Formasi Baru AC Milan dan 5 Pemain Baru Jika Antonio Conte Gantikan Stefano Pioli, Ada Romelu Lukaku

BANJARMASINPOST.CO.ID - Antonio Conte akan meminta lima rekrutan berkualitas jika ingin menjadi pelatih kepala AC Milan, termasuk beberapa pemain yang sangat ia kenal.

Akhir bulan lalu, Luca Momblano melakukan segmen langsung di Telelombardia di mana ia mengklaim bahwa Conte telah mencapai kesepakatan lisan untuk mengambil alih di Milan.

Sejak itu rumor tersebut kembali berkembang pesat soal Antonio Conte menjadi calon kuat gantikan Stefano Pioli.

Kini, sumber yang sama telah melihat beberapa pemain yang tampaknya diminta oleh Conte.

Dikutip dari Sempremilan, Selasa (6/2/2024) Dimulai dengan Romelu Lukaku yang pernah bekerja bersamanya di Inter Milan.

Baca juga: 4 Target Transfer Pemain AC Milan Berikutnya, Benjamin Sesko, Joshua Zirkzee, Gimenez dan Jonathan

Baca juga: Transfer Pemain Gratis Inter Milan Berikutnya, Piotr Zielinski Jadi Incaran, Lautaro dan Barella Oke

Dia kemungkinan akan meninggalkan Roma, dan akan menelan biaya sekitar €40 juta.

Jumlah yang sama akan dibelanjakan untuk Federico Chiesa, yang bisa dikorbankan Juventus di musim panas.

Untuk membiayai rencana transfer musim panas mereka terutama di tengah cara Max Allegri memanfaatkannya yang dipertanyakan.

Di lini tengah, Conte menginginkan Rodrigo de Paul saat ini di Atlético Madrid yang nilainya sekitar €30 juta.

Sebagai bek tengah, Alessandro Buongiorno dari Torino menargetkan harga sekitar €40 juta.

Namun, rekrutan pertama di musim panas yang ingin dimiliki Conte untuk AC Milannya adalah Giovanni Di Lorenzo.

Conte yakin Davide Calabria tidak cocok untuk formasi 3-5-2 miliknya, jadi dia mengincar kapten Napoli yang bernilai €30 juta.

Bagaimana keuangan semua penandatanganan ini? Dengan penjualan Rafael Leao ke PSG atau klub lain sesuai sumbernya.

Dengan uang dari penjualan lain seperti Charles De Ketelaere dan Alexis Saelemaeker.

* AC Milan tidak menyesal meski De Ketelaere meledak di Atalanta

Ada banyak pembicaraan seputar Charles De Ketelaere dan apa yang berhasil dengan baik di Atalanta dibandingkan dengan apa yang tidak berhasil di musim pertamanya di AC Milan.

Calciomercato.com menyoroti perbedaan angka yang mengejutkan De Ketelaere dalam dua musim pertamanya di Italia.

Pada 2022-23, ia mencatatkan 40 penampilan untuk Milan, tanpa gol, satu assist, dan tiga kartu kuning, berbeda dengan 26 penampilan di Atalanta dengan sembilan gol, tujuh assist, dan nol kartu kuning.

Pemain muda Belgia ini menunjukkan bakatnya kepada semua orang setelah musim yang penuh teka-teki bersama Rossoneri.

Saat ini klub Bergamo tampaknya hampir pasti akan menggunakan opsi €23 juta untuk membeli, yang ditambah dengan biaya pinjaman €3 juta berarti minimal €26 juta untuk Milan.

Bagaimana perasaan Milan tentang berbagai hal? Mereka membayar €32 juta ditambah €3 juta bonus untuk mengontraknya dari Club Brugge pada jendela musim panas 2022.

Menjadikannya pemain utama setelah memenangkan Scudetto dan bahkan memberinya kontrak lima tahun senilai €2,2 juta bersih per tahun.

Pada tanggal 30 Juni 2024, biaya sisa kontrak pemain berusia 22 tahun itu akan berjumlah sekitar €20 juta.

Artinya selain penghematan gaji, angka kesepakatan dengan La Dea direkayasa untuk menghasilkan keuntungan modal sekitar €6 juta.

Stefano Pioli yang mampu memanfaatkan seluruh pemain muda baru yang dimilikinya, tak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik De Ketelaere.

Bos Milan mengubah Theo Hernandez hingga Rafael Leao menjadi dua pemain terbaik dunia di posisi mereka.

Dia mengubah Pierre Kalulu menjadi bek tengah setelah cedera Simon Kjaer, dan dia juga mencoba segalanya dengan De Ketelaere.

Dia menggunakan dia sebagai gelandang serang di belakang Olivier Giroud.

Sebagai gelandang murni dengan kebebasan untuk bergerak di sepanjang lini depan dan bahkan kadang-kadang di dua penyerang.

Tidak ada tanda-tanda kehidupan yang nyata, namun di Bergamo dengan Gian Piero Gasperini melakukan langkah yang sama.

Bermain di klub dengan tekanan yang lebih kecil memungkinkan pemain Belgia itu membuat terobosan.

Bagaimanapun juga, Stadion Gewiss bukanlah San Siro, dan itulah mengapa tidak ada penyesalan.

(Banjarmasinpost.co.id)