Regional

Cerita Arjo Lawan Buaya Hingga Tangan Kanan Putus, Gigit Kepala Buaya, Jalan 2 Km Cari Pertolongan

Arjo baru saja kehilangan tangan kanannya setelah diterkam buaya, ia mengisahkan saat melawan buaya hingga bisa selamat, jalan 2 km untuk minta tolong

Editor: Rahmadhani
KOMPAS.com/HERU DAHNUR
Arjo (33), yang mendapatkan serangan buaya kini dirawat di RSUD Soekarno Bangka Belitung , Minggu (7/1/2024). Tangan kanan Arjo putus setelah diterkam buaya. 

"Sampai di tempat motor kami parkir, langsung pulang," ujar Arjo.

Setibanya di rumah, Arjo kemudian dibawa keluarganya ke Puskesmas Air Gegas. Selanjutnya Arjo dirujuk ke RSUD Soekarno Bangka guna penanganan medis lebih lanjut.

Menurut Arjo, pekerjaan sehari-harinya adalah buruh membersihkan kebuh sawit. Sesekali Ia pergi menjaring ikan untuk konsumsi keluarga.

"Karena sudah lama tidak pasang jaring, akhirnya pergi ke sana. Baru mau dipasang jaringnya, sudah diserang buaya," ungkap Arjo.

Kini Arjo di rumah sakit ditemani istri, dua anaknya serta sejumlah kerabat. Selain kehilangan tangan, Arjo juga terkena luka cakaran di pundak dan punggung.

Salah seorang kerabat Arjo, Amri mengatakan suadarnya itu pulang dalam kondisi terluka. Ia masih sadar dan duduk untuk melaporkan kejadian yang baru menimpanya.

"Kebetulan saya lagi jualan, kami langsung melihat kondisinya dan membawa ke puskesmas," ujar Amri.

Warga sekitar, sambung Amri, berusaha mencari buaya dan potongan tangan Arjo, namun belum membuahkan hasil.

Humas RSUD Soekarno Nevi Bachsin mengatakan, Arjo telah menjalani operasi untuk membersihkan bekas potongan tangannya.

Kini Arjo dalam perawatan sampai bekas luka di tubuhnya benar-benar sembuh.

"Saat datang kemarin langsung dilakukan operasi," ujar Nevi.

* Musim Kawin Buaya

Manager Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Foundation Bangka Belitung, Endy R Yusuf mengingatkan masyarakat harus waspada saat beraktivitas di habitat buaya.

Pasalnya rentang waktu dari September hingga Februari merupakan memasuki musim kawin buaya yang biasa memicu terjadi konflik buaya dengan manusia.

"Akhir tahun itu musim kawin buaya, September, Oktober sampai Januari hingga Februari, buaya di Babel ini jenis buaya muara bahkan lebih agresif dari buaya lainnya. Kalau masuk musim kawin akan lebih agresif, saat mencari pasangan, khawatirnya kalau lihat manusia kemungkinan penyerangan akan sangat tinggi sekali," jelas Endy dikutip dari Bangkapos.com.

Sehingga masyarakat yang sudah mengetahui habitat buaya untuk menghindari dan kalau bisa mengurangi aktivitas di area tersebut.

"Kita imbau masyarakat yang sudah tahu ada buaya di sungai itu untuk menghindar, ini harus menjadi perhatian," kata Endi

Berita ini sudah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved