Selebrita
Video Jadul Nikita Mirzani Viral Usai Serang Bunda Corla, Kondisi Tubuh Sebelum Oplas Disorot
Nikita Mirzani jadi perbincangan imbas perseteruannya dengan Bunda Corla. Kini, video jadul Nyai tersebar dan viral. Efek sebelum operasi plastik.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Akhir-akhir ini, selebritas Nikita Mirzani jadi perbincangan imbas perseteruannya dengan seleb tiktok Bunda Corla.
Akibatnya, banyak video lama dari Nikita Mirzani kembali muncul dan viral.
Di antaranya, adanya video yang memperlihatkan potret lawas Nikita Mirzani sebelum operasi plastik alias oplas.
Imbas banyaknya perubahan, banyak yang memberi komentar terkait foto lawas Nikita Mirzani.
Sebelum melakukan operasi plastik, Nikita Mirzani pernah tampil dengan rambut panjang dan berponi.
Wajah Nikita Mirzani tampak imut dengan model rambutnya.
Baca juga: Syarat Venna Melinda Mau Damai Dikulik Pengacara Ferry Irawan, Athalla Naufal Tegaskan Ini
Apalagi pipinya kala itu juga masih cukup chubby dengan hidung yang belum begitu mancung dan cuping yang cukup lebar.
Tak hanya itu, terlihat tato bertuliskan Nikita yang ada di dadanya juga bikin salah fokus.
Kemudian Nikita Mirzani saat itu juga terlihat dengan Rambut lurus panjang dan berponi serta sorot matanya.
Nikita Mirzani berhasil memancarkan image polos saat melakukan pemotretan layaknya foto model profesional.
Salah satu koleksi tato di punggungnya pun terlihat lewat pemotretan yang dijalaninya itu.
Sejak muda Nikita Mirzani memang hobi merajah tubuhnya dengan tato.
Diketahui, sebelum dikenal sebagai artis penuh kontroversi, Nikita Mirzani memiliki penampilan flawless namun memesona.
Nikita tampil tanpa riasan saat pemotretan kecantikan Nikita Mirzani sangat terpancar.
Sebelum tenar seperti sekarang warna kulit Nikita cukup gelap seperti tampak dalam foto berikut.
Tapi tetap saja penampilannya memang sangat berbeda dulu dan sekarang.
Saat memulai karier di dunia hiburan, Nikita Mirzani masih tampil apa adanya yang belum merubah bagian tubuhnya.
Walau cukup berbeda dengan penampilannya yang sekarang, tapi lewat potret ini masih bisa dilihat kemiripan wajahnya yang dulu dan kini.
Seperti diketahui Nikita baru melakukan operasi pada hidung pada tahun 2019 ketika namanya sudah cukup dikenal publik.
Lebih lanjut, Nikita Mirzani juga mengakui jika dirinya memang melakukan operasi plastik.
Meski melakukan operasi plastik Nikita Mirzani tak memusingkan omongan warganet.
Nikita Mirzani menilai, melakukan kesalahan berulang adalah dosa.
Dosa harus dilebur.
Salah satu caranya, berbuat baik kepada sesama.
Ia berkeyakinan, dengan demikian kebaikannya dikenang orang.
Kecanduan Operasi Plastik: Penyebab, Gejala, dan Risikonya
Operasi plastik untuk mengubah penampilan saat ini sudah semakin lumrah, baik untuk wanita maupun pria.
Sebut saja, seperti operasi operasi hidung, kelopak mata, memperbesar payudara, sedot lemak, dan lainnya.
Kemudian ada sejumlah orang yang tidak pernah puas dengan penampilannya akhirnya melakukan operasi plastik terus-menerus.
Saat itulah seseorang mengalami kecanduan operasi plastik.
Mengutip Addiction Center, kecanduan operasi plastik adalah gangguan perilaku yang menyebabkan seseorang ingin terus-menerus mengubah penampilannya dengan menjalani operasi plastik.
Gangguan ini dapat menyebabkan seseorang menghabiskan ribuan dolar untuk beberapa operasi, yang semuanya mungkin pada akhirnya tidak membuat mereka lebih bahagia dan puas.
Penyebab kecanduan operasi plastik
Mengutip Addiction Center, keinginan untuk melakukan operasi plastik seringkali muncul dari rasa tidak puas yang dirasakan orang tentang penampilan mereka.
Ini adalah emosi normal yang kadang-kadang dialami semua orang.
Namun ketika rasa tidak puas menjadi obsesif dan operasi plastik menjadi pusat perhatiannya, maka ada masalah serius.
Secara psikologis, orang tersebut mengalami gangguan dismorfik tubuh (body dysmorphic disorder/BDD).
Gangguan dismorfik tubuh adalah kondisi kejiwaan langka yang berfokus pada "cacat" pada tubuh, sehingga menjadi obsesif untuk melakukan operasi terus-menerus.
Gangguan dismorfik tubuh adalah gangguan umum yang terjadi bersamaan dengan kecanduan operasi plastik.
Faktanya, kecanduan operasi plastik dan gangguan dismorfik tubuh benar-benar terjadi bersamaan karena keduanya saling membangun.
Penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan dismorfik tubuh 15 kali lebih mungkin terjadi pada pasien operasi plastik.
Mengutip Choosing Theraphy, gejala gangguan dismorfik tubuh yang dapat menyebabkan seseorang menjadi kecanduan operasi plastik meliputi:
- Merasa perlu untuk menutupi, menyembunyikan bagian tertentu dari penampilan diri.
- Menolak peluang penting karena penampilan.
- Terus-menerus mencari pengakuan dari orang lain.
- Secara kompulsif memeriksa cermin atau melihat foto untuk memeriksa penampilannya.
- Percaya bahwa mengubah cacat eksternal akan memicu perubahan internal (lebih banyak kebahagiaan, kepercayaan diri, cinta).
Selain itu, gejala gangguan dismorfik tubuh bisa juga terjadi karena adanya trauma masa kecil, seperti perundungan.
Trauma masa kecil dapat sangat memengaruhi rasa aman dan kemampuan seseorang mengendalikan diri di dunia.
Mengutip Addiction Center, operasi plastik tidak menyelesaikan kecanduannya selama masalah psikologis yang mendasarinya tidak teratasi.
Operasi plastik sebenarnya membuat orang tersebut menjadi lebih buruk dari sebelumnya, karena orang dengan gangguan dismorfik tubuh sering kali memiliki harapan yang tidak realistis tentang hasilnya.
Terapi dan dukungan sosial adalah jawaban untuk mengatasi gangguan dismorfik tubuh. Operasi plastik bukanlah jawabannya.
Gejala kecanduan operasi plastik
Mengutip Everyday Health, seseorang dapat dikenali menderita kecanduan operasi plastik sebagai berikut:
- Memiliki harapan yang sangat tidak realistis tentang operasi plastiknya. Berpikir itu akan mempengaruhi hubungan dengan pasangan lebih baik atau akan memberikan pekerjaan dengan gaji lebih tinggi.
- Mungkin awalnya puas dengan prosedur yang telah dilakukan, tetapi "tiba-tiba menyadari" ada fitur lain dari wajahnya yang dianggap "cacat" dan menginginkan operasi lainnya.
Mengutip Choosing Theraphy, kecanduan operasi plastik juga menunjukkan gejala berupa kesulitan dalam menjalin hubungan dengan pasangan atau orang lain.
Risiko kecanduan operasi plastik
Risiko kesehatan fisik
Mengutip Addiction Center, sekali operasi plastik mungkin akan memberikan hasil yang baik-baik saja awalnya, tetapi berkali-kali operasi plastik dapat memberikan risiko kesehatan yang tidak diinginkan. Di antaranya yaitu:
- Pembekuan darah.
- Bekas luka, memar, dan bengkak.
- Otot-otot rusak.
- Pendarahan berlebihan.
- Kerusakan saraf.
- Kematian jaringan.
- Infeksi, termasuk pneumonia.
- Risiko anestesi (termasuk syok, gagal napas, alergi, dan henti jantung).
Risiko kesehatan mental
Mengutip Choosing Theraphy, kecanduan operasi plastik dapat memperburuk gangguan dismorfik tubuh, gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan makan.
Individu yang tidak pernah merasa sepenuhnya puas dengan penampilan mereka, menyebabkannya semakin menganggap buruk harga dirinya.
Mereka yang memiliki ciri sering mempelajari prosedur bedah baru, mencari ahli bedah baru, dan melakukan operasi plastik baru, seiring waktu semakin tenggelam dalam persepsi harga dirinya yang buruk, rasa malu, dan kesepian.
Risiko penyalahgunaan zat adiktif
Mengutip Addiction Center, seseorang yang kecanduan operasi plastik juga bisa terjebak dalam penyalahgunaan narkoba atau zat adiktif.
Setelah operasi plastik mungkin mengharuskan seseorang untuk menggunakan obat adiktif untuk menghilangkan rasa sakit mereka.
Jika seseorang berulang kali menjalani operasi plastik, mereka juga dapat berulang kali memaparkan diri mereka pada resep Opioid dan dengan demikian berisiko mengalami kecanduan Opioid.
Kecanduan Opioid, baik legal maupun ilegal, membunuh ratusan orang.
Ini adalah dampak bahaya lain dari kecanduan operasi plastik.
Selanjutnya, gangguan dismorfik tubuh yang menyebabkan kasus kecanduan operasi plastik dapat menjadi pendorong orang untuk mulai menyalahgunakan alkohol atau narkoba untuk mencoba melarikan diri dari rasa kecewa terhadap penampilannya.
Di sini, ada korelasi antara penyalahgunaan zat dan penyakit mental seseorang.
Risiko keuangan
Mengutip Choosing Theraphy, biaya operasi plastik bervariasi, tetapi tidak ada yang murah dan jarang ditanggung oleh segala bentuk asuransi atau subsidi lainnya.
Harga yang perlu dibayar pun bisa semakin mahal untuk melakukan prosedur operasi plastik baru.
Bisa mendorong orang untuk berbohong tentang biayanya, kemudian mencuri uang dari orang lain, atau menumpuk hutang yang sangat besar demo mendanai kecanduan operasi plastiknnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Tribun Style)
Pemicu Hamish Daud Laporkan Lima Akun Medsos, Suami Raisa Beber Fitnah dari Open BO hingga Pelecehan |
![]() |
---|
Jabatan Baru Fadel Islami di PAN, Dapat Posisi Mentereng, Muzdalifah Singgung Peran |
![]() |
---|
Padahal Harta Raffi Ahmad Tembus Triliunan, Kondisi Tambal Sulam Perabot di Rumah Nagita Disorot |
![]() |
---|
Beda Sikap Orang Tua Maia Estianty pada Ahmad Dhani dan Irwan Mussry, Restu Harjono Sigit Diungkit |
![]() |
---|
Diduga Tak Sadar Keburu Live, Tingkah Sarwendah dan Giorgio Antonio di Depan Kamera Tuai Sorotan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.