Berita Banjar

Teknologi Modifikasi Cuaca Dilakukan, Debit Air Waduk di Kalsel Meningkat

Semenjak Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), Kalsel pun diguyur hujan. Debit air di sejumlah waduk pun ikut naik

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda
Ketinggian Air di Waduk Riam Kanan, Jumat (14/7/2023). 

BANJARMASIN POST. CO. ID, MARTAPURA - Semenjak Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dari 7 Juli yang lalu, di Kalsel pun diguyur hujan.

Guyuran hujan yang terjadi dengan intensitas tinggi ini, membuat debit air di waduk Riam Kanan meningkat.

"Jadi kami bersyukur adanya TMC ini sehingga Karhutla terkendali. Hari ini dilaporkan nol hot spot, " kata Kepala BPBD Banjar, Warsita, Jumat (14/7/2023).

Sejauh ini disampaikannya cukup efektif untuk TMC ini sebab hujan yang mengguyur membasahi lahan yang kering tidak terkecuali di waduk yang mana debitnya juga meningkat.

Baca juga: Sungai Kusan Meluap Pasca Tanbu Diguyur Hujan Deras, Dua desa Ini Pun Kebanjiran

Baca juga: Waspada Banjarmasin hingga Tabalong, Prakiraan Cuaca Hari Ini 9 Juli 2023 di Kalsel, Jakarta Hujan

Dilaporkan dari data Balai Wilayah Sungai, BWS ketinggian permukaan Waduk Riam Kanan sedalam 57.495 m.

Kondisi ini lebih dalam satu hingga dua meter dari sebelumnya.

"Memang makin dalam air di Waduk dan ini akan juga bermanfaat bagi pertanian yang sebagian kekurangan air, " jelasnya.

Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kalsel, Pormadi, menambhakan dari laporan BWS wilayah III Kalimantan, melaporkan bukan hanya di Riam Kanan saja tapi tinggi permukaan air di beberapa waduk di Kalsel mengalami peningkatan.

Misal di Bendungan Tapin tinggi Muka Air sedalam 139.73 meter, Embung Langsat Besar sedalam 17.86 meter, Embung Salimuran
Sedalam 7.52 meter dan Embung Kebun Raya Banua 0.5 meter.

Adapun Adi Bayu Rusadi, Manajer Operasional Lab Pengelolaan TMC pada BRIN Kalsel mejelaskan sudah ribuan kilogram bahan semai ditebar sejak 7 Juli kemarin.

Dijelaskan dia, berdasarkan hasil analisis dan dibantu data pendukung dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan selalu terjadi di area-area penyemaian awan dalam tiga hari terakhir.

Kemudian hasil monitoring tinggi muka air tanah gambut, juga menunjukkan kenaikan Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) sebanyak 2 sentimeter dibandingkan periode sebelum TMC.

Dengan demikian, lanjut Adi Bayu Rusadi, TMC yang dilakukan secara terukur dapat membantu peningkatan TMAT di lahan gambut agar tetap dalam kondisi basah dan tidak mudah terbakar.

Dalam penyemaian awan, TMC BRIN menggunakan satu unit pesawat Casa 212-200 dengan registrasi A-2108 milik TNI Angkatan Udara dari Skadron Udara 4 Lanud Abdul Rahman Saleh Malang.

Baca juga: Hujan Lokal di Kabupaten Banjar, Petani di Desa Tambak Anyar Ulu Mulai Pikirkan Tampung Air

Sedangkan jumlah personel yang diturunkan BRIN berjumlah 13 orang. Sebanyak 9 orang di antaranya yang bertugas di Posko TMC, sedangkan 4 orang lain di Pos Meteorologi.

Adapun biaya yang dikeluarkan untuk melaksanaan TMC mengacu kepada peraturan tarif di Kementrian Keuangan.

Sekedar informasi,  TMC sendiri akan berakhir 18 Juli 2023. Sepanjang waktu tersisa, penyemaian awan akan dilakukan di Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong (Banjarmasin Post/ Nurholis Huda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved