Guru Danau Tutup Usia

BREAKING NEWS: Guru Danau Dimakamkan, Ribuan Jemaah Padati Lokasi Pemakaman

Ribuan jemaah dari berbagai daerah menghadiri prosesi pemakaman KH Asmuni atau yang dikenal Guru Danau, Sabtu, (03/02/2024) pukul 13.26 Wita.

|
Penulis: Stanislaus Sene | Editor: Edi Nugroho
Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus sene
Ribuan jemaah saat menghadiri upacara pemakaman Guru Danau. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Ribuan jemaah dari berbagai daerah menghadiri prosesi pemakaman KH Asmuni atau yang dikenal Guru Danau, Sabtu, (03/02/2024) pukul 13.26 Wita.

Pantauan Banjarmasinpost.co.id, sepanjang jemaah memadati jalan hingga rumah-rumah warga di Jalan Suka Ramai, Desa Danau Panggang, Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Meski dalam kondisi banjir yang menggenangi beberapa ruas jalan dan lokasi pemakaman namun proses pemakaman Guru Danau ini berjalan dengan khidmat.

Sebelumnya,KH Asmuni yang akrab disapa Guru Danau meninggal dunia, Jumat (2/1/2024) sekitar pukul 16.30 Wita.

Guru Danau mengembuskan napas terakhirnya di kediaman di Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).  Guru Danau dimakamkan di tempat kelahiran, Desa Danau Panggang, Sabtu (3/2/2024).

Baca juga: BREAKING NEWS : Innalillahi Wa Inna Ilaihirojiuun, Abah Guru Danau KH Asmuni Meninggal Dunia

Kabar duka yang sangat mengejutkan ini langsung menyebar dengan cepat di media sosial (medsos). Ucapan duka pun disampaikan masyarakat, khususnya warga Kalimantan Selatan.

Warga dari berbagai penjuru pun berdatangan untuk melayat, tak peduli harus melewati banjir. Selanjutnya jemaah memenuhi kediaman dan sekitarnya untuk mendoakan Guru Danau.

Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor pun menyampaikan duka cita. “Saya atas nama pribadi dan Pemprov Kalsel menyampaikan belasungkawa dan duka cita yang mendalam atas berpulangnya Guru Danau,” katanya.

Gubernur yang akrab disapa Paman Birin ini menyebut ulama seperti Guru Danau memiliki peran terhadap pembangunan di Kalsel. “Alim ulama dalam kedudukannya sebagai pemimpin informal di tengah masyarakat memiliki peran yang penting dan strategis, khususnya untuk memperkokoh sendi-sendi etika, moral dan spiritual kehidupan masyarakat,” tuturnya.

Ucapan juga datang dari Sekda HSU H Adi Lesmana. “Kami sangat berduka cita, seluruh masyarakat berduka cita,” ucapnya.

Menurut Adi, Abah Guru Danau merupakan sosok panutan. Jemaahnya bahkan hingga luar Kalsel.

Sedang Dandim 1001/HSU-Balangan Letkol Inf Dhuwi Hendradjaja mengaku turut kehilangan atas wafatnya ulama besar tersebut. Dia langsung meluncur ke rumah duka usai mendapatkan kabar tersebut.

Dhuwi pun mengunggah foto pertemuan terakhir mereka di status Whatsapp-nya. Tampak Dhuwi menjabat tangan Guru Danau lalu mencium tangan dan wajah sang guru. “Kenangan terakhir bersama Abah Guru pada Minggu 21 Januari 2024,” tulis Dhuwi.

Dia juga mengungkapkan rasa cinta kepada Abah Guru Danau dalam sebuah video. “Untuk seseorang yang aku cintai, engkau adalah satu-satunya yang menjadi favorit dalam hidupku. Hari ini, esok dan seterusnya. Biarkan hatiku menjadi saksi bahwa engkau ada di dalamnya. Biarkan jiwaku bersaksi bahwa engkau adalah jiwaku. Biarkan Tuhanku dan dunia beserta seisinya menjadi saksi bahwa aku mencintaimu,” ucap Dhuwi yang disertai foto Abah Guru Danau.

Ucapan duka cita mendalam juga disampaikan Dhuwi atas nama Kodim 1001/HSU-Balangan.

Dikutip dari kalselprov.go.id, Guru Danau dilahirkan pada tahun 50-an di Danau Panggang. Ada yang menulis pada 1951, 1955 dan ada pula yang menulis 1957.

Ayahnya yakni H Masuni dan ibunya bernama Hj Masjubah. H Masudi asli Danaupanggang, sedangkan Hj Masjubah dari Marabahan.

Guru Danau merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara. Beliau menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Pesantren Mu’alimin Danaupanggang dan Madrasah Tsanawiyah Pesantren Mu’alimin Danaupanggang. Setelah itu dia studi di Pesantren Darussalam Martapura.

Selama belajar di Pesantren Darussalam, beliau juga belajar dengan sejumlah ulama berpengaruh di Martapura seperti Tuan Guru Semman Mulya, Tuan Guru Royani dan Tuan Guru Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul.

Bahkan meski telah memiliki pengajian dan pesantren sendiri, secara rutin Guru Danau mengikuti pengajian Guru Sekumpul baik ketika masih di Keraton (Langgar Darul Aman) maupun setelah pindah ke Sekumpul (Langgar Arraudah). Guru Danau terus mengikuti pengajian Guru Sekumpul sampai sang guru meninggal dunia pada 2005.

Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus sene

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved