Nasib Afaf Syifa Juara MasterChef Indonesia Junior 1 Kini: Ipar Tasya Farasya, Didikan Chef Marinka

BANJARMASINPOST.CO.ID - MasterChef Indonesia telah berjalan 11 season. Namun sempat juga ada MasterChef Junior yang sampai 3 season.

Pada Season pertama, juaranya adalah Syifa Hasan atau yang dikenal dengan nama Afaf Syifa.

Momen Afaf Syifa menjadi juara MasterChef Indonesia Junior Season 1 terjadi pada 2015 lalu.

Kala itu para jurinya di antaranya Chef Marinka, Chef Arnold hingga Chef Juna.

Lama tak terdengar kabarnya, bagaimana nasib Afaf Syifa kini?

Baca juga: Dulu Dapat Uang Jajan dari Raffi Ahmad dan Tukul Arwana, Nasib Mpok Atiek Kini Jualan Es Cincau

Identik dengan rambut keritingnya, Afaf Syifa kini tumbuh jadi remaja masa kini yang hits.

Mengutip akun instagramnya, @afafsyifa, dia masih eksis dalam dunia kuliner.

Dia masih membagikan sejumlah momen memasak, bahkan di restoran.

Yang pasti, Afaf Syifa yang dulu juru masak cilik, kini sudah tumbuh menjadi remaja manis nan pintar.

Dia juga sempat punya program acara TV sendiri di Net TV pada 2021.

Meski begitu, dia tak banyak yang berubah. Afaf selalu tampil identik dengan gayanya yang tomboi dan rambut keritingnya.

Tak banyak yang tahu, gadis keturunan Arab ini ternyata adik ipar dari selebgram sekaligus YouTuber, Tasya Farasya.

Di saat anak seusianya masih hobi main, Afaf ternyata lebih memilih di dapur sebagai tempatnya berkreasi.

Sempat Ditentang sang Ibu

Syifa Hasan atau yang lebih dikenal dengan nama Afaf, telah memiliki keyakinan bahwa dirinya akan menang, sejak pertama kali mengikuti MasterChef Indonesia Junior 1.

Emma Abdullah, sang ibu yang mendampingi Afaf dalam wawancara mengungkap fakta itu.

"Saat ikut kursus memasak di daerah Kemang itulah Afaf ditemukan oleh RCTI. Dan sejak saat itulah, Afaf sudah menggambar dirinya menjadi juara Junior MasterChef Indonesia. Mungkin ini yang disebut apa yang kamu ucapkan bisa jadi kenyataan,” ujarnya.

Menurutnya, pilihan Afaf untuk terjun di dapur memang tidak semulus yang terlihat.

Afaf pernah ditentang Emma untuk berada di dapur.

Sebagai orangtua, melihat anaknya senang berada di dapur, di mana dapur merupakan tempat yang banyak ditemukan benda berbahaya, tentu saja Emma merasa khawatir.

Larangan tersebut pun menyisakan penyesalan karena sang ibu tidak mendukung bakat Afaf sejak awal.

Untuk itulah Afaf selalu memiliki pesan yang sering diucapkannya saat wawancara.

"Jangan halangi anak kalau mau berkreasi."

"Dari TK dia sudah senang berada di dapur, pernah saya melarang karena takut kena minyak, atau pisau, harus tidak seperti itu. Seharusnya saya mengikuti apa yang akan dilakukan sambil diawasi, selama itu positif, bukan dilarang," kata Emma.

Bukannya tak pernah merasakan kekecewaan, Afaf sangat menghargai ibundanya, yang selalu memberi semangat pada dirinya.

Bahkan dia ini merasa tidak yakin pada diri sendiri.

"Kalau kecewa, saya harus bisa let it go, kalau tidak bisa ya harus ulangi lagi. Kadang saat tidak yakin melakukan sesuatu, mama yang dukung saya, anything could happen. Mama lebih percaya sama saya, dibanding saya percaya pada diri saya sendiri,” ujar Afaf bijak.

Untuk menginspirasi orang di sekitarnya yang kurang percaya diri, Afaf mengatakan bahwa, pada dasarnya harus membuat mereka tahu, kalau mereka memiliki bakat di suatu bidang.

Itu karena, menurutnya, banyak orang yang merasa tidak memiliki bakat apapun.

Sudah menjadi tugas kitalah, sebagai orang terdekat membantu mereka untuk bisa membangun rasa percaya diri.

Untuk mencapai mimpi besarnya, gadis yang ahli membuat aneka ragam pastry dan kue ini memiliki tipsnya sendiri, yakni tidak mudah menyerah, harus mengetahui apa yang kita sukai dan memiliki Idola, sehingga kita gampang terinspirasi.

"Saya ingin menjadi chef yang inspirational. Kebanyakan chef kan laki-laki, jadi ingin jadi chef perempuan, tapi inspirational untuk semua," ujarnya.

(Banjarmasinpost.co.id)