Serambi Ummah

Beragam Kiprah STIQ Amuntai, Salah Satunya Cetak Generasi Intelektual Qur’ani

Inilah kiprah Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Amuntai merupakan perguruan tinggi ternama di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan

Editor: Irfani Rahman
ist untuk BPost
Ketua STIQ Amuntai, Dr H Abdul Hasib Salim MAP. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Amuntai merupakan perguruan tinggi ternama di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Kurikulum di STIQ Amuntai didesain secara komprehensif untuk mengintegrasikan studi Al-Qur’an dan pengetahuan keislaman dengan mata pelajaran umum yang relevan.

Lebih jauh mengenai hal ini, berikut petikan wawancara BPost dengan Ketua STIQ Amuntai, Dr H Abdul Hasib Salim MAP.

Bagaimana sejarah singkat berdirinya STIQ Amuntai?

STIQ lahir terkait pelaksanaan MTQ Nasional tingkat Provinsi Kalsel di Amuntai, pada tahun 2000. Bermula dari inisiatif Bupati Suhailin Mukhtar dan disambut Ketua LPTQ Kalsel, KH Ahmad Makki dan Ketua LPTQ Kabupaten HSU, Drs Fakruddin MSi yang selanjutnya menjadi bupati dan banyak keterlibatan beliau dalam perkembangan STIQ.

Melalui berbagai seminar, diskusi-diskusi para ulama, tokoh-tokoh lainnya, dilanjutkan studi banding ke PTIQ Jakarta dan perguruan tinggi lainnya. Setelah mantap, dibukalah Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) Amuntai yang menjadi referensi pendidikan unggul di bidang pendidikan yang berbasis Al-Qur’an dalam menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi untuk melahirkan lulusan yang berakhlak mulia, profesional, menjadi penggerak kemajuan agama dan masyarakat.

Kuliah perdana disampaikan oleh KH Said Agil Munawar mantan Menteri Agama RI. Akta pendirian ditandatangani Wakil Gubernur Kalsel, H Husin Kasah, Ketua Yayasan Rakha KH Safriansyah, Ketua DPRD HSU, KH Mohd Ilyas dan Bupati HSU, H Suhailin Mukhtar.

Pada periode pertama dari tahun 2000 sampai tahun 2019, STIQ Amuntai dipimpin KH Dr H Saberan Afandi MA. Selanjutnya dari tahun 2019 dipimpin Dr H Abdul Hasib Salim, MAP yang sebelumnya menjadi Mudir Ma’had Aly pertama dari 13 Ma’had Aly se-Indonesia yang mendapat SK Menteri Agama RI.

Kesepakatan para ulama dan tokoh masyarakat, STIQ tidak hanya untuk menghafal Al-Qur’an. Tapi menyiapkan generasi Qur’ani dengan segala ilmu yang terkait dengan pemahaman terhadap Al-Qur’an, juga melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi pada tiap kegiatan dan langkah berpedoman dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Seperti apa perjalanan karier Anda, sehingga bisa menjadi Ketua STIQ Amuntai dan apa saja aktivitas lainnya yang juga aktif diikuti?

Saya setelah nyantri kuliah ke IAIN dan beberapa perguan tinggi sampai S3.

Dari tahun 1986 kembali ke Amuntai bersama KH Saberan, KH Syukri Ilhami dan kawan kawan lainnya mendirikan STIT Rakha dan berkembang menjadi STAI Rakha.

Waktu itu juga sebagai PNS. Lalu pada tahun 2000 bersama KH Saberan dan kawan kawan lainnya bersama mengelola dan mengembangkan STIQ. Waktu itu sebagai Pembantu Ketua I Bidang Akademik.

Pada tahun 2013 ditunjuk sebagai Ketua Yayasan Rakha Bidang Pendidikan sampai sekarang. Tahun 2016 ditugasi sebagai Mudir atau Direktur Ma’had Aly dan pada tahun 2019 sampai sekarang menjadi Ketua STIQ Amuntai.

Adapun karier sebagai PNS bermula dari guru SMP selama lima tahun menjadi guru teladan selanjutnya diangkat menjadi Kepala SMP pada tiga sekolah, kemudian diangkat menjadi Kesubdin Dikmas pada Dinas Pendidikan HSU.

Berlanjut menjadi Kepala Kantor Arsip Perpustakaan HSU, Kepala Dinas Pendidikan pindah ke Dinas Pembermas atau kessos dan terakhir sebagai Kepala Dinas Pembermas dan Pemerintahan Desa.

Juga pernah jadi calon bupati dan calon wakil bupati terakhir, hingga akhirnya menjadi anggota DPRD Kalsel sampai sekarang.

Sementara untuk kiprah di masyarakat melalui organisasi, dari masa TK hingga Tsanawiyah sudah Ketua IPNU HSU, dua periode ketua IPNU Wilayah Kalsel.

Saat mahasiswa, aktif di pergerakan dan di perguan tinggi menjadi Sekretaris Senat Mahasiswa, Ketua Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab IAIN Antasai.

Lalu balik ke Amuntai dan aktif sebagai Wakil Ketua Ansor lalu menjadi Ketua NU Amuntai tiga periode dan pernah dua kali jadi Wakil Ketua PW NU dan sekarang jadi Ketua NU Kalsel.

Untuk semua pengabdian ini. Alhamdulillah saya bisa membagi waktu dan dari pelajar, mahasiswa hingga bekerja sebagai PNS dan di pondok tidak ada waktu tidur siang kadang sampai malam.

Bagaimana pola pendidikan yang dijalankan di STIQ, apa saja jurusan yang ada saat ini?
Pola pendidikan di perguruan tinggi melibatkan beberapa aspek penting yang mencakup struktur akademik, kurikulum, metode pengajaran, evaluasi, dan interaksi antara dosen dan mahasiswa.

Untuk struktur akademik, STIQ Amuntai memiliki tiga program studi, yakni Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), serta Ilmu Alqur’an dan Tafsir.

Kurikulum di STIQ Amuntai didesain secara komprehensif untuk mengintegrasikan studi Al-Qur’an dan pengetahuan keislaman dengan mata pelajaran umum yang relevan.

Kurikulum ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam sekaligus mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia modern.

Adapun beberapa komponen utama kurikulum di STIQ Amuntai yaitu, mata pelajaran agama meliputi studi tentang Al-Qur’an, hadis, fikih, tauhid dan sejarah Islam. Mahasiswa mempelajari tafsir dan interpretasi Al-Qur’an, pemahaman tentang prinsip-prinsip ajaran Islam dan aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari.

Mahasiswa juga mengikuti mata pelajaran umum seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran ini memberikan landasan pengetahuan umum yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian, Bahasa Arab. Mengingat pentingnya sebagai bahasa Al-Qur’an, STIQ Amuntai memberikan penekanan yang kuat pada pembelajaran Bahasa Arab. Mahasiswa mempelajari tata bahasa Arab, kosa kata dan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa tersebut.

Selanjutnya, ekstrakurikuler dan pengembangan kepribadian. STIQ Amuntai memberikan perhatian yang besar pada pengembangan kepribadian siswa. Ada berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi olahraga, seni, dan pengabdian masyarakat. Hal ini bertujuan untuk melatih keterampilan sosial, kepemimpinan dan tanggung jawab sosial.

Seperti apa metode pengajaran di STIQ Amuntai?

Metode pengajaran di STIQ Amuntai didesain untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif dan memadukan pendekatan tradisional dengan pendekatan modern. Ada beberapa metode pengajaran yang umum digunakan di STIQ Amuntai. Antara lain metode ceramah. Cara ini digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran secara verbal oleh pengajar. Pengajar akan memberikan penjelasan yang mendalam tentang topik yang sedang dipelajari, memadukan teori dengan contoh praktis, dan memberikan penekanan pada pemahaman konsep dan prinsip Islam.

Kemudian diskusi kelompok. Metode ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diberi kesempatan berbagi pendapat, bertukar ide dan membahas topik yang sedang dipelajari dalam kelompok kecil. Diskusi ini mendorong siswa berpikir kritis, mengembangkan pemahaman yang lebih dalam, dan memperluas perspektif mereka.

Selanjutnya penggunaan multimedia. STIQ Amuntai juga memanfaatkan teknologi modern dalam proses pengajaran. Multimedia seperti proyektor, presentasi slide, dan video pembelajaran digunakan untuk memvisualisasikan konsep, menjelaskan kisah-kisah keislaman dan memperkaya materi pelajaran.

Ada juga pembelajaran berbasis masalah. Metode ini mengajak siswa untuk memecahkan masalah nyata atau situasi yang terkait dengan ajaran Islam. Siswa diajak untuk berpikir analitis, menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah mereka.

Berikutnya praktik. Siswa dilibatkan dalam kegiatan praktik seperti berdoa, beribadah dan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Praktik ini membantu siswa menginternalisasi dan mengaplikasikan ajaran Islam secara praktis.

Ada juga tanya jawab. Metode ini digunakan untuk mendorong partisipasi aktif siswa. Siswa diajak mengajukan pertanyaan, memberikan jawaban dan saling berinteraksi dengan pengajar. Hal ini memperkuat pemahaman siswa, mengidentifikasi kesalahan pemahaman dan memperdalam diskusi.
Metode pengajaran di STIQ Amuntai berfokus pada interaksi aktif antara siswa dan pengajar, pemahaman mendalam tentang ajaran Islam, dan pengembangan keterampilan kritis siswa.

Pendekatan ini memastikan siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dan berkontribusi positif dalam masyarakat. (dny)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved