Religi

Cara Menghadapi Masalah dan Raih Ketenangan dalam Rumah Tangga, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

ustadz Adi Hidayat jabarkan agar mendapat ketenangan dalam berumah tangga. Simak ceramahnay dibawah ini

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
kanal youtube Adi Hidayat Official
Ustadz Adi Hidayat jabarkan cara menghadapi masalah dan memperoleh ketenangan dalam hidup berumah tangga. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan cara menghadapi masalah dan memperoleh ketenangan dalam hidup berumah tangga.

Ketenangan yang dihasilkan setelah melalui suatu persoalan, diungkapkan Ustadz Adi Hidayat disebut sakinah.

Ustadz Adi Hidayat menuturkan masalah atau perkara dalam rumah tangga diibaratkan kapal menjadi tenang setelah ombak yang menerpanya telah pergi.

Dua sejoli terdiri dari laki-laki dan perempuan yang memutuskan menikah maka akan menjalani kehidupan rumah tangga.

Hendaknya kaum muslimin yang telah berpasangan, dapat menjalani ikatan pernikahan sesuai aturan Islam.

Baca juga: Ustadz Adi Hidayat Urai Doa Agar Cepat Melunasi Utang, Sesuai Petunjuk Nabi Muhammad SAW

Baca juga: Ustadz Abdul Somad Urai Keutamaan Zulkaidah, Berikut Amalan-amalan di Bulan Haram

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hubungan suami istri diumpamakan sebuah kapal, jika kapal sudah mampu melewati gelombang atau ombak besar maka kemudian akan memperoleh ketenangan yang disebut sakinah.

"Adanya terpaan gelombak atau ombak-ombak besar menjadikan kualitas kapalnya menjadi jauh lebih kuat, lebih mudah menghadapi persoalan-persoalan setelahnya terlebih masalah kecil," terang Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Sehingga ketenangan atau sakinah yang dihasilkan melahirkan suatu kemantaban dalam menghadapi persoalan-persoalan kecil atau siap tantangan besar di kemudian hari.

Dalam hidup berumah tangga, dikatakan Ustadz Adi Hidayat pasti ditemukan masalah, bahkan rumah tangga paling ideal Nabi Muhammad SAW ada saja masalah-masalah, namun dari masalah itu turun panduan kepada umat Islam dalam menyelesaikan suatu masalah.

"Turun ayat, hadits, untuk mengatasi ini dan itu ada solusinya, salah pemahaman bagaimana, salah komunikasi, meluruskan, mau cerita kepada siapa, dan jika belum ketemu solusi di antara suami dan istri kepada siapa mengadunya sebagai penengah, dan sebagainya semua ada," jelas Ustadz Adi Hidayat.

Ketika Allah menitipkan satu persoalan kepada umat Islam, pada hakikatnya bukan ingin menjadikan hidup rumah tangga bermasalah, melainkan Allah ingin memberikan satu ketenangan, kedamaian, setelah tuntas persoalan diberikan.

Cara mengatasi masalah tersebut dengan meningkatkan ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah.

Selain itu dalam menjalani hidup berumah tangga, pasangan hendaknya senantiasa melengkapi satu sama lain.

"Melengkapi itu saling menyempurnakan, dalam berumah tangga tidak harus selalu merasakan hal yang sama, kadang-kadang ada kekurangan di pihak suami dilengkapi pihak istri begitu sebaliknya," ucap Ustadz Adi Hidayat.

Baca juga: Hukum Lepas Cadar di Hadapan Awak Media, Begini Tanggapan Buya Yahya

Baca juga: Ceramah Ustadz Khalid Basalamah Jelaskan Amal Pelebur Dosa, Hal Ini Sebaiknya Diamalkan

Ada yang harus berangkat, ada yang harus menunggu, ada yang harus dikerjakan, ada yang berdoa, tidak harus semua disamaratakan.

Hendaknya menempatkan sesuai fungsi yang telah Allah atur, sesuai dengan peran suami dan istri.

"Kalau setiap hak terjaga dari peran yang dilakukan, maka akan hadir sakinah, suami pergi bekerja istri mendoakan, tapi kalau tidak ada kepercayaan diintip terus setiap saat, hal ini akan menyusahkan," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Begitu halnya dengan istri yang berada di rumah, harus dipercaya diberikan sesuatu kemudian percaya hal itu bisa dirawat.

Sehingga rumah tangga bisa berjalan jika suami dan istri saling melengkapi.

Kekurangan dari suami dan istri akan selalu ada, yang terpenting mengetahui tanggung jawab masing-masing.

Allah menciptakan manusia berpasangan-pasangan, dalam berpasangan itu ada ketenangan yang disebut sakinah.

"Kemudian dengan berpasangan itu ada rahmat atau kasih sayang, ada perhatian, biasanya mau makan tidak ingat siapa-siapa, sekarang mau makan ingat yang di rumah," papar Ustadz Adi Hidayat.

Kemudian lahirlah mawaddah, yang merupakan cinta dari segi materi dan fisik, misalnya memberi hadiah di hari lahir.

Manusia diciptakan berpasangan sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 13.

Surat Al-Hujurat Ayat 13

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Simak Videnya

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved