Berita Nasional
Toko Roti di Bogor Ini Sudah Berdiri Selama 104 Tahun, Terungkap Ternyata Ini Kunci Suksesnya
Terungkap ternyata ini kunci sukses toko roti Tan Ek Tjoan Bakery yang berlokasi di Sukasari Bogor hingga berusia 1 abad lebih
BANJARMASINPOST.CO.ID,BOGOR- Tak hanya dikenal sebagai Kota Hujan, Bogor punya toko roti legendaris yang berdiri sejak 1920. Tan Ek Tjoan Bakery yang berlokasi di Sukasari masih eksis sampai hari ini.
Meskipun telah lintas generasi dan kini dipegang oleh generasi ketiga, yaitu Lydia C Elia (68) bersama dengan suaminya Hadi D Setiawan (70), roti Tan Ek Tjoan masih dicari banyak orang khususnya masyarakat Bogor.
Menjaga mutu dan mengikuti perkembangan teknologi adalah salah satu kunci Tan Ek Tjoan untuk terus berinovasi di industri ini. Salah satu alasan mengapa Tan Ek Tjoan memiliki pelanggan setia adalah, karena kualitas roti yang mereka buat konsisten.
Sejak generasi pendiri pertama pada 1920, kemudian dilanjutkan oleh generasi kedua pada 1959 dan generasi ketiga pada 1980, cita rasa roti Tan Ek Tjoan tidak berubah. Resep turun temurun juga terus dipakai, meskipun berpindah tangan kepengurusan ke generasi berikutnya. Kini Tan Ek Tjoan telah banyak memiliki varian baru, tetapi mutu roti tetap sama, karena semua produknya dibuat secara handmade, mulai dari roti, kue basah, hingga es krim.
“Dari kecil saya sudah terbiasa membantu urus toko roti. Jadi diajarkan juga resep turun-temurun yang tidak berubah sampai hari ini. Nilai yang kami pegang adalah jaga kualitas dan mutu dari roti Tan Ek Tjoan, serta layani konsumen dengan baik,” ungkap Lydia, Rabu (17/4).
Untuk mempertahankan mutu, bisnis roti akan sangat bergantung dengan bahan baku. Tak bisa dipungkiri, harga dan supply bahan baku tidak konsisten setiap waktu. Terkadang harga bahan baku bisa naik, tetapi sebagai toko roti tidak bisa sembarangan menaikkan harga. Menyikapi hal ini, Tan Ek Tjoan tetap berupaya menjaga kepuasan pelanggan. Jika dalam kondisi seperti ini, Tan Ek Tjoan lebih memilih mengurangi jumlah produksi dibandingkan harus mengurangi takaran atau memperkecil ukuran roti.
Baca juga: Bandara Syamsudin Noor Tak Lagi Masuk Daftar Bandara Internasional, Kadishub Kalsel Buka Suara
Baca juga: Sejumlah Caleg Gagal Ikut Pilkada Kalsel, Syaifullah Tamliha Mengaku Dapat Dukungan
Kendati saat ini banyak sekali toko roti yang muncul, Tan Ek Tjoan tetap fokus pada tokonya. Jika kebanyakan bisnis Food and Beverage (FnB) tergesa-gesa mengikuti tren kuliner yang perputarannya cepat, Tan Ek Tjoan justru tidak terlalu mengikuti tren musiman tersebut. Misalnya, belakangan ini banyak tren kue-kue Korea yang sedang berkembang, bahkan di mana-mana bisa ditemukan penjualnya. Tan Ek Tjoan tidak serta-merta langsung ikut menjual tren kue-kue Korea tersebut.
Selain itu, Tan Ek Tjoan sudah memiliki produk best seller. Salah satunya roti gambang. Hingga hari ini, roti gambang yang terbilang jadul ini masih menjadi favorit banyak orang.
“Mungkin ini salah satu alasan Tan Ek Tjoan mampu bertahan sampai saat ini, karena kami punya ciri khas dan orang-orang yang sudah suka dengan roti kami, akan kembali lagi menjadi loyal customer,” tambahnya.
Saat Tan Ek Tjoan masih dijalankan oleh generasi pertama, tentu pada masa itu peralatan memasak masih serba tradisional dan manual. Lydia bercerita, saat itu Tan Ek Tjoan masih memasak roti dengan menggunakan oven bata tradisional yang menggunakan kayu bakar.
Mengikuti perkembangan zaman, kini Tan Ek Tjoan menggunakan alat-alat masak yang lebih modern. Selain itu, kehadiran teknologi mempermudah Lydia dalam mengelola bisnis Tan Ek Tjoan. “Kalau dulu mencatat data masih manual di kertas, kini kami menggunakan komputer jadi lebih digitalisasi,” ungkal Lydia.
Sebelumnya, saat memasuki generasi kedua yaitu sekitar 1959, Tan Ek Tjoan mulai memproduksi es krim. Karena baru ada kemunculan mesin es krim di Indonesia pada tahun tersebut.
Dari segi kemasan, Tan Ek Tjoan juga membuat inovasi roti gambang ukuran bites yang disimpan di dalam toples. Hal ini untuk memudahkan para pelanggan yang ingin membawa roti gambang ke luar negeri sebagai oleh-oleh. Dengan membuat inovasi ukuran baru untuk produknya dan menyediakan kemasan toples, membuktikan bahwa Tan Ek Tjoan mengikuti flow bisnis ini sesuai dengan kebutuhan para pelanggan. Dapat disimpulkan, meskipun sudah lintas zaman, cara Tan Ek Tjoan tetap bertahan adalah dengan terus berinovasi bersama kemunculan teknologi yang ada, sesuai dengan perkembangan di masa tersebut. (kompas)
| Jadi Korban Tabrak Lari, Sepasang Kekasih di Palembang Tewas |
|
|---|
| Kandang Terbakar, Puluhan Domba Milik Peternak di Sumedang Mati Terpanggang |
|
|---|
| Ini Alasan Kuat Kementrian Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Jadi Rp 88,4 Juta |
|
|---|
| Kebakaran di Tanjung Morowa, Seorang Mahasiswi Kedokteran Tewas Terpanggang |
|
|---|
| Tewas Di Jalur Rel Kereta Api, Seorang Perempuan Di Garum Blitar Diduga Sengaja Menabrakan Diri |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.