Religi

Hukum Membacakan Ayat Alquran kepada Orang yang Meninggal Dunia, Simak Ceramah Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad menjelaskan hukum membacakan ayat Alquran kepada orang yang meninggal, simak ceramah Ustadz Abdul Somad dibawah ini

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
kanal youtube Smart Amal
Ustadz Abdul Somad terangkan mengenai membacakan surat Alquran kepada orang meninggal 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Ustadz Abdul Somad menjelaskan hukum membacakan ayat Alquran kepada orang yang sudah meninggal.

Dituturkan Ustadz Abdul Somad, ayat-ayat Alquran yang umumnya dibacakan kepada orang-orang yang telah tiada adalah Surah Al-Fatihah dan Surah Yasin.

Bagi kaum muslimin keluarga yang meninggal dunia diberikan doa-doa, Ustadz Abdul Somad menyebutkan doa-doa tersebut akan sampai kepada orang yang didoakan.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan doa atau ayat Alquran yang diberikan kepada orang yang meninggal dunia akan sampai kepada orang yang didoakan tersebut.

"Dalil pertama kalau bacaan Alquran sampai kepada orang yang meninggal, kalau lewat di makam atau kuburan jangan lupa baca doa," jelas Ustadz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Tsaqofah TV.

Baca juga: Niat Qadha Puasa Ramadhan, Ustadz Abdul Somad Ingatkan Utang Shaum Wajib Dibayar

Baca juga: Rahasia Rezeki yang Terus Bertambah, Ustadz Adi Hidayat Imbau Perbanyak Syukur

Doa masuk kuburan diucapkan Rasulullah SAW adalah:

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn.

Artinya: Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insya Allah akan menyusul kalian.

Jawaban doa lainnya masuk kuburan Rasulullah SAW:

السَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ

Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn yarhamukumuLlâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn

Artinya: (Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan (yang telah mendahului dan akan menyusul) kami. Sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul kalian."

"Kalau doa saja sampai apalagi bacaan Alquran, dalil kedua Nabi Muhammad SAW mengambil pelepah kurma ditusuk ke makam, kata Rasul pelepah kurma ini bertasbih, kata Imam Nawawi kalau tasbih pelepah kurma sampai apalagi bacaan Alquran," papar Ustadz Abdul Somad.

Dalil ketiga Abdullah anak Umar Bin Khattab berpesan jika meninggal minta dibacakan di atas makamnya lima ayat awal Surah Al-Baqarah, dan tiga ayat akhir Surah Al-Baqarah.

Hal itu menunjukkan bacaan Alquran sampai kepada orang yang meninggal dunia.

"Keempat, kata Imam Nawawi, yang paling afdhol dibacakan sekhattam Alquran 30 juz, kalau tidak sanggup hatinya Alquran Surah Yasin, tidak sanggup Surah Yasin, maka baca Ummul Quran yakni Surah Al-Fatihah," terang Ustadz Abdul Somad.

Ustadz Abdul Somad pun menjelaskan hukum tahlilan bagi keluarga dan kerabat yang anggota keluarga meninggal dunia.

UAS pun menjabarkan makna kalimat tahlil ialah Lailahailalallah, berbeda dengan bacaan tasbih, tahmid, dan takbir.

"Tujuh hari, 40 hari, buat kenduri, bagi makanan, kirim doa tidak dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, namun ada pada kitab Tabiin Imam Atha, menurut Imam Atha dari kalangan Tabiin, orang yang meninggal diuji di dalam kuburnya selama 7-40 hari maka dianjurkan bersedekah dan berkirim doa," jelas Ustazd Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Smart Amal.

Pendapat lainnya, tasbih Subhanallah, tahmid Alhamdulillah, takbir Allahuakbar, Siapa yang mengucap Tahlil kemudian dihadiahkan kepada si mayit, pahalanya sampai dan mayit itu dapat manfaat, hal tersebut berdasarkan pendapat Ibnu Taimiyah dalam kitab majemuk Fatawa Ibnu Taimiyah.

Alasan UAS memilih sependapat dengan Ulama tersebut yakni yang melarang tahlilan adalah anak buah Ibnu Taimiyah.

Tonton Videnya

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved