Selebrita

Kurung Rafathar di Kamar Mandi, Raffi Ahmad Beber Salah Kakak Rayyanza

Raffi Ahmad terkenal penyayang pada anak-anaknya yakni Rafathar dan Rayyanza. Pada Denny Sumargo, suami Nagita Slavina itu pernah mengurung

Editor: Murhan
YouTube TRANS7 OFFICIAL
Raffi Ahmad, Nagita Slavina dan Rafathar dalam satu momen. Raffi Ahmad ternyata pernah mengurung Rafathar dalam kamar mandi. Ternyata kakak Rayyanza suka melawan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Presenter Raffi Ahmad terkenal penyayang pada anak-anaknya yakni Rafathar dan Rayyanza.

Meski begitu, suami Nagita Slavina itu bukannya tak pernah memberikan hukuman pada sang anak.

Rupanya, Raffi Ahmad malah pernah mengurung Rafathar di kamar mandi.

Lantas, apa kesalahan Rafathar hingga dikurung di kamar mandi?

Diketahui, Raffi Ahmad baru-baru ini bertemu dengan Denny Sumargo.

Keduanya membicarakan perihal kehidupan sehari-hari, termasuk cara mendidik anak.

Baca juga: Malam Pertama Kiky Saputri Bikin Raffi Ahmad Syok, Khairi Ucap 2 Kata

Baca juga: Akhirnya Bunda Corla Tinggalkan Indonesia, Farhat Abbas: Ngapain Kabur

Secara blak-blakan, Raffi membongkar sikapnya saat anak pertamanya, yakni Rafathar mulai sulit diberi nasehat.

Suami Nagita Slavina itu bahkan tega mengunci Rafathar di kamar mandi.

"Gue jarang marah sama Rafathar, kecuali gue pernah marah sama Rafathar, gue kunci di kamar mandi," ungkap Raffi, dilansir Tribunstyle.com dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo pada Rabu, 1 Februari 2023.

Di depan Denny Sumargo, Raffi mengungkapkan alasannya kala itu mengunci Rafathar di kamar mandi karena sang putra mulai membangkang pada ibunya.

"Bukan marah, tapi lebih ke membangkang ke ibunya," bebernya.

Raffi mengaku tak mau jika Rafathar tumbuh menjadi anak yang berani melawan orangtua.

Caranya memberi pelajaran agar Rafathar tak membangkang pada orangtua diambil Raffi dari didikan mendiang ayahnya dulu.

"Jadi kalau cuma masalah misalnya nakal, atau apa, itu bokap gue dulu jarang marahin. Tapi kalau udah ngelawan orangtua, misalnya ada kata-kata yang keras, itu sama bokap gue pernah dicelupin di bak mandi dengan kepala di bawah," cerita Raffi.

Sebagai seorang ayah, Raffi ingin anak-anaknya tumbuh menjadi pria yang baik.

Sehingga dia fokus memberikan pendidikan agama dan moral pada kedua anaknya.

"Jadi gue lebih mengajarkan dia itu agar jadi seorang laki-laki gitu. Karena gue udah merasa sama Gigi, kita udah kasih pendidikan yang terbaik meskipun semuanya kita bisa aja ngajarin. Tapi di sekolah pasti udah bisa banyak," terang ayah dua anak itu.

"Tapi kan nggak dia dapatin itu agama, tentang dirinya," tambahnya.

"Gue paling sebagai orangtua yang gue bisa kasih paling penanaman-penanaman agar dia bisa melangkah, tumbuh dewasa dan lebih mandiri," tukas Raffi Ahmad.

Simak video lengkapnya

Baca juga: Teddy Dipenjara, Sule Janji Jatah Warisan untuk Adik Tiri Rizky Febian

Baca juga: Satu Pemicu Venna Melinda Tak Mau Ibu Ferry Irawan Injak Rumahnya, Mami Ayu: Ada Ketakutan

8 Cara Bijak Menghukum Anak agar Memahami Kesalahannya

Mengajarkan anak untuk memahami bahwa perbuatannya salah sehingga anak mau belajar dari kesalahan tersebut nyatanya tak bisa diwujudkan dengan emosi atau kekerasan fisik.

Menghukum anak secara fisik mungkin membuat anak takut, namun belum tentu anak memahami bahwa perbuatannya salah dan ingin memperbaikinya. Justru, anak bisa membenci orangtuanya.

Bersikap tegas memang tindakan yang harus dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat, namun orangtua tetap harus menghargai perasaan anak.

Nah, seperti apa cara menghukum anak yang benar dan mendidik agar mereka dapat memahami kesalahannya?

Melansir laman Sekolah BPK Penabur, berikut beberapa cara bijak yang bisa orangtua lakukan dalam menghukum anak:

1. Jangan menghukum saat emosi

Menghukum saat emosi merupakan tindakan yang kurang tepat. Bisa saja orangtua melakukan hal-hal yang tidak diinginkan karena terbawa emosi.

Emosi dan kemarahan yang meledak bisa saja membuat orangtua langsung memberi hukuman kepada anak tanpa pikir panjang.

Hal ini bisa saja berdampak buruk pada psikologi anak juga berdampak buruk pada diri orangtua.

Maka dari itu tenangkan diri dan tarik napas panjang terlebih dahulu untuk mengatur emosi diri.

2. Kursi hukuman

Ketika anak melakukan kesalahan, menempatkan anak pada sebuah kuris di suatu sudut rumah lalu minta anak untuk merenungkan masalahnya ketika duduk di kursi tersebut.

Buat perjanjian berapa lama mereka harus duduk di kursi tersebut seraya merenungkan akibat dari perbuatannya.

3. Pahami terlebih dahulu

Sering kali anak melakukan hal-hal yang tidak orang tua pahami. Nah, orangtua harus berusaha memahami mereka, bisa saja mereka tidak memahami bahwa yang mereka perbuat itu salah atau benar.

Jangan mengatakan "Astaga, kamu ini bandel banget" tapi tanyakanlah "Apa yang sedang kamu lakukan?" atau "Mengapa kamu melakukan hal itu?"

4. Kekuatan story telling

Pemahaman anak mengenai mana yang benar dan salah dapat dibangun dengan story telling. Bacakan cerita, lalu diskusikan bagaimana karakter-karakter dalam cerita tersebut menyelesaikan masalah, menghadapi tantangan, dan lain sebagainya.

Selain membaca cerita bersama bisa menjadi quality time yang baik bersama anak.

5. Manfaatkan mainan seperti boneka atau action figures

Ajarkan anak nilai-nilai positif dengan boneka atau action figures atau bisa juga dengan cara mengajak anak untuk bermain peran.

Kreatiflah menciptakan peran dan cerita. Banyak sekali yang bisa dieksplorasi saat anak bermain boneka atau action figures.

6. Berikan dua alternatif pilihan

Ketika anak melakukan hal yang tidak bisa diterima, secara tegas berikan anak dua alternatif pilihan yang aman dan bisa mereka terima, lalu biarkan anak memilih apa yang akan dilakukannya.

Dengan memberikan dua pilihan, anak belajar untuk mengambil keputusan namun tetap dalam batasan yang ditentukan oleh orang tua.

7. Salurkan energi anak pada hal-hal yang positif

Anak-anak cenderung memiliki energi yang tinggi. Orangtua bisa menyalurkan energi mereka pada hal-hal yang positif.

Misalnya, ketika anak berlarian dan memanjat-manjat meja di rumah, orang tua bisa mengajaknya untuk berolahraga di luar rumah.

8. Proporsional

Berikan hukuman sesuai dengan kesalahan yang dibuat, bukan semata-mata untuk menyalurkan kekesalan orangtua.

Berikan hukuman ringan untuk kesalahan kecil dan hukuman yang berat untuk kesalahan yang fatal. Sesuaikan juga hukuman dengan usia anak.

Baca juga: 7 Bukti Ayu Ting Ting dan Boy William Layaknya Pacaran, Sentil Bilqis

(Banjarmasinpost.co.id/Tribun Style)

 

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved