Religi
Buya Yahya Urai Hukum Puasa Syawal Berdasarkan Pandangan 4 Mazhab, Berikut Tata Caranya
Hukum puasa enam hari di bulan Syawal 1444 Hijriyah berdasarkan pandangan empat mazhab dijelaskan Penceramah Buya Yahya.
Penulis: Mariana | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Buya Yahya menjelaskan hukum puasa enam hari di bulan Syawal berdasarkan pandangan empat mazhab.
Diterangkan Buya Yahya, sebagian mazhab menyatakan Puasa Syawal hukumnya sunnah dan dianjurkan, sebagian lagi berpandangan tidak dianjurkan.
Puasa Syawal adalah amalan lanjutan dari bulan Ramadhan yang berkesinambungan di bulan Syawal, Buya Yahya menuturkan tak ada batasan atau aturan tertentu dalam mengerjakannya, yang terpenting dilakukan selama bulan Syawal.
Saat ini memasuki bulan Syawal 1444 Hijriyah, setelah sebelumnya menjalani puasa wajib di bulan suci Ramadhan 2023.
Baca juga: Tata Cara dan Niat Melakukan Puasa Syawal, Buya Yahya: Dilaksanakan Selama Enam Hari
Baca juga: Bacaan Niat Mandi Sunah Jumat, Ini Kata Buya Yahya Mengenai Mandi Sebelum Sholat Jumat
Di bulan Syawal ini, terdapat amalan-amalan sunnah yang dianjurkan di antaranya Puasa Syawal.
Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri.
Buya Yahya menguraikan puasa enam hari di bulan Syawal berdasarkan pandangan jumhur ulama, yakni Mazhab Syafi'i, Mazhab Hambali, dan sebagian ulama Mazhab Maliki hukumnya sunnah.
"Sebagian Mazhab Maliki dan Mazhab Abu Hanifah mengatakan tidak sunnah, dikhawatirkan sesuatu yang merepotkan umat karena sebelumnya sudah berpuasa sebulan di bulan Ramadhan, dan diduga menjadi sebuah kewajiban," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Akan tetapi sebagian besar ulama menyatakan puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya adalah sunnah.
Buya Yahya pun menjabarkan perpanjangan amalan bulan Ramadhan yaitu puasa enam hari di bulan Syawal sesuai yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW.
Anjuran itu sesuai sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadits Abu Ayyub Al-Anshari RA:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).
Baca juga: Amalan Lanjutan dari Bulan Ramadhan 2023, Buya Yahya: Dilaksanakan Selama 6 Hari
Baca juga: Ceramah Buya Yahya Jelaskan Makna dan Hikmah Puasa Syawal, Amalan Lanjutan Bulan Ramadhan
"Hari Raya Idul Fitri tidak boleh berpuasa, karena itu puasa enam Syawal setelah bulan Ramadhan dan setelah 1 Syawal, waktunya bebas di sepanjang bulan Syawal," terang Buya Yahya.
Adapun pengerjaannya boleh langsung berurutan, misal dimulai tanggal 2 Syawal hingga 7 Syawal, atau secara terpisah sesuai kondisi dan keinginan umat muslim.
Terdapat kemudahan bagi kaum hawa yang memiliki utang puasa Ramadhan karena uzur misalnya haid, hamil, melahirkan, dan menyusui, bisa mengqadha puasa Ramadhan di bulan Syawal, tanpa harus niat puasa Syawal.
"Maka sesungguhnya Anda telah menghidupkan bulan Syawal dengan puasa, maka Anda sudah mendapatkan pahala," papar Buya Yahya.
Adapun cara melakukan qadha Ramadhan di bulan Syawal, cukup melakukan niat qadha, karena fardhu dan sunnah digabung dalam niat tidak dibolehkan atau dilarang dalam Islam.
Terlebih jika Anda puasa Senin atau Kamis di bulan Syawal, maka sekaligus mendapatkan pahala di bulan Syawal.
Apabila qadha Ramadhan dilakukan pada hari Senin atau Kamis di bulan Syawal, maka mendapatkan pahala tiga sekaligus.
Buya Yahya mengimbau agar segera mengganti utang puasa dan tidak grasak-grusuk pada saat akan memasuki bulan Ramadhan berikutnya.
Niat Qadha Puasa Ramadhan
Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat qadha puasa:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Niat Puasa Syawal
Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat puasa Syawal:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh, dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.
Berikut ini lafalnya :
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”
Tata Cara Melakukan Puasa Syawal
Tata cara puasa Syawal sama dengan tata cara puasa lainnya secara umum, di antaranya:
1. Niat
Jangan lupa berpuasa Syawal didasari dengan niat telebih dahulu.
2. Makan sahur
Disunnahkan makan sahur sebelum terbit fajar.
Namun, tidak makan sahur pun (misalnya terlambat bangun) tidak apa-apa jika kuat, dalam artian puasa tetap sah.
3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa
Saat berpuasa, hendaknya senantiasa untuk menahan diri dari makan, minum serta hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, atau waktu Maghrib.
4. Berbuka puasa
Disunnahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan dengan masuknya waktu Maghrib.
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Hukum Merayakan Maulid Nabi SAW, Ustadz Khalid Basalamah Jabarkan Asal-usulnya |
![]() |
---|
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Maulid Nabi 2025, Ustadz Adi Hidayat Paparkan Ketentuan |
![]() |
---|
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025, Buya Yahya Sebut Boleh Geser Hari Karena Udzur |
![]() |
---|
Jadwal 1 Rabiul Awal 1447 Hijriyah, Ustadz Adi Hidayat Urai Amalan Sholawat bagi Umat Muslim |
![]() |
---|
Hukum Merayakan Maulid Nabi bagi Umat Islam, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.