Religi

Ustadz Adi Hidayat Jabarkan Makna di Balik Jumlah 40 Rakaat Sholat, Bisa Diamalkan di Bulan Safar

Ustadz Adi Hidayat ungkap makna di balik jumlah 40 rakaat sholat dalam sehari. Bisa diamalkan di Bulan Safar.

Penulis: Mariana | Editor: Achmad Maudhody
Youtube Adi Hidayat Official
Ustadz Adi Hidayat paparkan arti di balik 40 rakaat sholat dalam sehari. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan rahasia amalan sholat dengan jumlah 40 rakaat, yang bisa diamalkan umat Islam di bulan Safar saat ini.

Diungkapkan Ustadz Adi Hidayat, jumlah rakaat tersebut adalah gabungan sholat fardhu dan sunnah.

Keutamaan yang didapatkan dari mengerjakan sholat sebanyak 40 rakaat, Ustadz Adi Hidayat menyampaikan di antaranya Allah akan melimpahkan kekuatan dalam hidup.

Umat Islam diwajibkan sholat fardhu lima waktu, selain itu dianjurkan pula melaksanakan sholat sunnah dalam waktu tertentu sesuai syariat.

Bertepatan saat ini telah memasuki bulan Safar 1445 Hijriyah, umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk ibadah sunnah, sebagaimana berlaku di bulan-bulan lainnya.

Baca juga: Amalan Harian Bekal Akhirat Dijabarkan Ustadz Adi Hidayat, Imbau Amalkan Ini

Sholat diyakini dapat memudahkan dalam kehidupan, misalnya di kala kondisi sempit maka akan dilapangkan, ketika ada masalah maka akan dimudahkan menemukan solusinya.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bilangan 40 memiliki makna tersendiri, di antaranya Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi di usia 40 tahun, Nabi Musa As menerima wahyu selama 40 hari.

"Maka ada amalan yang mengakselerasi terhadap kematangan kekuatan mental, spiritual, termasuk kekuatan intelektual, amalan pokoknya sholat, para ulama meriset ternyata ada 40 yang pokok," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Ia menguraikan bukan pokok dalam masalah fardhu dan sunnah, yang dimaksudkan membantu manusia lebih kuat dalam berkehidupan, dengan tiga kekuatan yakni kekuatan spiritual, intelektual dan mental.

Jenis-jenis sholat tersebut termasuk sholat fardhu sebanyak 17 rakaat yakni jumlah dari lima waktu.

Kemudian ditambah dengan sholat Tahajud dan Sholat Witir yang standar jumlahnya 11 rakaat.

"11 rakaat tersebut bisa ditunaikan dua rakaat sekali salam dan diakhiri satu rakaat, atau empat rakaat sekali salam diakhiri tiga rakaat, lalu ditambah 12 rakaat Sholat Rawatib," terang Ustadz Adi Hidayat.

Sholat sunnah Rawatib meliputi Qabliyah dan Ba'diyah sangat dianjurkan, sholat sunnah ini dilakukan mengiringi sholat fardhu.

Hadist soal sholat Rawatib diriwayatkan At-Tarmidzi dan An-Nasa’I berikut:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ ‏

Artinya: "Jika seorang hamba Allah SWT sholat demi allah SWT 12 raka'at (sunnah) setiap hari, sebelum dan setelah sholat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga. Aku tidak pernah absen melakukannya, sejak mendengarnya dari Rasulullah SAW."

12 rakaat tersebut meliputi empat rakaat sebelum zuhur, dua rakaat setelah zuhur. Dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya, dua rakaat sebelum subuh.

Baca juga: Doa Naik Kendaraan, Ceramah Ustadz Adi Hidayat Mengenai Memohon Perlindungan dari Allah SWT

"Untuk yang empat rakaat teknisnya bisa dilakukan dua rakaat sekali salam atau langsung empat rakaat," urai Ustadz Adi Hidayat.

Maka keseluruhan berjumlah 40 rakaat, yang disebut pokok, yang akan membentuk karakter kuat dari dalam diri.

Jika seseorang sudah konsisten mengerjakan 40 rakaat semaksimal mungkin berlatih, dimulai 17 rakaat sholat fardhu, lalu kerjakan yang dekat waktunya yakni 12 rakaat Sholat Rawatib, dikerjakan sampai konsisten, setelah itu Tahajud, tidak langsung mengerjakan 11 rakaat, bisa dimulai dengan tiga rakaat, Witir satu rakaat.

"Surah yang dibaca pun bisa dimulai Al-Falaq atau An-Naas, sampai bosan bisa dinaikkan Tahajud empat rakaat Witir satu rakaat, Adh-Dhuha, Al-Insyirah, hingga terus bertambah," terang Ustadz Adi Hidayat.

Hal tersebut dilakukan hingga merasakan kenikmatan atau menjadi suatu kebutuhan.

Suatu saat ingin meninggalkan maka akan menimbulkan rasa gelisah, nanti akan tercipta keadaan jangankan tertinggal fardhu, sunnah tertinggal pun akan gelisah dan cemas.

"Silakan berlatih hingga konsisten, namun hal ini tidak mudah, akan tetapi bisa dilakukan jika istiqomah," tukas Ustadz Adi Hidayat.

Bacaan Niat sholat Rawatib

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat sholat, berikut niat sholat Rawatib selengkapnya:

Niat Sholat Sunnah Qobliyah Subuh

اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnatash-shubhi rok'ataini qobliyyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta'aala

Artinya : "Saya niat sholat sunnah sebelum subuh dua rakaat, dengan menghadap kiblat karena Allah ta'ala

Niat Sholat Sunnah Qobliyah Dzuhur

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnatazh-zhuhri rok'ataini qobliyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'ala

Artinya : "Saya niat sholat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat, dengan menghadap kiblat karena Allah ta'ala.

Niat Sholat Sunnah Ba'diyyah Dzuhur

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnataz-zhuhri rok'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa

Artinya : "Saya niat sholat sunnah setelah dzuhur dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala

Baca juga: Termasuk Golongan Munafik Meski Rajin Sholat, Ustadz Adi Hidayat Ingatkan Hindari Hal Ini

Niat Sholat Sunnah Ba'diyah Maghrib

اُصَلِّى سُنَّةً الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnatal maghribi rok'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'ala

Artinya : "Saya niat sholat sunnah setelah maghrib dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala"

Niat Sholat Sunnah Ba'diyah Isya

اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli Sunnatal 'isya'i rok'ataini ba'diyyayan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aala

Artinya : "Saya niat sholat sunnah setelah 'isya dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala"

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved