Kabar Kalteng
Ini Hasil Pendampingan Psikolog ke Bocah Kelas 1 SD di Palangkaraya Korban Kekerasan Orang Tua Murid
Inilah hasil pendampingan psikolog ke bocah kelas 1 SD di Palangkaraya yang menjadi korban kekerasan orang tua murid.
BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA - Inilah hasil pendampingan psikolog ke bocah kelas 1 SD di Kota Palangkaraya Provinsi Kalteng yang menjadi korban kekerasan orang tua murid.
Kondisi bocah kelas 1 SD di Palangkaraya yang jadi korban kekerasan membaik dan tampak ceria.
Hal itu diungkapkan Psikolog, Cahaya Afriani Napitupulu, Rabu (6/3/2024) yang mengungkapkan kondisi bocah kelas 1 SD di Palangkaraya yang jadi korban kekerasan kembali membaik.
Sebelumnya, bocah kelas 1 SD tersebut sempat mengalami tindak kekerasan oleh orang tua murid di sekolahnya
Baca juga: Kondisi Prikologis Bocah Kelas 1 SD di Palangkaraya Korban Kekerasan Orang Tua Murid Diperiksa
Baca juga: Orang Tua Murid Pemukul Bocah Kelas 1 SD di Palangkaraya Ungkap Penyebab Perbuatan Nekatnya
Informasi awal kejadian tindak kekerasan terhadap bocah kelas 1 SD di Palangkaraya tersebut berawal dari dia dan anak terduga pelaku tindak kekerasan bermain saling mencekik.
Kemudian, korban saat mencekik temannya yang merupakan anak dari terduga pelaku tindak kekerasan menangis dalam permainan tersebut.
Setelah itu, temannya melaporkan pada orang tuanya, sehingga bocah kelas 1 SD korban tersebut diduga mendapatkan tindak kekerasan dari orang tua murid tersebut.
Alhasil, anak korban saat kejadian mengalami hidung berdarah dan trauma pasca kejadian tersebut.
“Tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang dewasa dapat berdampak buruk dan dicontoh oleh anak-anak,” terang Pesikolog, Cahaya Afriani Napitupulu.
Dia mengatakan anak akan cenderung meniru perilaku orang lain, terutama orang yang lebih dewasa.
Psikolog pun menjelaskan terkait dampak negatif dari kekerasan terhadap anak dan perlunya pendampingan.
“Dampak negatif tersebut dapat bermacam-macam, maka dari itu pendampingan terhadap anak korban kekerasan sangat penting,” jelasnya.
Ia pun mengatakan bahwa pendampingan terhadap korban akan dilakukan secara kontinyu sehingga kondisi psikologis anak membaik.
Dirinya menjelaskan terkait kondisi psikologi anak pasca dilakukan pemeriksaan oleh Psikolog.
“Untuk anak pasca kekerasan yang dialaminya sudah tidak trauma, karena mendapat dukungan orang tuanya,” terang Cahaya.
Ia mengatakan dalam kondisi trauma tentu peran orang tua dalam mendukung kesembuhan anak sangatlah penting.
Di sisi lain, sekolah pun juga memiliki peran penting dalam memastikan anak tak menjadi korban kekerasan.
“Pada lingkungan sekolah pun sangat penting dalam menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi anak-anak.
Dirinya pun mengapresiasi orang tua korban dalam memberikan pendampingan kepada anaknya pasca kekerasan tersebut.
Namun, orang tua juga perlu memperhatikan kebijakan sekolah dan keamanan anak di lingkungan sekolah.
“Kondisi anak yang saat ini sudah baik, ceria, dan memiliki kepribadian yang kuat berkat dukungan orang tuanya. Rencana anak akan kembali bersekolah, namun dalam pengawasan dan kontrol saya dan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DALDUKKBP3APM),” tutup Cahaya Afriani Napitupulu.
Artikel ini telah tayang di Tribunkalteng.com dengan judul Psikolog Sebut, Kondisi Bocah Kelas 1 SD di Palangkaraya Korban Kekerasan Membaik dan Boleh Sekolah,
| 27 Siswa SD di Palangka Raya Keracunan, Dewan Soroti Burger untuk Menu MBG dengan Saus Kedaluarsa |
|
|---|
| 27 Murid SDN 3 Bukit Tunggal Palangka Raya Keracunan MBG, Saus Kedaluwarsa 5 Bulan |
|
|---|
| Bertambah Dua Korban, Ini Kondisi 27 Siswa Palangka Raya Kalteng Pasca Keracunan Burger MBG |
|
|---|
| Makan Burger, Ini Kronologi 27 Murid SD di Palangka Raya Kalteng Keracunan Usai Santap MBG |
|
|---|
| Santap Sosis Diduga Keduluarsa, 27 Siswa SD di Palangka Raya Kalteng Keracunan MBG |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.