Selebrita

Giliran Dian Sastro Sentil Soal Childfree Bikin Awet Muda, Opini Gita Savitri Tuai Pro-Kontra

Kini giliran Dian Sastro yang menyentil soal Childfree. Istilah ini mengemuka setelah muncul opini dari Gita Savitri sebut childfree bikin awet muda.

Editor: Achmad Maudhody
Instagram @therealdisastr
Kini giliran Dian Sastro yang menyentil soal Childfree yang disebut bisa bikin awet muda. Istilah ini mengemuka setelah muncul opini dari Gita Savitri sebut childfree bikin awet muda. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Opini kontroversial Selebgram Gita Savitri Devi alias Gitasav tentang childfree yang bisa bermanfaat membuat awet muda masih belum surut menuai respon dari masyarakat luas.

Satu di antaranya aktris ternama, Dian Sastrowardoyo alias Dian Sastro yang turut berkomentar perihal childfree.

Dian Sastro terkesan tak setuju dengan opini bahwa childfree menjadi obat atau cara agar tetap awet muda.

Lantas Dian memiliki pandangan lain soal cara agar tetap awet muda.

Baca juga: Penjelasan Childfree, Istilah yang Dibahas Selebgram Gita Savitri Devi dan Buat Heboh Netizen

Alih-alih childfree, Dian mengklaim seseorang akan awet muda ketika dalam hidup mereka tak mempunyai deadline.

Menurut Dian seorang wanita akan lebih bahagia dan mungkin jadi lebih awet muda jika mampu mengatur jadwal sebaik mungkin.

"Obat awet muda: Ga punya deadline," celetuk Dian lewat Story Instagram pada Sabtu, (11/02).

Diketahui sebelumnya, opini soal childfree yang dilontarkan Gita Savitri memang menuai pro-kontra di kalangan masayarakat.

Banyak netizen yang berkomentar di unggahan Gitasav itu.

Baca juga: Penyebab Bunga Zainal dan Ria Ricis Saling Sindir di Medsos, Perihal Tak Balas Senyuman

Penjelasan Childfree

Childfree adalah istilah dimana seseorang atau suatu pasangan memilih untuk tidak memiliki anak atau keturunan dalam hidup mereka.

Belakangan, istilah childfree diperbincangkan setelah selebgram Gita Savitri Devi atau Gitasav membahas soal childfree yang menurutnya bisa membuat awet muda.

Istilah childfree di Indonesia yang memiliki budaya ketimuran memang tidak sepopuler bangsa-bangsa barat, dimana istilah childfree sudah cukup banyak diimplementasikan.

Tak heran warganet heboh ketika Gitasav membahas istilah tersebut

Dilansir dari Kompas.com, Cambridge Dictionary mendefinisikan istilah childfree hampir serupa seperti apa yang dijelaskan oleh Oxford Dictionary, yaitu kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak.

Menurut psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo mengatakan, childfree merupakan istilah untuk menyebut orang yang tidak memiliki anak.

Ratna menyebut, ada dua kelompok orang yang childfree, yaitu mereka yang memutuskan tidak punya anak atau memiliki kondisi yang memaksa tidak bisa memiliki anak.

"Kondisi fisik tidak mendukung mereka punya anak. Mereka kemudian memutuskan untuk tidak mengadopsi anak," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/2/2023).

Ada pula orang yang bisa memiliki keturunan namun memutuskan tidak memiliki anak usai menikah. Orang tipe ini memilih untuk tidak mempunyai keturunan meskipun tubuhnya dalam kondisi sehat.

"Sebenarnya mereka mampu tapi tidak mau karena sudah merencanakan kalau sudah berkeluarga memang tidak mau punya anak," lanjutnya.

Dikutip dari Gramedia, psikolog Dr. Tri Rejeki Andayani menyebutkan, meskipun keputusan childfree bersifat sangat personal, namun keputusan tersebut sebaiknya turut melibatkan kedua anggota keluarga besar, terutama orang tua dari pasangan.

Jika keputusan untuk childfree tersebut tidak dapat diterima oleh kedua orang tua, tentu saja, tidak menutup kemungkinan bahwa akan muncul tekanan sosial bagi pasangan.

Namun, apabila diterima, maka pasangan pun akan menjadi lebih mudah dalam menghadapi tekanan sosial baik itu dari masyarakat luar maupun keluarga.

Salah satu alasan pasangan memilih untuk childfree adalah karena berkaitan dengan isu maupun masalah lingkungan. Beberapa pasangan atau perempuan yang memutuskan untuk childfree, menilai bahwa populasi penduduk di bumi semakin meningkat.

Akan tetapi, populasi yang meningkat tersebut tidak sejalan dengan kesehatan bumi serta ketersediaan pangan. Sehingga, childfree pun akhirnya dipilih sebagai salah satu langkah yang dapat ditempuh.

Dr. Tri juga menyinggung mengenai perspektif teori perkembangan dari Erikson.

Dalam teori tersebut disebutkan, bahwa setiap orang akan memasuki tahap stagnan versus generativitas.

Seseorang yang mengalami stagnan, cenderung akan kesulitan untuk menemukan cara dalam berkontribusi pada kehidupan.

Selain alasan masalah lingkungan, beberapa pasangan yang memutuskan untuk childfree, pada umumnya merasa tidak yakin akan kemampuannya dalam merawat maupun mengasuh anak. Sehingga hal tersebut pun menjadi suatu kekhawatiran bagi pasangan.

Berikut beberapa faktor yang bisa memengaruhi seorang perempuan atau pasangan memutuskan untuk childfree.

Baca juga: Pasca Lama Putus Kini Amanda Manopo Menyapa Billy Syahputra Lagi, Pertanda Reuni?

1. Latar belakang keluarga

Alasan pertama yang menyebabkan seseorang atau pasangan memilih untuk childfree ialah karena ia memiliki masa lalu sendiri tentang keluarganya.

Ia tumbuh dan melihat apa yang terjadi di dalam keluarganya, sehingga apa yang ia lihat semasa kecil pun akan memengaruhi pilihannya ketika ia dewasa.

Begitu pula tentang kenangan yang kurang baik, serta perasaan kecewa yang didapatkan selama masa anak-anak, perasaan dan kenangan tersebut pun bisa menjadi alasan terbesar, kenapa pasangan atau seorang perempuan memilih untuk childfree.

Latar belakang keluarga pun dapat memengaruhi keputusan seseorang untuk childfree, yaitu ketika seseorang memiliki keluarga yang memberikan kebebasan padanya untuk memilih dan memutuskan segala hal.

Sehingga, ketika ia memutuskan childfree, ia tidak akan mendapatkan tekanan dan tanpa penghakiman dari pihak keluarga. Justru sebaliknya, ia akan merasa didukung.

2. Isu lingkungan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, alasan yang cukup menarik dari seseorang memutuskan untuk childfree adalah berkaitan dengan isu lingkungan.

Over populasi menjadi isu yang cukup hangat saat ini. Populasi manusia semakin banyak di dunia, akan tetapi tidak sebanding dengan jumlah kerusakan lingkungan yang semakin tinggi serta ketersediaan pangan.

Sebagian individu, baik yang telah berpasangan atau bahkan masih single pun menyadari isu tersebut, sehingga mereka merasa prihatin dengan isu tersebut dan memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree. Harapannya, tentu saja mereka tidak ingin menambah populasi yang telah ada.

3. Kondisi finansial

Keadaan finansial seseorang menjadi salah satu faktor seseorang memutuskan untuk childfree. Membesarkan serta merawat anak, bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan persiapan mental serta finansial yang matang.

Ketika pasangan telah memutuskan untuk childfree, kemungkinan mereka telah memperhitungkan kemampuan finansial atau bahkan hingga kemungkinan-kemungkinan soal membiayai tumbuh kembang sang anak.

Apabila dalam perhitungan tersebut, rupanya pasangan maupun individu merasa tidak mampu, maka mereka pun memutuskan untuk childfree.

Sehingga, mereka akan lebih fokus dalam mengalokasikan dana untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi yang tentu saja, nominalnya tidak sedikit.

Baca juga: Momen Natasha Wilona Kala Pulkam ke Banjarmasin dan Santap Papuyu, Beri Rating Masakan Banjar 8,5

4. Khawatir tidak mampu membesarkan anak dengan baik

Alasan keempat merupakan salah satu alasan umum yang menyebabkan seseorang atau pasangan memutuskan untuk childfree.

Pada umumnya, pasangan atau individu cenderung memiliki kekhawatiran, bahwa mereka tidak mampu membesarkan anak dengan baik.

Atau pasangan atau individu tersebut belum matang dan belum siap secara mental, untuk memiliki seorang anak. Hal ini dikarenakan kondisi mental setiap orang berbeda-beda.

Beberapa orang yang memiliki masalah mental, kemungkinan akan lebih khawatir dan berpikir bahwa mereka tidak cukup mampu untuk membesarkan anak.

Akan muncul kekhawatiran, apakah sang anak akan merasa bahagia, apakah kebutuhannya tercukupi, apakah ia bisa membesarkan anak dengan mental dan fisik yang sehat dan lain sebagainya.

Karena kekhawatiran tersebutlah, pasangan maupun individu akhirnya memilih untuk childfree.

5. Memiliki masalah maternal instinct

Maternal instinct merupakan kondisi di mana kemampuan emosional dari seorang perempuan, khususnya seorang ibu dalam menentukan hal-hal yang benar serta salah ketika ia membesarkan seorang anak.

Sebagian orang mungkin memiliki anggapan, bahwa maternal instinct memiliki peran yang penting untuk dimiliki oleh seorang perempuan, atau lebih tepatnya seorang ibu.

Alasannya karena maternal instinct ini memiliki kaitan dengan kemampuan seorang ibu untuk melindungi anak-anaknya.

Beberapa dari perempuan merasa khawatir, bahwa mereka tidak memiliki atau mengalami masalah dengan maternal instinct, serta tidak yakin bahwa mereka akan menjadi seorang ibu yang baik sesuai dengan harapan anak atau dirinya.

6. Memiliki kondisi fisik tertentu

Beberapa mungkin memiliki kondisi fisik tertentu yang membuat dirinya tidak bisa atau tidak mampu memiliki seorang anak.

Contohnya seperti mengidap penyakit keturunan dan lain sebagainya. Kondisi tersebutlah yang kemudian akan menjadi alasan terbesar seorang individu maupun pasangan memilih untuk childfree.

7. Alasan personal

Alasan terakhir adalah karena alasan personal dari seseorang atau pasangan. Seperti tidak ada alasan khusus, hanya saja mereka memilih untuk childfree, sebab mereka merasa nyaman dengan kondisi tersebut.

Mungkin juga, beberapa orang memiliki pandangan bahwa lebih aman, baik itu secara finansial maupun fisik untuk memilih childfree.

Baca juga: Presenter Anya Dwinov Setor Rp 5 M Namun Hanya Kembali Rp 2 Juta, Depositonya Raib

(Banjarmasinpost.co.id/Wartakotalive.com)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved