Berita HSS

Pisang Manurun Ini Berbuah Ratusan Biji dalam Setandan, Dibeli dari Petani HST

Lihat penampakan pisang manurun atau pisang kapol yang ada di Hulu Sungai termasuk HSS, buahnay capai ratusan biji dalam setandan

Penulis: Hanani | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/Hanani  
Pemasok pisang manurun atau pisang kapok dari Barabai, Hulu Sungai Tengah, memasarkan buah pisangnya ke toko-toko pisang di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Rabu (8/4/2024) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN- Salah satu jenis buah pisang yang banyak terdapat di pasaran, khususnya di Hulu Sungai adalah pisang manurun atau pisang kapok.

Pisang jenis ini, lebih sering diolah dengan cara di goreng, direbus hingga dibikin setup, kolak  juga keripik. Harganya pun kini terbilang menjadi jenis pisang paling mahal.

Pisang jenis ini, lebih sering diolah dengan cara di goreng, direbus hingga dibikin setup, kolak  juga keripik. Harganya pun kini terbilang menjadi jenis pisang paling mahal.

Satu bijinya, Rp 1000 sampai Rp 1500. Di Pasar Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat beberapa toko yang khusus menjual aneka pisang. Letaknya di Jalan Soetoyo, arah jalan menuju masjid Agung Takwa.

Setiap hari pedagang pisang di kawasan itu mendapat pasokan berbagai jenis pisang, seperti mahuli, ambon, awa, pisang susu, pisang raja, Palembang dan pisang selendang.

Tak hanya dipasok dari wilayah HSS, pisang juga dipasok oleh petani dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Rabu (8/5/2024), salah satu pemasok pisang membawa pisang manurun dengan tandan jumbo. Menurut pemasok pisang tersebut, dia membeli puluhan tandan jenis kapok itu dari petani di Desa Banua Kapayang, Kecamatan Labuanamas Selatan, HST.

Terlihat satu tandan pisang, tingginya mencapai satu meter, dengan jumlah buah ratusan biji, lebih dari 10 sisir tersebut. Pemiliknya Saiful menyebut, satu tandan, diperkirakan 250-an biji. Diapun menjual ke pemilik toko pisang tersebut Rp 150.00 per tandan. “Saya sudah sering menjual pisang manurun dengan tandan berisi ratusan biji pisang ini,”ungkapnya.

Baca juga: Dukung Indonesia Emas, Pemkab HSS, Susun RPJPD  2025-2045 Melalui Musrenbang  

Baca juga: Sosok Wanita Berdaster Naik Mobil Lamborgini di Kandangan Kalsel, Juga Punya Rolls Royce

Dijelaskan, saat ini pisang manurun bernilai tinggi, karena banyak dibutuhkan pedagang kue atau pemilik usaha warung. Selain itu, pisang manurun bisa diolah menjadi berbagai macam camilan, seperti keripik, sale. “Ini beda dengan jenis pisang ambon, mahuli, yang hanya enak dimakan langsung, tanpa diolah. Daya tahannya dari pembusukan setelah matang juga lebih cepat ketimbang manurun yang tahan disimpan lebih lama.

Saiful mengaku, setiap hari dia keliling desa-desa di HST yang banyak terdapat kebun pisang, untuk dibeli, kemudian dijual kembali dengan satuan tandan ke Pasar Kandangan. Diakui usaha jula beli pisang, tak  ada ‘matinya’ karena buah ini digemari semua kalangan.

(banjarmasinpost.co.id/Hanani)
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved