Selebrita

Ariel NOAH-Luna Maya, Gisel-Nobu Hingga Rebecca Klopper, Psikolog Beber Alasan Orang buat Video Syur

Mulai Ariel NOAH dan Luna Maya, Gisella Anastasia dan Michael Yukinobu de Fretes hingga Rebecca Klopper. Psikolog beber alasan orang buat video syur.

Editor: Murhan
Instagram rebeccaklopper/youtubeintens
Kolase foto Gisella Anastasia dan Rebecca Klopper. Psikolog ungkap alasan orang merekam video syur pribadinya. 

Ia mengatakan, fetishism merupakan perilaku seksual di mana kepuasan pelakunya timbul melalui obyek atau aktivitas tertentu. Contohnya, memakai pakaian atau memegang obyek tertentu.

"Bagi perekam, mengambil foto, merekam, dan kemudian menonton video erotis diri mereka sendiri dapat meningkatkan pengalaman kehidupan seks dan merangsang hasrat seksual," kata dia.

Shierlen menyebutkan, sebuah penelitian juga menjelaskan bahwa pengalaman mendokumentasikan diri secara erotis menjadi cara membuat mereka merasa seksi dan percaya diri.

Menurutnya, merekam video pribadi saat berhubungan seksual juga menjadi tanda gangguan jika perekam tidak bisa berhenti melakukan, ketagihan, dan mengganggu fungsi sehari-harinya.

"Bagaimanapun juga, merekam hubungan seksual harus diikuti dengan persetujuan pasangan karena bisa menimbulkan tekanan dan ketidaknyamanan pada pasangan," tambahnya.

Shierlen menekankan, tindakan merekam video pribadi berisiko tersebar ke publik dan meninggalkan jejak digital yang tidak bisa dihapus.

Dihubungi terpisah, psikolog Danti Wulan Manunggal mengungkapkan bahwa merekam video syur milik pribadi tersebut bisa juga menunjukkan sifat eksibisionisme atau voyeurisme.

"Voyeurisme didefinisikan sebagai ketertarikan untuk mengamati orang yang tidak risih saat mereka membuka pakaian, telanjang, atau melakukan aktivitas seksual," jelasnya, Selasa (23/5/2023).

Menurutnya, video semacam itu dibuat untuk memenuhi orang yang berminat menonton tindakan tersebut.

Di sisi lain, Danti menyebut orang yang mengambil video pribadi memiliki sifat narsistik.

"Rasa bangga dengan tubuh dan keinginan melihatnya kembali adalah alasan kenapa orang bisa membuat video seks dirinya sendiri," lanjut dia.

Menurut Danti, orang tersebut akan disebut mengalami gangguan kepribadian narsistik saat merasa dirinya paling penting, sangat butuh perhatian, dan memiliki kekaguman berlebihan pada diri sendiri.

Terlepas dari gangguan kesehatan mental yang mungkin dimiliki pelaku, Danti tidak memungkiri apabila orang tersebut bisa jadi dalam kondisi sehat.

"Selama ada kesepakatan bersama antara kedunya dan tidak untuk disebarluaskan hal ini bukan merupakan gangguan seksual," katanya.

Ia menyatakan video tersebut mungkin saja diambil untuk kebutuhan saat berhubungan seksual.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved