Asal Muasal Nama Nanang Galuh
Nama Nanang Galuh Dapat Ditelusuri dalam Hikayat Banjar 1663 Silam, Keluarga Bangsawan
Nanang dan Galuh di Banjarmasin biasanya disandang oleh para pemuda-pemudinya.
Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Nanang dan Galuh di Banjarmasin biasanya disandang oleh para pemuda-pemudinya.
Penggunaan nama Nanang dan Galuh itu juga diambil dari kata kata lanang atau Bahasa melayu yang artinya Laki-laki. Sementara Galuh memiliki arti perak, batu mulia, dan intan.
Terkait dengan dimulainya pemakaian nama Nanang Galuh, Ahli Sejarah, Mansyur mengatakan dapat ditelusuri dalam Hikayat Banjar tahun 1663.
"Dalam hikayat itu dituliskan terdapat penamaan Nanang sebagai bagian keluarga bangsawan,” kata Mansyur.
Baca juga: Geber Festival Layang-layang di Siringlaut Kotabaru, Disparpora Berharap Kunjungan Wisata Meningkat
Baca juga: Nanang Ternyata Sebuah Gelar Bangsawan di Kesultanan Banjar, Berasal dari Kata Lanang
Pada sejarah Banjar, awal mula orang yang bergelar Nanang adalah Nanang Sarang, tokoh etnis Biaju yang menikah dengan Gusti Nurasat, adik Sultan Musta'in Billah. Sultan Banjar keempat yang memerintah antara tahun 1595-1642.
“Namun, jika menilik tulisan Andin Ansyarullah tentang penelusuran jejak nama Andin dan Rama. Ia mengemukakan sejarah dari nama Rama-Andin dan Anang-Aluh merupakan sebuah sejarah perjalanan sebagian masyarakat Banjar," tuturnya.
Dua kelompok ini berperan kuat dalam masyarakat Banjar, dari awal kesultanan terbentuk hingga saat ini.
Meski begitu ujar Mansyur, penggunaan Anang-Aluh maupun Andin-Rama tak sepopuler gelar bangsawan Banjar lain.
“Yang kita tahu Pangeran, Gusti, maupun Antung. Gelar itu masih bertahan sampai saat ini,” ujarnya.
Sebutan Nanang dan Galuh dulunya kata Mansyur tak hanya sebagai sebutan bagi anak laki-laki dan perempuan dalam keseharian semata.
“Jika kita merujuk pada Hikayat Banjar kesultanan Banjar, Nanang atau Anang adalah suatu gelar bangsawan di Kesultanan Banjar,” ucapnya.
“Sementara untuk Galuh atau Aluh, diambil dari keturunan perempuan dari Adipati Banua Lima dan juga anak-cucu Orang Sepuluh Amuntai.” (Banjarmasinpost.co.id/Rifki Soeleman).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.