Selebrita
Lepas dari Kiwil, Keadaan Asli Rumah Tangga Meggy Wulandari Kini Jadi Sorotan
Setelah lepas dari komedian Kiwil, Meggy Wulandari menikah lagi dengan Muhammad. Kini rumah tangganya jadi sorotan. Ini keadaan yang sebenarnya.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Setelah lepas dari komedian Kiwil, Meggy Wulandari menikah lagi dengan Muhammad.
Meski begitu, keadaan rumah tangga Meggy kini dikabarkan tak harmonis.
Berpisah dengan Kiwil pada Agustus 2020, Meggy menikah siri dengan Muhammad pada September 2020 dan diresmikan di bulan Desember tahun yang sama.
Sayangnya, muncul isu perceraian setelah Meggy membahas soal perpisahan di unggahan Instagramnya pada Sabtu (8/4/2023).
Isu perceraian itu kemudian dibantah oleh Meggy dalam tayangan wawancara di YouTube Intens Investigasi, Sabtu (15/4/2023).
Meggy mengaku tak akan bercerai meski ada pihak yang tak menyukai pernikahannya dengan Muhammad yang merupakan pengusaha asal Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Tabir Settingan Ayu Ting Ting dan Boy William Terkuak, Merry: Semoga Gak Dihujat
"Mau ada orang yang suka sama nggak suka sama rumah tangga kita juga orang kita baik-baik aja kok."
"Artinya kita nggak akan mau disuruh untuk berpisah," ujar Meggy.
Selama menjalani pernikahan dengan Muhammad, Meggy membantah mendapatkan kekerasan.
"Insya Allah enggak ya kalau KDRT (kekerasan dalam rumah tanga)," ungkapnya.
Ia hanya mempermasalahkan pihak-pihak yang memperkeruh perdebatan antaran sang suami.
"Kalau aku lebih ngerasa berat kalau ada pihak yang ikut campur."
"Tapi ikut campurnya itu bukan meluruskan, malah memperkeruh," tuturnya.
Untuk mengatasi hal itu, Meggy dan Muhammad sepakat hanya akan melibatkan orang-orang tertentu untuk mendapatkan solusi dalam permasalahan rumah tangga.
"Makanya benteng pertahanannya adalah kita hanya mengizinkan orang-orang yang sayang sama kita, yang baik sama kita, yang bisa ikut dalam hal ini," ucapnya.
Ia mengaku ada pihak ketiga yang akan mendamaikannya dengan Muhammad bila ada perdebatan.
"Misalnya kalau dalam hal-hal yang kita mungkin nggak sejalan. Ada orang yang kita panggil, yang dituakan sama kita berdua gitu," terangnya.
Kendati demikian, wanita 43 tahun itu membantah ada pertengkaran hebat dalam rumah tangganya kali ini.
"Nggak ada pertengkaran yang berat gitu," katanya.
Baca juga: Meggy Wulandari Akui Sempat Tutupi Ejekan Netizen soal Putrinya yang Disebut Mirip Kiwil
Meggy menyebut permasalahan itu sebagai salah satu perjalanan dalam pernikahan.
Ia mengaku hingga saat ini masih menikmati momen berpacaran dengan sang suami.
"Itulah proses, karena nggak pakai pacaran dan langsung nikah."
"Pacarannya itu ya sekarang, masih pacaran ini," terangnya.
Meggy menuturkan bersama sang suami akan memperjuangkan pernikahan mereka.
"Bukan cuma saya yang memperjuangkan rumah tangga ini, tapi suami saya juga. Karena dia juga banyak ujian," pungkasnya.
Unggahan Meggy Wulandari yang Membahas Perpisahan
Unggahan Meggy soal perpisahan beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan hingga memunculkan isu keretakan dalam rumah tangganya.
Dalam unggahan tersebut, mantan istri Kiwil ini membagikan foto sebuah lilin yang menyala di tengah kegelepan.
Di situ, Meggy Wulandari kemudian bicara soal perpisahan.
"Bismillah. Akan selalu ada cahaya di dalam gelap. Saat kita serahkan segalanya hanya kepada Allah, pertolongan Allah selalu ada."
"Ada saat bertemu dan ada saat berpisah itu pasti," tulis Meggy.
Meggy Wulandari juga menjelaskan bahwa perpisahan terjadi karena Allah SWT.
Ia pun hanya mengikuti takdir yang sudah dituliskan saja.
"Hanya saja perpisahan itu bisa perpisahan karena perbuatan manusia itu sendiri atau karena habis masa di dunia ini."
"Aku tidak pernah bisa memilih, aku hanya mengikuti skenario-Nya dan apapun akhirnya itulah yang terbaik untukku dan anak-anakku," tulis Meggy Wulandari.
Unggahan Meggy tersebut sontak mendapat komentar beragam dari warganet.
Tak sedikit yang curiga jika ada masalah dalam rumah tangga Meggy Wulandari dan Haji Muhammad.
"Cerai lagi mbak maksudnya?" tulis akun @novit_alinda.
"Biasa posting suami terus Teh Meggy, kok sekarang nggak ada, doa terbaik jangan sampai pisah karena serasi banget sama yang ini," tulis akun @almayraboutiq2.
Baca juga: Akhirnya Salshabilla Jawab Isu Diganti Syifa Hadju di Bidadari Surgamu SCTV, Sentil Rizky Nazar
Baca juga: dr Richard Lee Tersandung Dugaan Penistaan Agama: Kronologi dan Penyebab Sunan Kalijaga Lapor Polisi
Mengenal Perilaku "Oversharing" di Media Sosial dan Bahaya yang Mengintai
Media sosial tampak menjadi tempat yang seru untuk berbagi momen pribadi, baik kepada teman dekat maupun orang asing sekalipun yang bahkan tak pernah berjumpa.
Saking senangnya mengunggah kiriman, tanpa sadar ada saja informasi pribadi yang penting dan seharusnya tak perlu diketahui publik.
Misalnya saja menandai lokasi rumah, mengunggah foto anak atau keluarga, memberi ucapan selamat ulang tahun, menceritakan pekerjaan, mengumbar kemesraan atau masalah dengan pasangan atau keluarga, dan masih banyak lagi.
Terlalu banyak mengumbar informasi seperti itu biasa disebut sebagai oversharing. Sebetulnya, tidak ada definisi baku soal apa itu oversharing.
Namun, umumnya, oversharing ditafsirkan sebagai perilaku terlalu banyak memberikan informasi detail yang tidak pantas tentang kehidupan pribadi diri sendiri ataupun orang lain. Ada bahaya yang mengintai di balik perilaku oversharing, seperti apa?
Informasi yang dibagikan
Dalam perilaku oversharing, ada data-data pribadi pengguna media sosial yang terkandung di dalamnya.
Menurut laporan dari perusahaan software yang fokus di bidang keamanan, Tessian, ditemukan bahwa 84 persen orang mengunggah kiriman ke media sosial setiap minggunya.
Sebanyak 42 persen di antaranya membagikan banyak sekali informasi tentang hobi, ketertarikan, hubungan, dan lokasinya secara publik setiap hari.
Separuh dari pengunggah di media sosial bahkan membagikan nama dan foto anak-anaknya, dan 72 persen di antaranya memberikan ucapan selamat ulang tahun.
Tidak hanya informasi dari update status atau unggahan. Sebanyak 55 persen responden memampang informasi profilnya secara terbuka di Facebook dan hanya 33 persen dari responden yang menggembok akun Instagram (private).
Tak sedikit pula orang yang mengunggah kehidupan pekerjaannya. Di Amerika Serikat, 93 persen pekerja mengunggah status tentang pekerjaan mereka di media sosial.
Sebanyak 36 persen di antaranya bercerita tentang pekerjaannya sendiri dan 26 persen memamerkan klien atau kehidupan rekan kerjanya.
Bahaya oversharing
Data dan informasi milik pengguna yang disebutkan di atas tampak biasa karena kerap sudah menjadi informasi umum.
Namun, di tangan hacker, informasi tersebut bisa "dijahit" untuk membuat gambaran tentang target dan kemudian menentukan metode serangan digital yang akan mereka lakukan.
"Kebanyakan orang terlalu banyak bicara soal apa yang mereka bagikan di media sosial. Anda bisa menemukan apa pun secara virtual," kata Harry Denley, Security and Anti-Phishing di MyCrypto.
Bahkan, menurut Denley, informasi bisa tetap diperoleh sekalipun si pemilik informasi tidak membagikannya secara publik. Caranya adalah dengan menelusuri dan mengidentifikasi target lewat orang sekitarnya, kemudian meniru identitas mereka untuk menipu target.
Metode yang dipakai biasanya berupa rekayasa sosial (social engineering) atau manipulasi psikologi.
Praktik rekayasa sosial yang umum terjadi adalah hacker menduplikasi identitas orang terdekat target, lalu melakukan penipuan terhadap target dengan mengiba meminta bantuan berupa kiriman uang.
Bisa juga hacker melakukan phishing dengan mengirimkan e-mail ke target berisi tautan atau lampiran yang apabila dibuka, hacker bisa menyandera atau mengambil data sensitif pengguna.
Minimnya kewaspadaan digital menjadi faktor utama bagaimana serangan rekayasa sosial bisa terjadi.
Menurut laporan Tessian, hanya 54 persen responden pekerja yang memperhatikan betul siapa pengirim e-mail dan kurang dari setengahnya, mau mengecek legitimasi tautan atau lampiran sebelum merespons, atau melakukan tindakan pada e-mail yang diterima.
Fakta itu cukup mengkhawatirkan karena Tessian menemukan bahwa 88 persen responden menerima e-mail mencurigakan sepanjang 2020.
"Peningkatan informasi yang tersedia secara publik membuat pekerjaan hacker jadi lebih mudah," jelas Tim Sadler, CEO Tessian, dirangkum KompasTekno dari Help Net Security, Senin (8/2/2021).
"Ingatlah bahwa hacker tidak punya apa pun selain waktu di tangannya. Kita harus membantu orang-orang agar paham bagaimana informasi mereka bisa digunakan untuk menyerang diri mereka lewat serangan phishing jika kita semua ingin menghentikan hacker untuk meretas manusia," imbuh Sadler.
(Banjarmasinpost.co.id/Tribunnews.com)
| Sudah Tak Punya Rencana Menetap di Indonesia, Acha Septriasa Anggap Australia Sebagai Tempat Pulang |
|
|---|
| Sebelas Tahun Berlalu, Sara Wijayanto Akui Tak Sungguh-sungguh Ingin Miliki Anak Bareng Demian |
|
|---|
| Tingkah Haldy Sabri yang Tak Banyak Dilihat Publik Diungkit, Irish Bella Jawab Isu Lavender Marriage |
|
|---|
| Tak Punya Niat Rujuk dengan Eza Gionino, Pihak Meiza Aulia Beber Isi Pertemuan di Medan |
|
|---|
| Desta Jadi Saksi Mata, Tya Ariestya Bersyukur Selamat dari Insiden Atap Arena Padel Ambruk |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.