Berita Viral

Viral Isu Beras Palsu Termasuk di Banjarbaru, Pakar UGM Jelaskan Mengapa Plastik Tak Bisa Jadi Nasi

Viral isu beras palsu termasuk di Banjarbaru Kalsel. Pakar UGM menjelaskan secara ilmiah mengapa plastik tak mungkin dimasak menjadi nasi.

Editor: Murhan
TANGKAPAN LAYAR VIDEO WARGA
Capture dari video viral mengenai gumpalan beras, dibentuk seperti bola kecil, tidak hancur saat dilemparkan ke lantai. 

"Jadj saya khawatir, dapat beras sintetis dari kelurahan. Tetapi setelah diberikan penjelasan, saya sudah tahu, kalau itu beras asli dan layak konsumsi," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Abdul Samad juga mengucapkan permintaan maaf kepada masyarakat atas beredarnya video tersebut.

"Masalah video ini, saya banyak-banyak minta maaf karena sampai mengakibatkan kegaduhan seperti ini," ucapnya.

Terkait ini, Nanung Danar Dono, S.Pt., M.Sc., Ph.D, Wakil Ketua Halal Center Universitas Gadjah Mada, memberikan klarifikasi soal ini.

Mengutip situs resmi Universitas Gajah Mada, kabar tentang beras (konsumsi) palsu yang terbuat dari plastik adalah informasi bohong alias hoax.

Jika hal itu sebagai informasi benar maka saat beras dari plastik dikukus mustahil bisa mengembang atau berubah wujud menjadi nasi.

Menurutnya, polimer plastik saat dipanaskan atau dikukus hanya akan berubah jadi plastik panas. Bahkan, jika terlalu panas ia akan mengkerut atau mengkeret, bukan malah mengembang.

“Begitu pula dengan beras plastik komersial. Jika memang benar ada, maka saat dipanaskan ia hanya akan berubah menjadi beras plastik panas, bukan berubah menjadi nasi,” ujarnya di Kampus UGM, Rabu (11/10/2023).

Nanung menyampaikan jika ada orang yang membuat video menggenggam nasi lantas dibentuk bola padat lalu bisa memantul saat dilempar, maka hal itu bukan berarti mengindikasikan nasi tersebut terbuat dari plastik.

Namun, nasi tersebut mengindikasikan memiliki kandungan non-starch polysaccharides (NSP) atau karbohidrat non-patinya tinggi.

Terutama pada kandungan amilopektin dan amilosa. Contoh jenis beras yang memiliki kandungan amilopektin dan amilosa tinggi adalah beras ketan atau glutten rice atau stiky rice.

“Itulah sebabnya mengapa lemper itu saat digigit sangat liat berbeda dengan arem-arem yang terbuat dari beras biasa,” terangnya.

Nanung menjelaskan industri nasi palsu, telur palsu, ikan (tempura) palsu, kobis palsu, sayur palsu sesungguhnya memang ada di Jepang dan di China.

Meski begitu produk-produk tersebut sebatas sebagai bahan displai menu masakan di depan restauran siap saji dan bukan untuk dikonsumsi.

Di Jepang, China atau Thailand banyak ditemui restauran-restauran yang memajang menu masakannya dengan produk-produk semacam itu.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved