Berita HSU

Banjir Landa Delapan Kecamatan HSU, Siswa 58 Sekolah Belajar Secara Daring

Air sungai meluap membuat banjir di berbagai lokasi di Kabupaten Hulu Sungai Utara, siswa kembali belajar daring

Editor: Irfani Rahman
(banjarmasinpost.co.id/donyusman
SMPN 4 Amuntai- di alan depan SMPN 4 Amuntai di Kompleks Candi Agung Kecamatan Amuntai Tengah terendam banjir, Selasa {16/1/2024). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Luapan sungai yang menyebabkan banjir di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) juga berdampak terhadap pendidikan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HSU, sedikitnya 58 fasilitas pendidikan terdampak. Akibatnya aktivitas pembelajaran di sekolah tidak bisa berlaku seperti biasa. Sekolah terpaksa melaksanakan pembelajaran secara daring dalam beberapa hari.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) HSU Jumadi, Selasa (16/1) siang, membenarkan puluhan sekolah terdampak banjir. “Yang terdampak ada sekolah TK, SD dan juga SMP,” katanya.

Kepala SMPN 4 Amuntai Irwan Rozanie mengaku sekolahnya turut terendam. Selain akses, ruang kelas sekolah di Kompleks Candi Agung Kecamatan Amuntai Tengah itu juga terendam.

Sejak Senin (15/1) pihaknya melaksanakan pembelajaran secara daring. “Kemarin kami ajukan dua hari dengan Selasa. Tapi karena kondisi banjirnya masih tinggi, kami ajukan lagi sampai Kamis (18/1). Itu karena pengajuannya perdua hari,” jelasnya.

Luapan sungai di jalan nasional penghubung HSU dan Kabupaten Tabalong, di Desa Kuangan, Kecamatan Amuntai Utara, tergolong parah. Air sungai menyeberangi badan jalan dengan derasnya. Ini juga terjadi di sejumlah ruas lain di jalan tersebut.

Mengingat vitalnya jalur tersebut karena juga menjadi penghubung Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan Kalimantan Tengah (Kalteng), jajaran Polsek Amuntai Utara turun ke beberapa lokasi terdampak. Di antaranya di Desa Pamintangan, Desa Pakapuran, Desa Panangkalaan, Desa Kuangan dan Desa Sungai Turak.

“Arus yang menyeberangi ruas jalan sangat deras,” kata Kapolsek Amuntai Utara Ipda Fannan mewakili Kapolres HSU AKBP Meilki Bharata, Selasa.

Baca juga: BREAKING NEWS - Mobil Jemaah Haul Guru Sekumpul Kecelakaan di Tabalong, Terjun ke Bawah Jembatan

Baca juga: Ganjar Pranowo Minta Perolehan Suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah Dijaga

Polisi melakukan pengecekan, pengaturan arus kendaraan dan memberikan imbauan kepada pengendara. Terlebih dalam beberapa hari ini jalur tersebut dilintasi jemaah haul ke-19 Guru Sekumpul, termasuk dari Kalimantan Timur.

Banjir meluas. Hingga Selasa sore, air bah melanda delapan dari 10 kecamatan di HSU. Berdasarkan data yang disampaikan Kalak BPBD HSU Syamrani, di Kecamatan Amuntai Selatan ada 14 desa, Amuntai Tengah 23 desa/kelurahan, Amuntai Utara 22 desa, Babirik 2 desa, Haur Hading 18 desa, Sungai Pandan 9 desa, Sungai Tabukan 4 desa dan Kecamatan Banjang 2 desa.

Sedikitnya ada 7.338 rumah terdampak. Rumah itu dihuni 8.470 kepala keluarga (KK) atau 24.786 jiwa.

Syamrani mengatakan pihaknya telah menyiapkan perahu karet termasuk di RSUD Pambalah Batung Amuntai. Tujuannya membantu masyarakat yang hendak menyeberang menuju rumah sakit atau pasien yang telah selesai berobat. Hal itu karena jalan di depan rumah sakit terendam.

Untuk menahan luapan air sungai, personel Koramil 1001-07/Amuntai Tengah

Kodim 1001/HSU-Balangan bersama warga membuat tanggul darurat di Desa Teluk Sarikat RT 03, Kecamatan Banjang, HSU, Selasa. Gotong royong dimotori Babinsa 1001-07/Amuntai Tengah Sertu Mukmin. “Untung mengurangi air yang akan masuk ke rumah warga,” ujarnya.

Dandim 1001 Letkol Inf Dhuwi Hendradjaja mengatakan telah memerintahkan Babinsa untuk memantau banjir dan membantu masyarakat di wilayah binaannya.

Banjir juga masih diderita warga Desa Masiraan, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Meski sudah dua pekan, mereka belum terima bantuan bantuan logistik.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved