Berita Banjarmasin

Ada Meriam di Bawah Langgar Bersejarah di Banjarmasin, Wali Kota Perintahkan Hati-hati

Bangunan bersejarah Langgar Al Hinduan di Jalan Piere Tendean, Banjarmasin dipugar. Ditengah pemugaran muncul informasi adanya meriam di bawahnya

Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID/EKA PERTIWI
Pemugaran Langgar Al Hinduan di Jalan Pierre Tendean, Kelurahan Gedang, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (17/8/2023). 

BANJARMASINPOST.co.id - Bangunan bersejarah Langgar Al Hinduan di Jalan Piere Tendean Kelurahan Gedang Kecamatan Banjarmasin Tengah, yang awalnya dua lantai, kini sudah rata dengan tanah, Kamis (17/8).

Di sana juga sudah ada tiang eksavator yang digunakan untuk melakukan pemancangan galam dan besi serta melakukan pengerukan. Satu-satunya bangunan dari Langgar Al Hinduan yang masih tersisa yakni kubah kecil dekat jalan yang diatasnya untuk meletakan Toa. Sedangkan pelataran juga sudah tertimbun tanah.

Padahal Langgar Al Hinduan tempat pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) pertama kali pada 1936 di Kalimantan Selatan.

Diperoleh informasi, Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata melakukan pemugaran Langgar Al Hinduan dengan anggaran Rp 1,4 miliar.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Zulfaisal Putra mengatakan, mereka melakukan rehab total. Sebab, bangunan yang dianggap sebagai bangunan bersejarah tersebut memang mengkhawatirkan. Khususnya bagian pondasi yang sudah rapuh.

“Dipugarkan dan diberi fondasi baru. Dari keseluruhan bangunan hanya satu bagian yang ditinggal dan tidak dirobohkan. Yakni bagian menara kubah kecil yang tepat berada di sisi jalan,” katanya.

Dijelaskannya, semua itu sudah kaji sebelum diperbaiki. “Secara keseluruhan bangunan tersebut memang sudah berubah. Karena beberapa kali terjadi perbaikan,” jelasnya.

Dalam proses pembangunannya, diduga ada satu meriam yang tertanam di bawah bangunan Langgar Al Hinduan. Isu adanya meriam ini muncul saat warga sekitar Langgar Al Hinduan memberitahukannya kepada Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina.

Bahkan, rencananya Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina berencana melihat langsung proses penggalian dan pencarian meriam tersebut, hari ini.

Para pekerja di sana juga enggan berkomentar. Hanya saja diakui mereka ada permintaan dari Wali Kota Banjarmasin agar berhati-hati dalam proses pengerukan dan pembangunan di sana, mengingat adanya dugaan meriam.

Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, jika pekerjaan akan dilakukan secara hati-hati untuk menjaga peninggalan bersejarah. “Sudah kami sampaikan untuk berhati-hati. Karena diduga ada benda bersejarah yakni meriam,” ujarnya.

Ia menyebut lama pengerjaan 150 hari kerja atau ditarget selesai pada Desember mendatang.

Rencananya, Pemerintah Kota Banjarmasin akan menata di kawasan tersebut sebagai museum dan monumen cagar budaya.

Terpisah, Pengurus sekaligus Imam Langgar Al Hinduan Abdurrahman mengatakan, jika bangunan langgar tersebut awalnya berbentuk rumah. Sebelum akhirnya diubah menjadi langgar.

Ia menyebutkan, berdasarkan keterangan orangtua zaman dahulu langgar tersebut awalnya rumah milik Syarifah Salmah Al Hinduan. Sehingga langgar tersebut diberi nama Langgar Al Hinduan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved