HUT ke-52 Banjarmasinpost, Jadi Inspirasi Tiap Generasi

BANJARMASINPOST.CO.ID - Artificial Intellegence (AI) atau kecerdasan buatan mulai muncul pada 1956, namun sejak 2021 menyeruak pascakemunculan ChatGPT AI di medio November 2022. Chat GPT merupakan chatbot yang bisa menjawab berbagai pertanyaan yang diinput melalui kolom chat.

Keberadaannya berpengaruh besar dalam pola penggarapan penulisan. Betapa tidak, Chat GPT mampu menerjemahkan keinginan manusia untuk memperoleh informasi, bahkan mengolahnya menjadi informasi yang runut, komprehensif serta mudah dimengerti oleh sang pengguna.

Keberadaan Chat GPT yang diikuti oleh kemunculan Google Bard dengan level intelegensia lebih baik membawa pengaruh pada sejumlah aspek, terutama terkait informasi. Manusia menjadi sangat dimudahkan. Nyaris semua informasi apa pun yang ditanyakan pada Chat GPT maupun Google Bard dengan mudah dijawab.

Bahkan, kemampuan Chat GPT dan Google Bard dalam mengolah informasi, kemudian menyajikannya, nyaris sempurna dan tanpa cela. Beberapa media kemudian ada yang menggunakan teknologi AI untuk membuat dan menyampaikan berita. Lantas, di masa depan apakah tugas-tugas jurnalistik akan tergantikan oleh kecerdasan buatan dan lambat laun pers produk manusia punah digantikan olehnya?

Saya kira tidak. Ada satu unsur dalam aktivitas jurnalistik yang tak tergantikan oleh teknologi buatan, apakah itu? Jawabannya adalah rasa.   Meminjam istilah penulis terkenal Stephen King, “Menulis adalah mencipta, dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan, daya, dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan napas hidupnya.”

Media massa berikut juga reporter atau wartawannya tak bisa lepas dari pekerjaan menulis. Seorang pewarta mengerahkan segenap kemampuannya dalam berpikir, menganalisa, melihat, mengamati, lalu mendeskripsikan hingga menuangkannya menjadi sebuah tulisan maupun reportase yang bisa dinikmati pembaca maupun pemirsa.

Penyertaan rasa ini yang tidak bisa digantikan oleh Chat GPT, Google Bard maupun teknologi kecerdasan buatan. Bagaimana seorang wartawan menggambarkan sosok manusia penuh keringat, badan yang kotor, peristiwa tragis, tangis kesedihan hingga tawa bahagia, tak bisa dilakukan oleh teknologi Artificial Intellegence.

Pekerjaan jurnalistik seperti itu yang diajarkan kepada para wartawan Banjarmasin Post sejak dulu, sejak berdiri pada 2 Agustus 1971, dan masih berdiri tegak hingga sekarang, 2  Agustus 2023.

Bekerja dengan ‘rasa’ ini yang membuat Banjarmasin Post menjadi besar, menjadi media terbesar di Kalimantan Selatan. Hal ini pula yang menimbulkan kepercayaan khalayak, stakeholder, klien bisnis sehingga sama-sama berkembang, menjadi besar dan terpercaya.

Tak terasa, sudah 52 tahun Banjarmasin Post menemani rakyat Banua dalam kesehariannya, menjadi ujung tombak informasi antar generasi. Zaman dan teknologi telah berubah. Banjarmasin Post pun tidak ketinggalan atas perubahan itu.

Platform media cetak mungkin tak lagi jadi bagian utama asupan informasi, namun digital menjadi sebuah keniscayaan. Hal ini sudah diantisipasi jauh-jauh hari oleh manajemen Banjarmasin Post dengan melakukan konvergensi, membuat platform media online banjarmasinpost.co.id, media sosial Fanspage Facebook Banjarmasinpost, Instagram BPost Online, Youtube Banjarmasin Post News Video, Tiktok BPostonline dengan berbagai macam program.

Namun, apakah itu sudah cukup? Belum. Banjarmasin Post ini menjadi bagian dalam jejak dan langkah rakyat Banua untuk maju dan berkembang. BPost ingin Menjadi Inspirasi Setiap Generasi, seperti tagline HUT ke-52 kami. Banjarmasin Post akan tetap ada dan selalu ada bagi rakyat Kalimantan Selatan, dan juga Indonesia. (*)