Ida Dayak

Respon Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti Soal Pengobatan Ida Dayak, Ingatkan Soal Kasus Ponari

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyinggung fenomena pengobatan tradisional salah satunya pengobatan Ida Dayak yang mirip Ponari

Editor: Edi Nugroho
TikTok @idadayak
Ida Dayak yang viral. Warga Kalimantan, khususnya masyarakat Dayak, sudah sejak lama mengenal kemanjuran minyak Dayak atau kemudian identik Minyak Bintang Dayak. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pengobatan tradisional yang dijalankan oleh Ida Dayak yang ramai belakangan ini dan sempat heboh pada 2021 silam mendapat tanggapan Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyinggung mengenai fenomena pengobatan tradisional salah satunya pengobatan Ida Dayak yang terpaksa dihentikan akibat banyaknya masyarakat yang antusias melakukan pengobatan tersebut.

Menurut Ghufron terjadinya fenomena tersebut lantaran masyarakat belum memiliki pemikiran yang kritis dan logis tentang pengobatan medis sehingga rela berdesak desakan untuk melakukan pengobatan.

"Dulu ingat gak Ponari, wooo semua orang kesana bahkan sampe ada yang meninggal segala macem. Artinya ya itu masyarakat kita terlalu kurang kritis logis, itu harus ditingkatkan kekritisan dan kelogisan," ucap Ghufron kepada wartawan di kantor BPJS Kesehatan, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2023).

Baca juga: Dua Penyebab Viralnya Pengobatan Ida Dayak, Prof Ari Fahrial Syam: Mirip di Suku Amerika Latin

Terkait penanganan medis, dijelaskan Ghufron pengobatan yang benar sejatinya harus berdasarkan evidence based medicine atau bukti konkret dari segi medis.

"Jadi kalau di kedokteran yang terpenting adalah evidence based medicine jadi ada buktinya bukan sulap bimsalabim," jelas Ghufron.

Padahal kata dia, saat ini sudah banyak tersedia praktik pengobatan modern yang jauh lebih mudah dan bisa dilakukan oleh masyarakat.

BPJS Kesehatan dalam hal ini dikatakan Ghufron juga sudah memberikan kemudahan untuk masyarakat yang ingin melakukan pengobatan di rumah sakit tanpa harus melakukan hal-hal sulit.

"Kita ingin lebih mudah, ngga perlu fotocopy. Tolong kalau di rumah sakit peserta BPJS harus fotocopy atau apa laporkan kepada kami lewat care 165 atau WhatsApp tadi ke 08118165165, jadi gak perlu fotocopy, lewat KTP saja bisa antri dari rumah saja bisa," ungkapnya.

Selain itu BPJS Kesehatan juga sejatinya telah menanggung berbagai riwayat penyakit seperti misalnya patah tulang yang dimana masyarakat justru lebih memilih berobat di pengobatan tradisional.

Ghufron menuturkan sebenarnya penyakit patah tulang bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan asal hal itu telah terdeteksi secara akurat dari segi medis.

"Menanggung, apapun asal secara medis itu ada indikasinya artinya tidak ngarang sendiri kalau ngarang sendiri ya gak masuk (tanggungan) umpanya saya sakit ini loh," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun meminta maaf kepada masyarakat yang sudah hadir karena tidak bisa diobati dan dibatalkan pengobatan tradisional Ida Dayak di hari kedua.

"Mohon maaf saya mengumumkan, Ibu Ida tidak bersedia atau tidak mampu untuk melakukan pengobatan, karena kondisinya ramai sekali tidak mungkin melakukan pengobatan satu per satu," ujar Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 1 Kostrad Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun saat mengumumkan ke warga, di Kostrad Cilodong, Depok, Senin (3/4/2023).

Pembatalan pengobatan tradisional Ida Dayak di hari kedua ini harus dilakukan oleh pihak Kostrad, karena pada hari pertama mengalami keriuhan.

Bahkan diprediksi sebanyak ribuan orang datang langsung ke lokasi hanya berharap keajaiban dari tangan Ida Dayak.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengobatan Tradisional Diburu, Dirut BPJS Kesehatan: Masyarakat Kurang Kritis dan Logis,

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved