Berita Kotabaru
Jelang Ramadan 1445 Hijriah, Harga Sembako di Kotabaru Terus Naik
Harga kebutuhan pokok di Kalimantan Selatan terus naik. Ini diyakini terus berlangsung menjelang Ramadan 1445 Hijriah
Penulis: Herliansyah | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Harga kebutuhan pokok di Kalimantan Selatan terus naik. Ini diyakini terus berlangsung menjelang Ramadan 1445 Hijriah
Hal ini diyakini Mimin, pedagang di Pasar Kemakmuran Kotabaru. Beras dari Sulawesi mengalami kenaikan hampir setiap hari.
“Jadi naiknya kadang Rp 200 per kilogram, kadang Rp 700,” ujarnya, Rabu (21/2). Sementara harga beras Bulog tetap bertahan.
Sedang telur ayam mengalami kenaikan harga Rp 1.000 per kilogram. Telur ayam dari Jorong, Tala, sebelumnya Rp 29.500 per kilogram menjadi Rp 30.500.
Baca juga: Info Cuaca Ekstrem Kamis 22 Februari 2024, Waspada Hujan di Kalsel, Jabar dan Gorontalo
Baca juga: Satu TPS di Murungpudak Tabalong Harus Pemungutan Suara Ulang
Sementara minyak goreng dari Surabaya naik Rp 1.000 per dus. “Minyak dari Kotabaru tidak ada kenaikan. Dari Jawa macam-macam, kenaikannya Rp 15 ribu sampai Rp 17 ribu tergantung merek,” kata Mimin.
Rusmani, warga Kotabaru, tak heran dengan kenaikan harga menjelang bulan puasa. Namun, Rusmini tetap berharap sembako tetap bisa dijangkau. “Yang penting barangnya ada, harganya masih terjangkau,” ucapnya, Rabu.
Kepala Diskoperindag Kotabaru Hardhani mengaku akan meminta Bulog menambah suplai di pasar, terutama untuk beras dari Sulawesi. Upaya lain yakni mengadakan operasi pasar.
Awal Februari 2024, operasi pasar dilaksanakan di Desa Ujung (Tanjung Mangkok), Kecamatan Pulau Sebuku. “Membawa beras hampir tiga ton. Kami banyak bergerak di kecamatan,” ucapnya.
Dalam beberapa hari ke depan, operasi pasar dilaksanakan di Kecamatan Kelumpang Selatan. “Atau di Desa Tarjun Kecamatan Kelumpang Hilir,” kata Hardhani.
Dampak kenaikan harga sembako juga dirasakan pedagang kuliner di Kota Banjarbaru. Tikah, pedagang masakan siap saji di Palam, mengatakan kenaikan beberapa kebutuhan pokok sudah dirasakan sejak awal 2024, terutama minyak goreng dan gula
“Harga beras lokal masih tinggi. Kalau beras Jawa naik turut. Ini sangat berdampak terhadap pedagang seperti saya,” ungkapnya.
Tikah harus menambah modal usaha, sedangkan harga jual belum bisa dinaikan. Akibatnya keuntungan jadi berkurang. “Pembeli tahunya murah. Sementara ingin menaikkan harga saya harus mempertimbangkan berbagai hal,” tukasnya.
Sekarang ini yang ia pikirkan adalah dagangan tetap laku dan dapat pemasukan untuk kebutuhan hidup. Adapun mencari untung berlebih sudah sulit, karena tergantung daya beli masyarakat. “Kalau semua serba mahal, orang lebih memilih masak sendiri,” tandasnya.
Begitu juga Rifa, pedagang kue kering, yang khawatir atas kenaikan beberapa harga sembako terutama gula dan telur,
Setiap tahun ia memproduksi aneka kue kering dan seminggu sebelum Ramadan sudah mempersiapkan bahan. Tetapi dengan kenaikan harga, ia tidak berani spekulasi menyediakan banyak stok kue,
| Dana DAK Tematik Tertahan di Bank Kalsel, Begini Penjelasan Kadisperkimtan Kotabaru |
|
|---|
| Pembangunan Perumahan di Blangkas Kotabaru Mandek, Warga Barak Minta Penjelasan |
|
|---|
| BLTS Kesra Bakal Cair untuk Tiga Bulan, Berikut Jumlah Data Penerima di Kotabaru |
|
|---|
| Geger Kebakaran di Baharu Utara Kotabaru, Satu Rumah Ludes Dilalap Api |
|
|---|
| Festival Akrab 2025 di Kotabaru Resmi Dibuka, Tampilkan Kreasi 17 Subsektor hingga Panggung Hiburan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.