Berita Tanahlaut

BPBD Tanahlaut Dirikan Pos Gabungan, Dua Unit Mobil Tangki Turut Disiagakan Antisipasi Kondisi Ini

BPBD Kabupaten Tanahlaut (Tala) mendirikan pos gabungan TRC Penanganan Bencana Tanggap Siaga Karhutla dan Kekeringan 2023

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/idda royani
KUNJUNGAN koordinasi UPT Pelayanan Krisis dan Epidemi Kesehatan Kalsel di Pos Gabungan BPBD Tanahlaut, beberapa hari lalu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Sejak beberapa hari lalu tenda besar berdiri di halaman kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel).

Itu merupakan Pos Gabungan TRC Penanganan Bencana Tanggap Siaga Karhutla dan Kekeringan 2023. 

Pantauan Selasa (20/6/2023), di dalam pos tersebut tertera sejumlah data terkait karhutla. Juga ada armada yang disiagakan antara lain mobil double cabin dan trail. Meja kursi dalam jumlah cukup banyak juga berada di situ.

"Jadi, pos itu untuk pusat data dan kendali operasi penanganan bencana. Pos gabungan yang melibatkan stakeholder terkait," jelas Kepala Pelaksana BPBD Tanahlaut H Sahrudin.

Ia mengatakan di pos tersebut lah stakeholder terkait bisa saling sharing dan memperkuat koordinasi dalam upaya penanganan karhutla (kebakaran hutan dan lahan) serta ancaman kekeringan tanaman pertanian.

Baca juga: Tiga Dokter Spesialis Pelaihari Selamatkan Balita Pengidap Gastroschisis, Begini Kondisi Saat Lahir

Baca juga: Pertanyakan Nasib Jalan Longsor Satui, GRAB 171 Siap Demo Kantor Kementerian ESDM di Jakarta

Sahrudin menerangkan saat ini status kebencanaan di Tala masih berada pada level Tanggap Siaga. Sercara administratif masih menunggu terbitnya intruksi bupati (inbup). "Sembari kita mencermati kondisi cuaca," paparnya.

Sekadar diketahui ada empat level terkait kebencanaan yaitu Aman, Waspada, Siaga, dan Tanggap Darurat. Daerah yang berstatus tanggap darurat maka dapat menggunakan BTT (Biaya Tak Terduga) untuk langkah cepat penanganan bencana.

Lebih lanjut Sahrudin mengatakan berdasar prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalsel, hingga akhir Juni 2023 potensi hujan masih berpeluang terjadi. Bahkan di wilayah tertentu, di Tala di wilayah Kecamatan Jorong dan Kintap, berpotensii hujan berintensitas tinggi.

Setelah itu terjadi kemarau penuh. Diperkirakan puncak kemarau tahun ini pada Agustus mendatang. "Karena itu kita harus tetap siaga karena ancaman karhutla dan kekeringan pada tanaman pertanian masih berpeluang terjadi," tandas Sahrudin.

Dikatakannya, sementara saat ini sejak beberapa hari lalu hotspot di Tala telah susut drastis efek turunnya hujan yang turut meningkatkan kelembaban di wilayah rawan karhutla seperti lahan bondong di Kecamatan Tambangulang dan Batibati.

Saat ini pihaknya juga menyiagakan dua unit mobil tangki berkapasitas 4.000 liter dan 5.000 liter. Armada air bersih ini untuk droping air bersih ketika masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan air bersih terdampak kemarau.

"Kami sudah berkomunikasi dengan PT Air Minum Berkah Banua (PDAM) dan merek juga memberi dukungan. Kami dipersilakan mengambil sumber air bersih yang berada di Angsau di seberang Kompi," sebut Sahrudin.

Baca juga: Api Kembali Kepung Lahan Tidur di Gunungraja Tanahlaut, Manggala Agni Susah Payah Lakukan Pemadaman

Pejabat eselon III ini mengatakan pasokan air bersih tersebut dapat diberikan ketika pada suatu permukiman cukup banyak warga yang kesulitan air bersih. "Kalau cuma beberpa orang saja, tentu itu belum menjadi prioritas," tandasnya.

Ia mengatakan berdasar pengalaman kemarau panjang, ada berapa permukiman penduduk yang perlu diwaspadai kecukupan air bersihnya seperti di perkampungan nelayan di pesisir Kecamatan Jorong dan Kintap.

(Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved