Religi

Ustadz Adi Hidayat Ungkap Dampak Negatif Mengejar Dunia Secara Berlebihan, Umat Islam Sering Lalai

Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan cara mengatasi iman yang melemah atau menurun, yakni mengurangi urusan dunia yang berlebihan.

Penulis: Mariana | Editor: Edi Nugroho
kanal youtube Adi Hidayat Official
Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan cara mengatasi iman yang melemah atau menurun, yakni mengurangi urusan dunia yang berlebihan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat mengungkap dampak umat Islam mengejar urusan dunia secara berlebihan.

Diakui Adi Hidayat, menjadi bahaya bagi umat muslim yang meninggalkan akhirat untuk dunia, misalnya mencari pekerjaan yang bisa menunda waktu shalat.

Sebab itu, kerja tanpa ibadah niscaya akan melelahkan, karena dari awal tidak diniatkan untuk ibadah yang dapat menentramkan jiwa dan menjadi konsumsi hati.

Ustadz Adi Hidayat menambahkan sebagian orang ketika mendengar nama Allah disebut misalnya pada waktu adzan, maka hatinya bergetar.

Baca juga: Kiat-kiat Terhindar dari Perbuatan Maksiat, Ustadz Adi Hidayat Imbau Muslim Lakukan Hal Ini

Baca juga: Ustadz Adi Hidayat Urai Amalan yang Disukai Nabi SAW di Bulan Muharram, Latihan Tinggalkan Maksiat

Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan cara mengatasi iman yang melemah atau menurun.

Ada faktor penyebab kadar keimanan seseorang berubah, dituturkan Ustadz Adi Hidayat salah satunya karena kesibukan mengejar dunia.

Ustadz Adi Hidayat menyebut tak sedikit pekerjaan membuat seseorang lalai dalam mengerjakan ibadah kepada Allah SWT.

Keimanan seseorang tumbuh dari rasa percaya dan keyakinan kepada Allah SWT, yang dibuktikan dengan pengerjaan amalan dan ibadah kepada sang pencipta.

Tak hanya keimanan yang kuat, seseorang yang keimanannya sedang bermasalah juga dapat diketahui dari pertanda-pertanda yang dapat dirasakan sendiri.

Ustadz Adi Hidayat menerangkan tanda keimana seseorang menurun dapat terlihat dari ibadah ritual yang berkurang kualitasnya.

Baca juga: Ustadz Adi Hidayat Ungkap Doa Raih Pertolongan di Hari Kiamat, Imbau Diamalkan Selepas Ibadah Ini

"Misalnya orang yang rajin shalat berjamaah, kemudian berubah menjadi tidak berjamaah lagi, sendirian, shalatnya terlambat, atau bisa tampak dari ibadah sosial, termasuk sedekah, infaq, tolong-menolong, saling mendoakan, interaksinya menurun, termasuk akhlak, mulanya tutur katanya baik, berubah menjadi kasar, dan lain-lain," papar Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Penyebab futur atau lemah iman dikatakan Ustadz Adi Hidayat terjadi karena dua sebab, yang pertama ada kesibukan dunia yang berlebihan.

Maka yang tepat adalah mengejar akhirat untuk dunia, namun bukan berarti meninggalkan dunia.

"Menjadikan value kegiatan dunia itu untuk kebutuhan akhirat, jadi minum, makan, dan kerja tetap dilakukan tidak ada yang berubah. Misalnya minum, sama dengan sebelumnya namun jadikan punya value untuk akhirat, pegang gelasnya dengan tangan kanan disertai menyebut basmallah," terang Ustadz Adi Hidayat.

Menjadi bahaya bagi umat muslim yang meninggalkan akhirat untuk dunia, misalnya mencari pekerjaan yang bisa menunda waktu shalat.

Sebab itu, kerja tanpa ibadah niscaya akan melelahkan, karena dari awal tidak diniatkan untuk ibadah yang dapat menentramkan jiwa dan menjadi konsumsi hati.

Ustadz Adi Hidayat menambahkan sebagian orang ketika mendengar nama Allah disebut misalnya pada waktu adzan, maka hatinya bergetar.

"Hal itu konfirmasi iman sudah sampai ke hati, kecuali bagi orang yang tidak punya iman tidak akan memiliki getaran yang demikian. Karena berbeda getaran iman, getaran cinta, getaran apabila ada polisi di depan ketika kita melanggar lalu lintas," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Tingkatan iman dipaparkan Ustadz Adi Hidayat di antaranya ada iman standar, contoh konfirmasinya begitu disebutkan nama Allah langsung bergetar.

Orang yang demikian ketika masuk waktu shalat, shubuh misalnya akan cepat bangun dan menunaikan shalat shubuh.

Dalilnya termaktub dalam Surat An-Nisa Ayat 103

فَإِذَا قَضَيْتُمُ ٱلصَّلَو ةَ فَٱذْكُرُوا ٱللَّهَ قِيَ مًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا ٱطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا ٱلصَّلَو ةَ إِنَّ ٱلصَّلَو ةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَ بًا مَّوْقُوتًا

Fa iżā qa aitumu - alāta fażkurullāha qiyāmaw wa qu' daw wa 'alā jun bikum, fa iża ma`nantum fa aqīmu - alāh, inna - alāta kānat 'alal-mu`minīna kitābam mauq tā

Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Sedangkan iman yang kuat, cenderung menunggu sebelum waktu shalat tiba, misalnya shalat shubuh pada pukul 04.06 maka orang itu bangun 03.00.

"Tapi kalau masih ingat shalat, masih ada konfirmasi iman, yang bahaya itu mengaku muslim di KTP Islam, namun tidak ada getaran di jiwanya, shalat tak dikerjakan, puasa dilewatkan," papar Ustadz Adi Hidayat.

Masing-masing kaum muslimin dapat menilai sendiri keimanan dalam diri, apakah imannya kuat, standar, atau di bawah standar.

Bahkan ada yang sudah menyiapkan shalat sebelum waktunya, selalu memantau waktu masuk shalat, selagi ada getaran demikian maka masih ada iman di hati.

Cara melatih iman semakin kuat hingga meninggal dunia, dalam bentuk amalan shalat yang khusyuk.

"Maka jika ingin masuk surga firdaus, harus berupaya mengerjakan shalat secara khusyuk, walaupun bagi umat muslim yang mengerjakan shalat juga diganjar surga," jelas Ustadz Adi Hidayat.

Selanjutnya selalu menghindari atau menjauhi hal-hal yang tidak penting atau perbuatan sia-sia dalam hidup.

Hal ini sebagaimana firman Allah pada Surat Al-Mu’minun ayat 1-2

قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ

ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَ شِعُونَ

Qad afla al-mu`min n, Allażīna hum fī alātihim khāsyi' n.

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved