hidayat.
Perilaku atau perbuatan yang demikian disebut amal shaleh yakni setiap perbuatan yang dinilai baik oleh Allah, dapat hadir bila terpancar dari satu keyakinan yang kuat menghadirkan satu kolektivitas yang dinamakan iman.
Iman akan memberikan pancaran dari bagian tubuh terluar dari fisik manusia di saat berbuat atau berperilaku yang mulia.
"Dengan iman maka mata dibimbing untuk melihat hal-hal yang baik, lisan bertutur mulia, telinga mendengar hal yang mulia, demikian tangan hingga ujung kaki berkreasi kepada yang baik-baik berdasarkan pancaran iman," papar Ustadz Adi Hidayat.
Hal ini bermuara pada saling mengingatkan dalam kebenaran serta sabar dalam menjalaninya sebagaimana tercantum dalam Alquran Surah Al-‘Ashr ayat 1-3.
وَٱلْعَصْرِ
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
wal-‘aṣr. innal-insāna lafī khusr, illallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr.
Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)