Berita Internasional

Dihantam Badai, Kapal Pengangkut Imigran dan Pengungsi Tenggelam di Italia, 59 Penumpang Tewas

Sebuah kapal pengangkut imigran dan pengungsi tenggelam dihantam badai di lepas pantai Italia, 59 orang dikabarkan tewas

Editor: Irfani Rahman
(Departemen Pemadam Kebakaran Nasional Italia/Vigili del Fuoco)
Tim penyelamat saat bergerak ke lokasi kapal migran yang tenggelam di Steccato di Cutro, di daerah Crotone, Italia pada Minggu (26/2/2023). Tercatat 59 orang meninggal dunia dalam insiden itu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID -Sebuah kapal yang mengangkut ratusan Imigran dan pengungsi tenggelam di lepas pantai Kota Crotone, Italia, Minggu (26/2/2023)..

Adapun kapal tenggelam akibat dihantam badai. Akibatnya 59 penumpang dikabarkan tewas tenggelam.

Para penyelamat sempat berjibaku mencoba menyelamatkan para korban. Korban yang tewas termasuk 12  anak-anak dan wanita.

Untuk jumlah korban meninggal diperkirakan dapat bertambah.

Sejumlah 81 orang berhasil diselamatkan dan 20 orang dirawat di rumah sakit, termasuk satu orang dalam perawatan intensif.

Baca juga: Update Kasus Mutilasi Model Kenamaan Hongkong, Kepala Ditemukan Dalam Panci, Polisi Lakukan Tes DNA

Baca juga: Cek Harga Terbaru BBM Pertamina Se-Indonesia Senin 27 Februari 2023, Pertalite hingga Pertamax

Kapal tersebut telah berlayar dari Turki beberapa hari lalu, dengan membawa sekitar 140 hingga 150 orang berada di dalamnya.

Para imigran dan pengungsi itu berasal dari Afghanistan, Iran, Pakistan, Somalia dan beberapa negara lain, dikutip dari Al Jazeera.

Kapal yang mereka tumpangi tenggelam setelah dihantam badai.

Badan penegak hukum Italia, Guardia di Finanza, mengatakan seorang korban yang selamat, ditangkap atas tuduhan perdagangan imigran.

Wali Kota Cutro, Antonio Ceraso, mengatakan wanita dan anak-anak termasuk di antara yang tewas.

Namun, ia belum bisa memastikan jumlah kematian itu.

Antonio Ceraso mengatakan kepada saluran berita SkyTG24, dia telah melihat pemandangan yang tidak ingin dilihat siapa pun dalam hidupnya.

Ia menggambarkannya sebagai pemandangan yang mengerikan yang dapat menghantui sepanjang hidup.

Seorang pejabat pemerintah provinsi, Manuela Curra, mengatakan kapal itu meninggalkan Izmir di Turki timur tiga atau empat hari lalu.

Ia mengatakan, sulit untuk mengidentifikasi kewarganegaraan korban tewas.

Operasi penyelamatan melibatkan petugas pemadam kebakaran, penyelam, dan penyelamat air, dikutip dari Departemen Pemadam Kebakaran Nasional Italia di Telegram.

Tiga korban meninggal dunia ditemukan telah terseret ke Botricello dan Castro (CZ) oleh arus.

“Banyak dari imigran ini berasal dari Afghanistan dan Iran, melarikan diri dari kondisi yang sangat sulit,” kata Presiden Italia, Sergio Mattarella.

Baca juga: Katalog Promo Alfamart Senin 27 Februari 2023, Belanja Hemat Berbagai Kebutuhan Bulanan

Baca juga: Jayapura Diguncang Gempa Senin 27 Februari 2023  Berkekuatan M 2,4 , BMKG : Waspada Gempa Susulan

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Banjarmasin dan 32 Kota Indonesia Senin 27 Februari, Medan & Bandung Berawan  

Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, berjanji akan membendung arus pengungsi dan imigran yang mencapai pantai Italia.

Meski demikian, ia menyatakan belasungkawa yang mendalam atas insiden itu.

"Kesedihan yang mendalam atas insiden itu. Banyak nyawa manusia yang dipersingkat oelh perdagangan manusia," katanya.

Dalam pernyataan terpisah, Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Piantedosi mengatakan insiden itu adalah tragedi besar yang menunjukkan kebutuhan mutlak untuk bertindak tegas terhadap jalur migrasi ilegal, dikutip dari DW.

Menanggapi insiden ini, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan, dia sangat sedih dengan tragedi itu.

Ia menyerukan kemajuan dalam reformasi peraturan suaka Uni Eropa yang terhenti.

"Kita harus melipatgandakan upaya kita pada Pakta (Uni Eropa) tentang Migrasi dan Suaka dan Rencana Aksi di Mediterania Tengah," tulisnya di Twitter.

Italia merupakan titik pendaratan utama bagi para imigran yang mencoba memasuki Eropa lewat jalur laut.

Kurang lebih 2.836 imigran tewas pada tahun 2022 saat melintasi Mediterania Tengah, jalur imigran yang dianggap paling berbahaya.

Sumber : Tribunnews.com

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved