Berita Banjarmasin

Antisipasi Dini Kanker Paru, Buruh Pasar Antasari Banjarmasin Jalani Pemeriksaan Karbon Monoksida

Antisipasi kanker paru-paru, puluhan buruh dan pekerja di Terminal Pasar Sentra Antasari nampak memadati area pemeriksaan karbon monoksida

Penulis: Noor Masrida | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida
Seorang pengendara ojek pangkalan diperiksa kadar karbon monoksida oleh petugas dari Dinas Kesehatan Banjarmasin di Terminal Pasar Sentra Antasari, Minggu (12/2/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN- Puluhan buruh dan pekerja di kawasan Terminal Pasar Sentra Antasari nampak memadati area pemeriksaan karbon monoksida, Minggu, (12/2/2023) pagi. 

Beberapa di antara mereka duduk berhadapan dengan petugas yang sudah memegang alat CO analyser. 

Tak lama, mereka diminta untuk meletakkan benda mirip sedotan bening sembari menarik napas dalam-dalam. 

Beberapa saat, petugas pun mengecek angka yang muncul di alat dan memberikan keterangan hasil dari alat itu. Tak sampai lima menit, pelayanan itu pun selesai. 

Baca juga: Cara Herbal Atasi Kanker Esofagus, dr Zaidul Akbar Sarankan Konsumsi Sayuran Hijau

Baca juga: Isu Rumah Nunung Dijual demi Obati Kanker, Iyan: Pakai BPJS Kesehatan

Baca juga: Temuan YKI di Kota Banjarmasin, Angka Penyintas Kanker Alami Peningkatan

Kegiatan ini dilaksanakan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bersama Dinas Kesehatan Banjarmasin masih dalam rangkaian peringatan hari kanker sedunia 2023.

Ketua yayasan kanker Indonesia Banjarmasin, dr Hj Siti Wasilah menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang mendeteksi dini kanker di tubuh seseorang khususnya kanker paru. 

"Karena masyarakat di sini sering terpapar polutan yang mengandung karbon monoksida," jelas Hj Wasilah. 

Harapannya, ujar wanita yang juga merupakan Ketua TP PKK Banjarmasin ini, baik sopir, tukang ojek, buruh, dan mereka yang beraktivitas di sekitar Terminal dapat gambaran tentang apa itu kanker paru juga cara mendeteksinya. 

"Kalau mereka sudah tahu dari hasil pemeriksaan hari ini, nanti mereka bisa melakukan apa, misal memeriksa ke Puskesmas, atau berhenti merokok," lanjut Hj Wasilah. 

Normalnya, kadar karbon monoksida adalah 1-6 dan tidak melebihi angka 30. Karena, ujar Hj Wasilah, tak jarang ada masyarakat yang sudah datang ke rumah sakit dalam keadaan yang parah. 

"Karena kalau sampai ada penyakit kanker, ini juga akan jadi beban ekonomi di keluarga. Tentu kan lebih mudah jika melakukan pencegahan, dengan berhenti merokok," kata dia. 

Sementara itu, salah satu warga yang memeriksakan dirinya adalah Suriadi, warga Pekapuran Banjarmasin. 

"Ada gejala paru-paru sedikit, karena memang saya perokok," kata pria yang berprofesi sebagai sopir itu. 

Setelah mendapatkan pemeriksaan dari petugas kesehatan, dia pun berencana untuk berhenti merokok. 

Terlebih dia juga merasakan gejala seperti susah tidur hingga napsu makan yang berkurang.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved