Religi

Doa Buka Puasa Rajab Dibaca Kala Waktu Maghrib Tiba, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Landasan Hadistnya

Ustadz Adi Hidayat terangkan doa berbuka Puasa Rajab. Hari ini adalah hari pertama Rajab 1444 Hijriyah, bagi yang berpuasa ini doa buka puasa

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
tangkap layar kanal youtube Adi Hidayat Official
Ustadz Adi Hidayat terangkan doa berbuka puasa, bisa dibaca saat berbuka Puasa Rajab 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan doa berbuka Puasa Rajab bagi kaum muslimin.

Doa buka puasa tersebut, diterangkan Ustadz Adi Hidayat terdapat hadist shahih sebagai landasan dalilnya.

Makna doa buka puasa, Ustadz Adi Hidayat menuturkan di antaranya mengharapkan keridhaan Allah dan puasa tersebut dapat diterima.

Saat ini masuk hari pertama bulan Rajab 1444 Hijriyah, kaum muslimin dianjurkan melaksanakan puasa sunnah.

Kaum muslim yang melaksanakan puasa baik wajib maupun sunnah, menahan makan dan minum di siang hari, diakhiri berbuka pada petang hari atau terbenamnya fajar.

Baca juga: Cara Mencegah KDRT Diuraikan dalam Ceramah Ustadz Adi Hidayat, Ingatkan Titipan Allah SWT

Baca juga: Hikmah Amalan Istighfar, Ceramah Ustadz Abdul Somad Jelaskan Solusi dari Allah untuk Persoalan Hidup

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW doa berbuka puasa lebih tepat dibaca saat waktu adzan berkumandang atau waktu berbuka tiba.

"Kita ambil salah satu yang jarang diperdebatkan hadist riwayat At-Tirmidzi nomor hadist 2357 riwayat sahabat Ibnu Omar," terang Ustadz Adi Hidayat dikutp Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Hadist tersebut adalah sebagai berikut:

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

'Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah'

Artinya: "Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah (jika Allah menghendaki)."

Dari hadist tersebut terdapat dua pendapat tentang cara makan dan berdoa bagi umat muslim.

Ustadz Adi Hidayat menguraikan, pendapat pertama mengacu pada arti dari hadist tersebut telah hilang dahaga, maka dapat diartikan minum terlebih dahulu kemudian membaca doa.

"Pada hal ini ada yang mengamalkan baca bismillah dulu, minum, baru membaca doa tersebut, kemudian dilanjutkan dengan mencicipi kurma dan makan makanan lainnya," ujarnya.

Pendapat kedua doa itu dibaca ketika berbuka sebelum minum dan makan, sebagaimana hal ini sebagai jaminan ketenangan yang diberikan Allah SWT.

Meski ada dua pendapat, Ustadz Adi Hidayat mengatakan tak ada yang perlu dipertentangkan. Dibaca sebelum dan sesudah bukan suatu masalah, asalkan membaca doa.

Baca juga: Hukum Puasa Sunnah Namun Belum Qadha Puasa Ramadhan, Buya Yahya Beri Penjelasan

Baca juga: Amalan-amalan di Bulan Rajab, Simak Ceramah Ustadz Khalid Basalamah Berkenaan Bulan Mulia Ini

Doa tersebut dikatakan Ustadz Adi Hidayat adalah doa pengantar, sebab bagi umat Islam yang berpuasa hendaknya memperbanyak doa.

"Berdasarkan hadis shahih, ada tiga golongan yang sulit ditolak doanya, di antaranya pemimpin yang adil, dan orang yang berpuasa, saat berbuka adalah saat mustajab untuk berdoa," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Ada dua pahala yang didapat orang berpuasa yakni mengabulkan doa yang dimohonkan dan diberikan pahala puasa saat tiba di akhirat.

Saat berbuka, senantiasa memanjatkan permohonan keberkahan, kesehatan, dan keselamatan bagi diri sendiri dan keluarga.

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Artinya: "Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmat Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."

"Kalau dibahasa-arabkan kurang lebih Allaahummalakasumtu wabika amantu wa'aa rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin begitu maknanya," pungkas Ustadz Adi Hidayat.

Pada saat berbuka puasa, disunnahkan menyegerakannya sesuai hadist Nabi Muhammad SAW.

Keutamaan Menyegerakan Berbuka Puasa

1. Dicintai Allah Orang yang menyegerakan berbuka puasa dicintai Allah SWT.

Hal ini sesuai hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra.

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَقُولُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّ أَحَبَّ عِبَادِي إِلِيَّ أعجلُهم فِطْرًا".

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang bersabda: Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang yang paling Aku cintai di antara hamba-hamba-Ku ialah orang yang paling segera berbuka."

2. Berada dalam Kebaikan Keutamaan kedua menyegerakan berbuka puasa yakni orang tersebut  berada dalam kebaikan.

Dalam hadits diriwayatkan dari Sahl ibnu Sa'd As-Sa'idi r.a., disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

"لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ"

Artinya: Orang-orang masih tetap dalam keadaan baik selagi mereka menyegerakan berbuka. (Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim).

3. Sunnah Nabi SAW Keutamaan berikut menyegerakan berbuka puasa yakni mengikuti sunnah Rasulullah SAW meski hanya dengan minum air.

Dari Anas RA. Berkata bahwa Rasulullah SAW berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat. Bila tidak ada maka dengan kurma. Bila tidak ada maka dengan minum air. (HR Abu Daud, Hakim dan Tirmizy)

Kesimpulan dari hadist di atas, melambatkan puasa termasuk boleh dilakukan namun sebaiknya dihindari jika tanpa sebab. Karena melambatkan buka puasa membuat pelakunya menjadi rugi yakni tidak dicintai Allah SWT, berada dalam keburukan, dan tidak mengikuti sunnah Nabi SAW.

Tonton Videonya

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved