Kampusiana

Sasar Desa Kelampayan Tengah, Tim Pengabdian Masyarakat UNBL Edukasi Kader Posyandu Tangani Diabetes

Tim pengabdian masyarakat Universitas Borneo Lestari memberikan edukasi kesehatan penanganan pasien diabetes di Desa Kelampayan Tengah

Penulis: Salmah | Editor: Hari Widodo
Universitas Borneo Lestari untuk BPost
Kader Posyandu Desa Kalampayan Tengah, Kabupaten Banjar, usai diedukasi tentang penyakit diabetes. 

BANJARMASINPOST.CO.ID-Meningkatnya jumlah komplikasi pada diabetes melitus berdampak pada meningkatnya beban ekonomi secara global.

Salah satu strategi yang harus dilakukan untuk mengurangi beban ekonomi tersebut adalah dengan gaya hidup sehat secara efektif dan efisien.

Menyikapi hal itu, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Borneo Lestari (UNBL) terdiri dosen program studi Farmasi dari Fakultas Farmasi dan dosen program studi Teknologi Laboratorium Medik dari Fakultas Saintek, berupaya mengedukasi masyarakat dalam penanganan penderita diabetes melitus.

Dikatakan Dyera Forestryana, ketua pelaksana, bahwa keinginan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik masih rendah.

Baca juga: Pengabdian di Banjarbaru, Dosen UNBL Latih Petani Olah Produk Bunga Telang dan Bawang Dayak

Baca juga: Tim Pengabdian Masyarakat FK ULM Melaksanakan Program Sekolah Siaga Bencana di SDN 3 Mataraman

Baca juga: Gelar Pengabdian Masyarakat di Sungai Miai, Dosen FK ULM Ajarkan Jintan Hitam Sebagai Antioksidan

Hal ini kemungkinan disebabkan rendahnya pengetahuan dan dukungan sosial yang diberikan keluarga atau masyarakat sekitar .

"Salah satu bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan oleh masyarakat adalah edukasi yang disampaikan oleh kader," ujarnya, Jumat (7/9/2023).

Salah satu faktor yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat adalah pembentukan kader kesehatan.

"Kader kesehatan harus membantu masyarakat mengatasi masalah kesehatan, namun seringkali mereka tidak memiliki keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk melakukannya," terang Dyera.

Padahal kader diharapkan menjadi perpanjangan tangan puskesmas untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sebab itu kader perlu mendapatkan pelatihan atau pendidikan dari tenaga kesehatan, sehingga dapat memberikan edukasi dan motivasi kepada masyarakat untuk selalu melakukan aktivitas fisik sesuai rekomendasi.

"Dengan edukasi dari kader, maka responden yang menderita diabetes melitus akan banyak mengetahui tentang perawatan diri," jelasnya.

Jadi kader kesehatan sebagai promotor kesehatan desa tidak hanya bertugas dalam kegiatan posyandu, tetapi juga dapat mengembangkan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.

"Kader kesehatan harus warga asli agar lebih memahami karakteristik dan budaya lokal dan cara penyampaian informasi akan lebih dapat diterima oleh masyarakat," kata Dyera.

Edukasi kader itu, lanjut sebagaimana dilakukan tim pada 3 Agustus lalu di Desa Kalampayan Tengah, Kabupaten Banjar. Kegiatan pengabdian ini didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Sebanyak 12 orang kader posyandu mengikuti kegiatan ini. Permasalahan yang diangkat pada kegiatan ini adalah masih banyaknya pasien diabetes melitus yang tidak patuh minum obat karena kurangnya minat untuk melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan atau puskesmas setempat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved