Religi
Perintah Puasa Asyura Dipaparkan Ustadz Adi Hidayat, Berikut Keistimewaan dan Nilai Pahalanya
Perintah perintah Puasa Tasu'a dan Asyura bagi umat Islam dipaparkan Pendakwah Ustadz Adi Hidayat.
Penulis: Mariana | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat memaparkan perintah perintah Puasa Tasu'a dan Asyura bagi umat Islam.
Tak hanya umat Islam, Ustadz Adi Hidayat menceritakan kaum yahudi juga melaksanakan puasa pada 10 Muharram.
Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan Nabi Muhammad SAW merasa lebih berhak berpuasa pada 10 Muharram atau bertepatan hari Asyura.
Selepas bulan Zulhijjah 1444 Hijriyah nantinya berakhir, maka akan memasuki tahun baru dimulai 1 Muharram 1445 Hijriyah, tahun ini bertepatan pada Rabu (19/7/2023).
Baca juga: Ustadz Adi Hidayat Beberkan Cara Merubah Diri Lebih Baik, Diampuni Segala Dosa
Baca juga: Ustadz Adi Hidayat Urai Makna dan Rahasia Bulan Al-Muharram, Imbau Jauhi Maksiat
Ada amalan-amalan sunnah yang bagus dikerjakan umat Islam, salah satunya puasa di Bulan Muharram.
Di bulan Muharram terdapat amalan sunnah yang tidak ditemukan di bulan-bulan lain, yaitu puasa Tasu'a dan Asyura.
Puasa Asyura yakni puasa yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram, sedangkan puasa Asyura pada tanggal 9 Muharram. Kedua puasa ini hukumnya sunnah bagi umat muslim.
Ustadz Adi Hidayat menceritakan Nabi Muhammad SAW sewaktu berada di Madinah menyaksikan orang-orang Yahudi melaksanakan ibadah puasa. Nabi SAW pun mengkonfirmasi kebiasaan puasa kaum tersebut yang bertepatan dengan tanggal 10 di bulan Muharram.
"Kebiasaan puasa kaum Yahudi itu sesuai dengan tanggal puasa Asyura yang ditunaikan di hari ke-10 di bulan Muharram. Nabi bertanya kepada para sahabat dan kaum Yahudi saat itu, kaum Yahudi menjawab mereka melakukan puasa untuk mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada Musa AS dan pengikut beliau dari kekejaman Fir'aun laknatullah," terang Ustadz Adi Hidayat dikutip dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Kaum Yahudi menyatakan tanggal 10 Muharram adalah waktu yang baik sebab Allah telah menyelamatkan Nabi Musa As dan Bani Israil.
Lantas Rasulullah SAW pun menanggapi, dirinya lebih berhak melestarikan dan menyempurnakan syariat-syariat Nabi Musa AS.
Baca juga: Niat dan Tata Cara Sholat Dhuha, Ustadz Adi Hidayat Jabarkan Keistimewaanya
Nabi Muhammad SAW memberikan contoh kepada para sahabat untuk menerapkan puasa sebagai syukur kepada Allah SWT atas perlindungan Allah kepada Nabi Musa dan kaumnya di masa lampau.
Tak hanya saat itu, Nabi SAW juga mencontohkan puasa tersebut rutin dilakukan di tahun-tahun berikutnya yang dikenal dengan puasa Asyura bertepatan 10 Muharram. Hadist ini diriwayatkan Imam Al-Bukhari.
"Hadits ini setidaknya mengkonfirmasi tiga hal yang menjadi keistimewaan serta dapat kita raih hikmahnya, serta dapat melestarikan hukum yang ada di dalamnya, pertama saya lebih berhak melestarikan syariat Nabi Musa AS, hal ini menunjukkan syariat yang dibawa nabi mulai dari Nabi Adam AS bersumber dari Tuhan yang sama," jelas Ustadz Adi Hidayat.
Syariat itu menimbulkan ketundukkan dan kepatuhan dan menciptakan kedamaian yang disebut Islam. Maka dari itu sejak Nabi Adam AS hingga nabi Muhammad SAW membawa risalah yang sama, diin yang sama yaitu syariat Allah SWT.
Inilah peran Nabi SAW untuk menutup dan menyempurnakan risalah yang dibawa nabi sebelumnya sesuai dengan masa dan eranya.
Keistimewaan kedua, Nabi Muhammad SAW memberikan keteladanan kepada umat Islam bahwa segala bentuk nikmat baik berupa pemberian yang didapat dan pertolongan yang diberikan Allah SWT saat mengalami ujian atau musibah, misalnya terbebas dari lilitan utang piutang, terbebas dari kejaran, ancaman dan lainnya.
Maka adab umat muslim adalah menampilkan puncak syukur kepada Allah, yakni dengan meningkatkan shalat, doa, dan kurban, serta meningkatkan sifat berbagi.
Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT di dalam Alquran Surah Al-Kautsar ayat 1-3. Semua nikmat dan pertolongan Allah hendaknya disyukuri dengan meningkatkan amal shaleh.
Sebagaimana mensyukuri Nabi Musa AS dengan berpuasa, Nabi Muhammad SAW mensyukuri pertambahan usia dan jaminan surga dengan puasa dan meningkatkan shalatnya.
Keistimewaan puasa Asyura yang ketiga adalah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu. Para ulama berpendapat, dosa yang dimaksudkan adalah dosa-dosa kecil bukan dosa-dosa besar yang mengharuskan umat muslim bertaubat sungguh-sungguh.
Niat Puasa Tasu'a dan Asyura
Niat cukup di hati saja, bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat berikut niat Puasa Tasu'a dan Asyura:
Niat Puasa Tasu'a
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada'i sunnatit taasuu'aa sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa Tasu'a, sunnah karena Allah Ta’ala
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya: Saya niat puasa Asyura, sunah karena Allah Ta’ala
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Hukum Merayakan Maulid Nabi SAW, Ustadz Khalid Basalamah Jabarkan Asal-usulnya |
![]() |
---|
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Maulid Nabi 2025, Ustadz Adi Hidayat Paparkan Ketentuan |
![]() |
---|
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025, Buya Yahya Sebut Boleh Geser Hari Karena Udzur |
![]() |
---|
Jadwal 1 Rabiul Awal 1447 Hijriyah, Ustadz Adi Hidayat Urai Amalan Sholawat bagi Umat Muslim |
![]() |
---|
Hukum Merayakan Maulid Nabi bagi Umat Islam, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.