Selebrita

Ariel NOAH-Luna Maya, Gisel-Nobu Hingga Rebecca Klopper, Psikolog Beber Alasan Orang buat Video Syur

Mulai Ariel NOAH dan Luna Maya, Gisella Anastasia dan Michael Yukinobu de Fretes hingga Rebecca Klopper. Psikolog beber alasan orang buat video syur.

Editor: Murhan
Instagram rebeccaklopper/youtubeintens
Kolase foto Gisella Anastasia dan Rebecca Klopper. Psikolog ungkap alasan orang merekam video syur pribadinya. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kasus video syur mulai kerap menimpa, termasuk artis. Ada beberapa kasus yang sangat jadi perhatian publik, mulai Ariel NOAH dan Luna Maya hingga Gisella Anastasia dan Michael Yukinobu de Fretes.

Terbaru, beredar video syur mirip artis Rebecca Klopper. Bahkan, pakar telematika nyaris memastikan itu adalah asli.

Memang, kasus penyebaran video syur atau konten porno bukan menjadi hal baru di Indonesia.

Selain artis, juga sempat viral sebuah video syur yang mirip dengan AD karyawati korban ajakan "staycation" di Cikarang sempat beredar di Twitter.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (19/5/2023), video berdurasi 10 detik tersebut diunggah pada Rabu (17/5/2023).

Identitas wanita dalam video tersebut belum diketahui.

Baca juga: Alasan Mulia Ayu Ting Ting Jual Baju Bekasnya Rp 7 Ribu, Gebetan Boy William: Pusing

Selain itu, pernah juga ada kasus serupa yang melibatkan sosok kebaya merah, Dea OnlyFans, dan sederet selebriti Indonesia.

Lalu, mengapa ada orang yang merekam video syur miliknya sendiri?

Psikolog di Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo menyampaikan bahwa tindakan merekam video porno dilakukan untuk mendapatkan kepuasan pribadi.

"Ada tendensi untuk memuaskan dirinya, dalam artian dia terbiasa melakukan itu ketika tidak merekam maka tidak mendatangkan kepuasan," katanya kepada Kompas.com, Selasa (23/5/2023).

Salah satu kepuasan yang didapatkan berupa rangsangan seksualitas bagi diri sendiri maupun pasangannya.

Menurutnya, terkadang ada orang perlu mendapatkan stimulasi. Namun, ketika melihat punya orang lain ia merasa tidak etis jadi lebih baik menonton videonya sendiri.

Ratna tidak mengelak kalau tindakan tersebut bisa menunjukkan suatu kelainan, terutama saat sering dilakukan dan menjadi kebiasaan.

Sementara itu, psikolog klinis dari Personal Growth, Shierlen Octavia menjelaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk kelainan seksual yang dimiliki pelakunya.

"Keinginan untuk merekam video porno saat melakukan hubungan seksual adalah salah satu bentuk fetishism," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (23/5/2023).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved