Selebrita

Gaya Berpakaian Shandy Aulia Hingga Pola Asuh Anaknya Disorot, Ibunda Claire Berikan Jawaban

Gaya berpakaian hingga pola asuh anak yang diterapkan aktris Shandy Aulia kerap mendapat komentar pedas netizen. Namun hal ini ditanggapinya santai.

Editor: Achmad Maudhody
Instagram @shandyaulia
Gaya berpakaian hingga pola asuh anak yang diterapkan aktris Shandy Aulia kerap mendapat komentar pedas netizen. Namun hal ini ditanggapinya santai. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Aktris cantik Shandy Aulia buka suara soal sejumlah komentar miring yang menghampirinya.

Terutama terkait pola asuh anak semata wayangnya, Claire Herbowo hingga gaya berpakaian.

Komentar miring itu disampaikan sejumlah netizen di unggahan akun media sosial Shandy Aulia.

Ada sejumlah netizen yang tak sependapat soal pola asuh yang dilakukan Shandy seperti pemberian makanan pengganti air susu ibu (MPASI) dan lainnya.

Menjawab hal itu, Shandy Aulia mengatakan setiap ibu memiliki insting dan nurani ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Hanya saja setiap ibu berbeda-beda cara dalam mengaplikasikan hal tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Shandy Aulia saat menjadi bintang tamu acara Pagi-pagi Ambyar yang dipandu Dewi Perssik, Rian Ibram, Nassar dan Caren Delano.

"Aku melihat setiap ibu memiliki insting nurani ingin yang terbaik buat anaknya, itu aku percaya banget sih."

"Cuma pengaplikasiannya setiap ibu berbeda-beda," ucap Shandy Aulia dikutip dari YouTube Trans TV Official, Sabtu (11/2/2023).

Baca juga: Giliran Dian Sastro Sentil Soal Childfree Bikin Awet Muda, Opini Gita Savitri Tuai Pro-Kontra

Shandy Aulia mengatakan, yang terpenting dari sebuah pola asuh adalah orangtua mengetahui kemampuan anaknya.

"Yang paling terpenting adalah kita harus tahu kapasitas anak kita, jangan sampai hal-hal yang membahayakan," sambungnya.

Setelag menjadi seorang ibu, Shandy Aulia mengaku lebih sering belajar untuk menguasai diri.

Istri David Herbowo itu mengaku, kini ia selalu berpikir jangka panjang dan tidak lagi memikirkan egonya.

"Banyak belajar menguasai diri."

"Jadi memikirkan super jangka panjang, apa yang dipikirkan bukan kepentingan atau ego diri sendiri."

"Banyak hal yang dikikis dalam segala aspek kehidupan aku," ucapnya.

Baca juga: Kesalahan Betrand Peto Diekspose Sarwendah, Ini yang Terjadi di Balik Layar

Tak hanya soal pola asuh anak, Shandy Aulia juga sempat dihujat netizen lantaran gaya busananya saat menjemput anak ke sekolah.

Shandy Aulia mendapat komentar pedas lantaran saat itu ia mengenakan atasan crop top dan celana pendek.

Lawan main Samuel Rizal dalam film Eiffel Iam in Love itu tak masalah dengan komentar netizen.

Ia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pola pikir masing-masing.

"Ya itu pola pikir kan, mungkin orang yang ngomong itu biasa lihat ibu-ibu nggak pakai crop top."

"Jadi ya udah lah itu memang pola pikir aja," tutup Shandy Aulia.

9 Tips Pola Asuh Anak

Mendidik anak adalah tugas dan tanggungjawab orangtua. Tentu agar sang anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang baik, sehat dan berkarakter.

Salah satu caranya ialah dengan memberikan pola asuh yang baik pada anaknya. Apa itu pola asuh? Melansir laman Kemendikbud Ristek, ini penjelasannya.

Pola asuh adalah proses interaksi antara orangtua dan anak dalam mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual sejak anak dalam kandungan sampai dewasa.

Pola asuh yang baik harus diterapkan sejak usia dini. Pola asuh yang baik juga memiliki beberapa pokok yang perlu diperhatikan agar pola asuh anak menjadi efektif.

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga orang tua harus selalu berfikir kreatif untuk menyesuaikan pola asuh mereka. Dilansir dari Kompas.com, berikut ini 9 pola asuh orang tua yang baik pada anak usia dini.

1. Ayah dan ibu harus kompak

Ayah dan ibu sebaiknya sering berdiskusi mengenai tumbuh kembang anak. Tetapkan nilai-nilai dalam keluarga secara bersama. Diskusikan setiap kebutuhan tumbuh kembang anak Anda. Ayah dan Ibu harus sependapat dan sejalan dalam mendidik anak.

Jangan sampai salah satu berkata boleh dan yang satunya berkata tidak. Hal tersebut bisa membuat anak Anda semakin bingung. Kekompakan ayah ibu juga melatih anak untuk baik dalam lingkungan berkelompok dan kemampuan kerja sama dengan orang lain yang lebih baik.

2. Orangtua memberikan contoh yang baik

Anak selalu melihat dan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Berikan contoh yang baik agar anak tumbuh dan berkembang menjadi individu yang baik. Ajarkan anak tentang perilaku yang seharusnya dan tidak seharusnya.

Berikan pujian atas tindakan anak yang baik dan diskusikanlah dengan anak apabila dia bertindak tidak baik. Berikan pemaparan yang bisa dimengerti dengan mudah agar anak tidak mengulangi hal tersebut lagi.

Baca juga: Baim Wong Jawab Tudingan Tempramen ke Karyawan, Fakta Ini Diungkap Irwansyah dan Teuku Wisnu

3. Komunikasi efektif

Pola Asuh Anak Usia Dini yang efektif juga ditumpu oleh komunikasi efektif. Komunikasi adalah kunci utama dari setiap hubungan. Komunikasi yang intensif dan efektif membantu perkembangan anak dari segi sosialnya. Semakin sering orang tua berkomunikasi dengan anak, anak menjadi lebih percaya diri, lebih ceria, dan mempengaruhi kecerdasan anak.

Sering-seringlah ajak anak untuk berkomunikasi bisa melalui menceritakan apa yang dilakukan di sekolah, melatih anak memberikan pendapat tentang hal hal di sekitarnya, ataupun membuka pertanyaan terbuka agar anak aktif bercerita.

4. Disiplin

Kedisiplinan sangat dibutuhkan dalam mengasuh anak. Anda bisa mengajarkannya dari hal hal kecil seperti merapikan mainannya setelah digunakan, membersihkan tempat tidur, menaruh barang pada tempatnya dengan rapi, atau lainnya. Pola disiplin ini sesuai dengan tahap usia anak.

Pada anak dengan usia sekolah, Anda bisa mengajarkannya membuat jadwal harian dan memberikan reward misal stiker pada kegiatan yang sudah dilakukan. Penerapan pola disiplin membentuk anak untuk menjadi pribadi yang mandiri.

5. Orangtua harus konsisten

Orang tua harus konsisten terhadap penjelasan yang diberikan pada anak. Misalnya apabila batuk tidak boleh minum es. Namun ketika tidak batuk anak diperbolehkan minum es sebanyak apapun. Berikan penjelasan yang sesuai sehingga dalam beberapa situasi Anda tidak perlu mencari alasan- alasan lain untuk anak bisa mengerti.

Berikan penjelasan yang akurat dan dimengerti anak. Dalam beberapa situasi yang sama, pada akhirnya anak akan mengerti dan bisa membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak tanpa harus memaksakan diri.

6. Berikan pujian dan sentuhan sayang

Apabila anak berbuat baik, berikan pujian, pelukan, atau ciuman agar anak merasa senang dan bangga melakukan hal tersebut. Penghargaan seperti demikian akan memicu anak untuk melakukan hal-hal baik lainnya. Perhatikan setiap respon yang diberikan anak meski hal tersebut sangat kecil, dan berikan pujian.

7. Ajarkan sopan santun

Ajarkan anak untuk mengenal sopan santun pada orang lain dan orang yang lebih tua. Bawa anak untuk melihat dan mempraktekkan interaksi dengan orang lain seperti menjawab pertanyaan, mengucap permisi, tersenyum, berjabat tangan, mengucap terima kasih, menundukkan kepala, dan lainnya.

Orang tua juga harus memberikan contoh dan menyuruh anak untuk melakukan hal tersebut dalam rangka menghargai orang yang lebih tua. Perilaku sopan santun ini akan membentuk anak menjadi peduli dengan interaksi dengan orang lain dan berfikir sebelum bertindak.

Baca juga: Presenter Anya Dwinov Setor Rp 5 M Namun Hanya Kembali Rp 2 Juta, Depositonya Raib

8. Berdasarkan agama yang dianut

Agama merupakan pedoman hidup setiap umat yang wajib diajarkan sejak dini. Agama mengajarkan kebaikan dan pembentukan karakter berdasarkan agama baik untuk membentuk anak.

Agama mengajarkan akan Tuhan, surga, dan neraka. Pemahaman dasar itu akan membentuk anak memiliki rasa takut untuk berbuat hal yang buruk karena takut masuk neraka. Sebaliknya perbuatan baik akan membawanya ke surga sehingga anak akan berlomba-lomba melakukan kebaikan.

9. Ajarkan berbagi

Mengajarkan cara dan manfaat berbagi dengan orang lain juga perlu ditanamkan sejak dini agar anak tumbuh dengan tidak egois dan juga memperdulikan orang lain. Kepuasan akan berbagi perlu dirasakan oleh anak menjadi suatu hal yang membawa kebahagiaan bagi dirinya maupun orang lain.

(Banjarmasinpost.co.id/Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved