Liga Champions

Arteta Sudah Mengetahui Satu Kekurangan Arsenal dari Man City Setelah Tersingkir dari Liga Champions

Mikel Arteta sudah mengetahui satu hal yang kurang dari tim Arsenalnya setelah tersingkir dari Liga Champions dan akan fokus di Liga Inggris

Editor: Aprianto
Paul ELLIS / AFP
Mikel Arteta sudah mengetahui satu hal yang kurang dari tim Arsenalnya setelah tersingkir dari Liga Champions 

BANJARMASINPOST.CO.ID - The Gunners gagal memanfaatkan peluang mereka di perempat final Liga Champions melawan Bayern Munich.

Masalah inilah yang harus mereka atasi jika ingin memenangkan trofi terbesar.

Mikel Arteta dan Thomas Tuchel sama-sama ditanyai apa yang menentukan pertandingan sistem gugur sebelum leg kedua Arsenal melawan Bayern Munich.

Jawaban mereka sama yakni soal “momen" saat dipertandingan.

Setelah 180 menit pertarungan sengit, alasan Bayern menantikan semifinal melawan Real Madrid dalam waktu tiga minggu.

Baca juga: Arsenal Mendapat Peningkatan FFP 7 Digit, Karena Trik Transfer Edu dan Mikel Arteta yang Cerdas

Baca juga: Bayern vs Madrid dan PSG vs Dortmund di Semifinal, Hasil Liga Champion Tadi Malam: City-Arsenal Out

Adalah karena mereka berhasil meraih kemenangan. Arsenal tidak melakukannya.

Bisa dibayangkan mereka bisa saja tidak terlihat lagi di leg pertama jika Ben White menyia-nyiakan peluangnya untuk menjadikan skor 2-0.

Sebaliknya mereka dipatok kembali beberapa saat kemudian ketika Serge Gnabry menghukum serangan kepala paling kecil dari David Raya dengan menyelesaikan gerakan klinis.

Demikian pula di leg kedua, Gabriel Martinelli seharusnya bisa membawa mereka unggul setelah menemukan dirinya bebas di kotak penalti Bayern.

Sebaliknya Joshua Kimmich memanfaatkan satu-satunya peluang besar Bayern pada malam itu dari titik yang hampir sama di lapangan untuk menentukan hasil imbang.

Inilah perbedaan pangeran dan raja di kancah Eropa.

Namun apakah keras menilai Arsenal berdasarkan standar Bayern? Seperti lagu pra-pertandingan mereka “FC Bayern Champions of the World”.

Yang menyiratkan bahwa Bayern melihat kehadiran mereka di tahap kompetisi elit ini hampir seperti sebuah hak asasi.

Meskipun tidak berwujud, tidak ada yang bisa menggantikan pola pikir seperti itu.

Terlepas dari segala kemegahan mereka di dalam negeri, Arsenal hanya dua kali melewati perempat final Liga Champions dalam sejarah mereka.

Dari empat pertandingan sistem gugur mereka di kompetisi musim ini, hal ini telah terlihat.

The Gunners gagal menghasilkan satu pun performa yang mendekati tingkat kepercayaan diri tertinggi yang menjadi ciri penampilan mereka di Premier League pada tahun 2024.

Inilah keunggulan yang disoroti Tuchel sebelum pertandingan , dan sesuatu yang menurut Arteta masih kurang dari timnya.

Kami belum memainkan kompetisi ini selama tujuh tahun dan kami belum berada di tahap ini selama 14 tahun,” ujarnya usai pertandingan

Ada alasannya. Kami ingin melakukan segalanya dengan cepat dan super cepat dalam satu musim.

“Saya pikir kami punya kapasitas dan kualitas untuk mencapai semifinal karena marginnya sangat kecil," katanya, dikutip dari Football London, Kamis (18/4/2024).

Margin tersebut berasal dari hal lain yang mungkin belum kita miliki. Kita harus mempelajarinya.

Jika Anda melihat secara historis, klub lain membutuhkan tujuh, delapan, atau 10 tahun untuk melakukannya.

Pembalap Spanyol itu benar. Arsenal tentu punya kualitas untuk mencapai babak akhir Liga Champions.

Borussia Dortmund telah mencapai empat besar kompetisi musim ini dan hanya sedikit yang berpendapat bahwa tim yang mendekam di peringkat kelima Bundesliga adalah tim yang lebih baik daripada The Gunners.

Namun yang kurang dari mereka adalah rasa percaya diri yang muncul karena telah berada di sekitar blok tersebut.

Hal ini berlaku bagi manajer dan juga para pemain. Ada argumen kuat bahwa kegagalan Arteta dalam merotasi skuadnya secara lebih efektif sepanjang musim.

Adalah alasan timnya tampil tanpa energi di babak kedua dalam pertandingan krusial berturut-turut.

Para pemain The Gunners terlihat lelah, tetapi dengan skuad yang tersedia kurang lebih fit, tidak ada alasan untuk melakukan hal tersebut.

Mungkin kehadiran yang lebih klinis di lini depan juga akan memberikan The Gunners ketegasan yang tidak mereka miliki di momen-momen krusial.

Hal ini tentu saja merupakan sesuatu yang ingin mereka atasi pada musim panas .

Meski frustrasi saat ini, perlu diingat bahwa hanya ada sedikit dinasti olahraga yang didirikan tanpa nyaris gagal.

Manchester City membutuhkan tiga musim untuk memenangkan Liga Premier setelah pengambilalihan Abu Dhabi.

Jurgen Klopp membutuhkan empat gelar untuk memenangkan Liga Champions bersama Liverpool.

Dalam pertandingan Premier League baru-baru ini melawan Manchester City dan dua pertandingan melawan Bayern.

The Gunners telah membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dengan tim kelas berat Eropa.

Namun dalam hal memberikan pukulan KO, mereka masih kurang.

Namun dengan kemajuan yang dicapai Arteta di London utara, tidak ada keraguan bahwa mereka akan mencapai level tersebut lagi musim depan.

Ketika mereka melakukannya, mereka akan menjadi satu tahun lebih tua dan satu tahun lebih bijaksana.

Hal inilah yang pada akhirnya dapat mengubah momen-momen penting dalam kampanye menjadi menguntungkan mereka.

(Banjarmasinpost.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved